SBY Bersalaman dengan Megawati, Demokrat: Pertanda Baik
Reporter
Dewi Nurita
Editor
Syailendra Persada
Senin, 3 Juni 2019 08:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrat mengaku sangat senang dengan momen hangat ketika Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri bersalaman dengan Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Peristiwa ini terjadi usai setelah pemakaman Kritiani Herrawati atau Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata pada Ahad, 2 Juni 2019.
Baca: Saat SBY Menangis Terisak-isak Seusai Pemakaman Ani Yudhoyono
"Kami harap itu pertanda baik ke depan," kata Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean saat dihubungi Tempo pada
Ahad malam, 2 Juni 2019. Ferdinand enggan mengaitkan momen tersebut dengan urusan politik.
Ferdinand hanya berharap, kehadiran Megawati yang bersalaman serta ngobrol sesaat dengan SBY, bisa menunjukkan kepada bangsa ini bahwa kerukunan dan silaturahmi akan menghasilkan kebaikan bagi bangsa.
Ani Yudhoyono menghembuskan napas terakhir di National University Hospital pukul 11.50 waktu Singapura pada Sabtu, 1 Juni 2019. Dia berpulang di usia 67 tahun. Ani dirawat di National University Hospital Singapura sejak Februari lalu setelah divonis dokter mengidap kanker darah. Ani dimakamkan di blok M129 TMP Kalibata.
Sepanjang prosesi pemakaman, Megawati duduk sebaris dengan SBY dalam upacara pemakaman tersebut. Jarak keduanya hanya dipisahkan Ibu Negara Iriana Jokowi yang duduk persis di sebelah kiri SBY, sementara Megawati duduk di sebelah Iriana.
Seusai prosesi, keduanya bersalaman. Megawati tampak melempar senyum kepada SBY yang wajahnya sembab karena bersedih. "Terimakasih, bu," ujar SBY, suara terdengar samar-samar di tengah desakan para pelayat yang mengantre ingin bersalaman mengucapkan turut berdukacita.
Kehadiran Megawati di pemakaman Ani terasa istimewa. Ini terkait hubungan Megawati dan SBY yang selama ini diketahui kurang baik. Pada akhir Juli 2018, SBY blak-blakan soal hubungannya dengan Megawati yang masih juga belum pulih. "Saya harus jujur, hubungan saya dengan Ibu Megawati belum pulih. Masih ada jarak," kata SBY di kediamannya, bilangan Mega Kuningan, Jakarta pada Rabu malam, 26 Juli 2018.
SBY mengaku berusaha memulihkan hubungannya yang retak dengan Megawati sejak 2004. Ia mengaku berulang kali mencoba menjalin komunikasi kembali dengan mantan bosnya itu setelah pemilihan presiden 2004.
Baca: Ani Yudhoyono Pendamping dan Cahaya Hidup Bagi SBY
Kisah itu juga pernah disampaikan Presiden SBY lewat bukunya, Selalu Ada Pilihan yang diluncurkan Jumat, 17 Januari 2014. SBY menduga, barangkali persaingan mereka dalam dua kali pemilihan presiden begitu membekas dalam hati dan pikiran Mega.