TEMPO Interaktif, Jakarta:Surastri Karma Trimurti, 96 tahun, istri pengetik naskah Proklamasi Sayuti Melik, meninggal di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatoto Subroto Jakarta sekitar pukul 18.30 WIB Selasa (20/5). Menurut seorang menantunya, Reasy, SK Trimurti sakit sejak lama. Sebelum meninggal, SK Trimurti beberapa kali muntah darah. Istri dari Heru Baskoro (anak SK Trimurti) ini mengatakan jenazah almarhumah SK Trimurti akan disemayamkan di Gedung Pola. "Besok (Rabu 21/5) akan dikebumikan di Taman Makanmm Pahlawan Kalibata usai shalat dzuhur," katanya. Trimurti beberapa kali masuk rumah sakit dalam beberapa bulan terakhir. Ia masuk RSPAD antara Februari hingga Maret 2008. SK Trimurti lahir di Boyolali, 11 Mei 1912. Pernah belajar di Universitas Indonesia, ia pernah melakukan penelitian di University Of California tahun 1982. Pernah mengajar di sekolah putri di Solo dan Banyumas, serta sekolah dasar di Bandung, semasa muda Trimurti sudah aktif menjadi pejuang kemerdekaan di Partindo tahun 1933. Dia aktif juga di Gerindo (1935-1936), Pengurus di PB Marhaeni (1936-1939), pengurus besar Gabungan Serikat Kerja Partikelir Indonesia (1941), anggota Putera (1943), anggota Jawa Hokokai Honshu dan anggota Komite nasional Indonesia Pusat (1945), Pengurus Partai Buruh Indonesia (1946-1948). Ia menjadi Menteri Perburuhan (1947-1948), anggota Dewan nasional RI dan Dewan Perencanaan Nasional. Dia juga pernah ke Yugoslavia mempelajari manajemen kerja dan perbandingan sistem ekonomi negara sosialis. SK Trimurti pernah dihukum Belanda karena tulisannya ketika aktif dalam pergerakan dan aktif memperjuangkan hak perempuan. Saat menjabat menteri perburuhan dia mengeluarkan kebijakan semacam cuti haid bagi buruh pemetik teh. Istri Sayuti Melik merupakan pendiri Gerakan Wanita Sedar. Pada masa senjanya beliau ikut aktif dalam Petisi 50. DIAN YULIASTUTI