Amnesty International: TNI Belum Perlu Ikut Menangani Terorisme

Reporter

Fikri Arigi

Selasa, 30 Juli 2019 17:00 WIB

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (tengah) memasangkan baret Komandan Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI Brigjen TNI Rochadi (kanan) saat pasukan tersebut diresmikan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa, 30 Juli 2019. Pembentukan Koopssus TNI yang berasal dari pasukan elite tiga matra TNI tersebut bertujuan untuk nenghadapi spektrum ancaman yang semakin kompleks. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta-Juru bicara Amnesty International Indonesia Haeril Halim meminta pemerintah segera mematangkan hasil kajian empirik tentang metode terorisme di Indonesia. Menurutnya, bila tindakan teror belum mengancam kedaulatan negara, maka militer belum perlu turut menangani.

“Pemerintah harus benar-benar mematangkan hasil kajian empirik mereka tentang kecenderungan metode terorisme di Indonesia,” kata Haeril saat dihubungi, Selasa, 30 Juli 2019.

Pernyataan Haeril menanggapi diresmikannya Komando Operasi Khusus (Koopssus) oleh Panglina TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Jakarta Selasa siang tadi. Satua tiga matra ini, kata Hadi, bertugas mengatasi tindakan terorisme sekaligus menangkal aksi teror baik dalam maupun luar negeri.

Hadi mendasarkan tugas Koopssus pada Undang-undang nomor 5 Tahun 2018 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Undang-undang tersebut, kata Hadi, mengatur tugas TNI dalam mengatasi aksi terorisme merupakan bagian dari operasi militer selain perang.

“Undang-undang Nomor 5 Tahun 2018 yang juga mengatur pelibatan TNI dalam penanggulangan terorisme,” ujar Hadi di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa pagi 30 Juli 2019.

Berkaca dari Suriah, Afganistan, Libya, Irak, dan Filipina, Haeril Halim berujar pelibatan militer dalam penanggulangan teror di negara-negara tersebut baru dilakukan saat aksi teror itu sudah berbentuk penguasaan teritorial sebuah negara. “(Aksi teror di negara-negara itu) jelas mengancam sebagian wilayah negara setempat,” ucapnya.

Adapun Direktur Community of Ideological Islam Analyst (CIIA) Harist Abu Ulya menilai sudah banyak proyek-proyek kontra-terorisme di Indonesia. Misalnya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Densus 88. Seperti Koopssus, kedua lembaga ini juga memfokuskan pada tugas intelijen ketimbang penindakan.

Proyek kontra terorisme juga selama ini sudah lekat dengan polisi. Ia khawatir timbul potensi tumpang tindih kepentingan jika tidak ada koordinasi yang solid. “Teroris jenis apa yang harus ditangani Polri dan teroris jenis apa yang harus di tangani unsur TNI dengan organisasi barunya plus kewenangan khususnya. Ini harus clear,” kata dia.

Namun Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo memastikan tugas dan fungsi Detasemen Khusus 88 Antiteror tidak akan tumpang tindih dengan Koopssus.

Dedi berujar Densus 88 tetap fokus terhadap penegakan hukum. Sedangkan untuk penindakan, Polri-TNI akan bekerja sama. "Kaitannya dengan implementasi koordinasi dan sinergitas di lapangan itu dalam rangka untuk satu mungkin untuk preventif strike atau lakukan strike," ucap dia.

Baca juga: 74 Tahun Merdeka: Peran TNI di Era Presiden Jokowi Kebablasan?

Advertising
Advertising

Berita terkait

Amnesty International Ungkap Polri Impor Belasan Alat Sadap, CEO Polus Tech Swiss Buka Suara

1 hari lalu

Amnesty International Ungkap Polri Impor Belasan Alat Sadap, CEO Polus Tech Swiss Buka Suara

Dokumen Amnesty International Security Lab mencatat kantor Staf Logistik Polri memsan 19 alat sadap. CEO Polus Tech Swiss bicara soal produk mereka.

Baca Selengkapnya

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

2 hari lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

3 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

3 hari lalu

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

Empat perusahaan Israel diduga memasok spyware dan surveillance ke Indonesia sepanjang 2017-2023. Polri jadi salah satu sasaran target pengguna.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

3 hari lalu

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

3 hari lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

4 hari lalu

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

Indonesia dikabarkan tengah mengimpor Indonesia tengah mengimpor sejumlah produk spyware dan pengawasan yang sangat invasif dari Israel.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

4 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

5 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

5 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya