Beberapa Kriteria Jokowi untuk Jatah Menteri Kabinet Baru
Reporter
M Rosseno Aji
Editor
Endri Kurniawati
Rabu, 19 Juni 2019 09:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden Joko Widodo dua kali menyinggung jatah menteri ketika menghadiri acara. Berpeluang besar kembali menduduki jabatan presiden, Jokowi mulai ancang-ancang membentuk kabinet baru.
Jokowi mengumumkan kriteria menteri yang diinginkan dalam kabinet mendatang di hadapan para petinggi partai politik pendukung Jokowi - Ma’ruf Amin, di antaranya di Restoran Plataran, Menteng, Jakarta Pusat, 18 April 2019.
Baca juga: Profil 5 Kandidat Menteri yang Diajukan Dewan ...
Soal jatah menteri, berikut adalah kriteria anggota kabinet baru Jokowi:
-- Muda
Jokowi menyatakan ingin memiliki menteri milenial, yang berusia muda jika merombak kabinet. Keinginan itu disampaikan di hadapan para petinggi partai politik pendukung Jokowi - Ma’ruf Amin, di Restoran Plataran, Menteng, Jakarta Pusat, 18 April 2019.
"Usianya 20-40 tahun dan pintar,” kata Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Indonesia Ahmad Rofiq menceritakan pernyataan Jokowi seperti dikutip Majalah Tempo edisi 13-19 Mei 2019.
-- Berkarakter kuat
Jokowi memberi sinyal akan memilih pembantu yang bisa memimpin dengan karakter kuat dan memiliki keberanian dalam mengeksekusi setiap keputusan yang sulit.
<!--more-->
-- Pengusaha
Kalangan pengusaha termasuk yang diminati Presiden Jokowi. Yang sudah pernah “dicolek” dengan kriteria ini adalah Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia yang dianggap cocok untuk menjadi menteri. "Saya lihat-lihat adinda Bahlil cocok jadi menteri. Dilihat dari samping, dilihat dari atas sampai bawah, cocok jadi menteri pintar membawa suasana," kata Jokowi saat berpidato di acara Silaturahim Nasional dan Buka Puasa Bersama HIPMI di Ritz-Carlton, Kuningan, Jakarta, Ahad 26 Mei 2019 disambut sorakan dan tepuk tangan hadirin.
Baca juga: Soal Menteri, Pengamat: Jokowi Tak Mungkin ...
Seusai sambutan, Jokowi mengatakan Bahlil memiliki kapabilitas manajerial dan kemampuan eksekusi yang baik. "Jadi kalau nanti beliau terpilih, ya, gak usah kaget."
-- Aktivis 1998
Presiden Joko Widodo menyinggung jatah menteri untuk aktivis 1998 saat memberi sambutan dalam acara Halal bi Halal dengan dengan sejumlah aktivis reformasi di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Ahad, 16 Juni 2019.
Menurut Jokowi, setelah 1998 banyak aktivis bisa menjabat kepala daerah atau anggota parlemen. "Saya lihat di menteri belum," ujar Jokowi.
Mendengar itu, peserta acara meneriakkan nama politikus PDIP Adian Napitupulu yang berada satu panggung dengan Jokowi. Adian pada kesempatan terpisah mengaku enggan menerima tawaran itu karena kesehatan. "Saya enggak kuat jadi menteri kalau presidennya Jokowi. Capeknya ampun, Bos," ujar Adian Napitupulu saat seusai acara halal bihalal.