Jaksa Agung M. Prasetyo usai melakukan ziarah di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan pada Ahad, 21 Juli 2019. TEMPO/Andita Rahma
TEMPO.CO, Jakarta-Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mempertanyakan mengapa latar belakang jaksa agung dari partai politik kini menjadi polemik. Prasetyo mengatakan, ada pula jaksa agung selain dirinya yang juga berasal dari partai politik.
Hal ini disampaikan Prasetyo sekaligus menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo yang ingin jaksa agung berikutnya tak berasal dari partai politik. "Ini kembali perlu dipertanyakan, kenapa baru sekarang dipersoalkan. Semua jaksa agung yang ada selama ini tentunya, bahkan anggota parpol. Saya sendiri bahkan sudah dinonaktifkan dari parpol," kata Prasetyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2019.
Prasetyo sebelumnya merupakan politikus dari Partai NasDem. Prasetyo menegaskan, dirinya telah diberhentikan dari partai besutan Surya Paloh itu begitu ditunjuk menjadi jaksa agung oleh Jokowi pada 2014 lalu.
Selain Prasetyo, jaksa agung yang berlatar belakang partai politik adalah Marzuki Darusman (1999-2001), yakni dari Golkar. "Saya memang pernah berada di parpol, tapi ketika ditugaskan sebagai jaksa agung ini, parpol itu melepaskan saya," ucap Prasetyo.
Prasetyo juga menampik anggapan bahwa Kejaksaan Agung tak independen saat dipimpin oleh kader partai politik.dia mengklaim, kejaksaan di bawah kepemimpinannya bahkan pernah memenjarakan politikus NasDem. "Selama ini terganggu enggak independesinya? Tidak akan terganggu," ucapnya.
Jokowi sebelumnya menegaskan bahwa jaksa agung berikutnya bukan dari partai politik. Dia mengatakan secara historis jaksa agung bisa berasal dari internal kejaksaan maupun luar kejaksaan. Namun Jokowi belum merinci latar belakang orang yang bakal didapuknya memimpin Korps Adhyaksa.