PBNU Serahkan Urusan Bagi-bagi Jatah Menteri ke Jokowi

Senin, 1 Juli 2019 12:21 WIB

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj memberikan minuman kepada calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin dalam acara silaturahmi di gedung PBNU, Jakarta, Senin, 22 April 2019. Silaturahmi tersebut diisi dengan penyampaian gagasan kebangsaan PBNU. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Fasihal Zaini menyerahkan urusan pemilihan menteri sepenuhnya kepada Presiden terpilih, Joko Widodo atau Jokowi.

Baca: Demokrat akan Tentukan Sikap di Pemerintah Jokowi Setelah 10 Juli

Helmy membantah PBNU meminta jatah menteri, karena telah membantu memenangkan Jokowi. "Kami enggak ada permintaan itu. Tapi kalau ada tuntutan dari kalangan di Jawa Timur, ya kita memahami itu sebagai dinamika biasa," kata Helmy saat dihubungi Tempo, Senin, 1 Juli 2019.

Ucapan Helmy merujuk pada pernyataan Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, K.H. Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali), yang meminta tambahan jatah menteri untuk kader NU di kabinet Jokowi - Ma'ruf selanjutnya. Sebab, tidak ada dukungan politik yang gratis.

Helmy memahami pandangan Gus Ali yang merasa bahwa kontribusi tokoh dan warga NU menjadi salah satu faktor kemenangan Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019. Bahkan tak hanya di Jawa Timur, secara nasional, Helmy menilai peran NU dalam meningkatkan suara pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin memang cukup signifikan.

Advertising
Advertising

"Secara menyeluruh basis-basis dukungan Pak Jokowi saya kira secars nasional banyak ditentukan oleh NU," kata Helmy.

Helmy mengatakan sosok Ma'ruf Amin menjadi faktor utama para santri NU mendukung Jokowi. Sosok Ma'ruf yang sempat menjadi Rais Aam, jabatan tertinggi di NU selain Ketua Umum, membuat para santri patuh.

Apalagi di kalangan NU, Helmy mengatakan, seseorang yang memiliki sanad atau ilmu dari guru2 yang baik, dan nasad atau garis keturunan yang baik, akan dihormati di NU. "Kiyai Ma'ruf punya keduanya, sanad ilmunya baik dan nasadnya juga baik," kata Helmy.

Selain pernah menjabat Rais Aam, kata Helmy, Ma'ruf juga dikenal sebagai sosok yang alim, pemimpin di masyarakat yang cukup baik, pengasuh Pondok pesantren, juga merangkap Ketua Umum di Majelis Ulama Indonesia.

"Saya kira karena para santeri itu tidak diinastruksi kan untuk milih pun, karena ada sosok Kiyai Ma'ruf di situ, maka ada keterpanggilan. Namanya santeri milih kiyainya lah," kata Helmy.

Baca: Airlangga Hartarto dan DPD I Golkar Akan Temui Jokowi Hari Ini

Atas dasar itu, Helmy menilai wajar ada sejumlah kalangan NU yang ingin meminta tambahan jatah menteri. Namun ia menegaskan ini bukan sikap PBNU secara umum. "Kami hormati pendapat itu. Tapi kalau PBNU sendiri, kami serahkan semuanya pada presiden. Terserah Pak Jokowi," kata Helmy.

Berita terkait

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

28 menit lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

46 menit lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

2 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

6 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

7 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

9 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

10 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

10 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

11 jam lalu

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

Prabowo Subianto berkeinginan membuat klub kepresidenan atau presidential club

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

11 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya