Panitia Seleksi Buka Pendaftaran Calon Anggota Komnas Perempuan

Reporter

Antara

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 28 Mei 2019 20:58 WIB

Usman Hamid, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, saat di acara bedah visi-misi capres - cawapres dalam bidang Hak Asasi Manusia di gedung Komnas HAM, Jakarta, Rabu, 20 Februari 2019. Tempo/Ryan Dwiky Anggriawan

TEMPO.CO, Jakarta - Panitia Seleksi (Pansel) telah resmi membuka pendaftaran calon anggota Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan atau Komnas Perempuan periode 2020-2024.

Baca juga: Komnas Perempuan Dorong RUU PKS Segera Disahkan

Pansel, yang terdiri atas Usman Hamid (Ketua), Mamik Sri Supatmi (Sekretaris), Ahmad Junaidi (Hubungan Masyarakat), Miryam S.V. Nainggolan (Anggota), dan Kamala Chandrakirana (Anggota), mengajak warga negara Indonesia terbaik yang aktif memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM) untuk mendaftarkan diri.

"Pendaftaran ini adalah momentum yang tepat bagi mereka yang berjuang menegakkan HAM Perempuan untuk berbuat sesuatu dalam menghapuskan kekerasan terhadap perempuan," ujar Ketua Pansel Usman Hamid dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 28 Mei 2019.

Usman Hamid mengatakan angka kekerasan terhadap perempuan di Indonesia, termasuk kekerasan seksual, meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini. Perlu aksi nyata dari orang-orang berintegritas di bidang HAM untuk bergabung dengan Komnas Perempuan melawan kekerasan berbasis gender.

Advertising
Advertising

Direktur Amnesty lnternational Indonesia itu, mengatakan bahwa calon anggota Komnas Perempuan harus memiliki pengetahuan, komitmen dan konsistensi terhadap upaya pemajuan HAM perempuan. Termasuk penghapusan kekerasan dan diskriminasi berbasis gender di ruang publik dan privat, sesuai hukum nasional maupun internasional.

"Juga tidak memiliki rekam jejak sebagai pelaku kekerasan, poligami, korupsi atau perusakan lingkungan," kata dia.

Selain pengalaman di bidang HAM Perempuan, calon anggota Komnas Perempuan juga wajib memiliki penghormatan pada keberagaman maupun perbedaan kondisi psikis dan fisik, agama dan keyakinan, ras, etnis, orientasi seksual, status sosial dan keberpihakan terhadap korban.

Usman mengatakan upaya melawan kekerasan dan diskriminasi gender ke depannya akan sangat menantang di tengah kondisi sosial politik yang tidak pro HAM beberapa tahun terakhir ini.

Oleh karena itu dibutuhkan sosok berintegritas dan berpemahaman kuat mengenai permasalahan sosial politik di lndonesia. "Syarat ini berguna untuk merumuskan kebijakan-kebijakan yang bisa menghapuskan segala bentuk diskriminasi dan kekerasan berbasis gender baik di ruang publik maupun privat," kata Usman.

Sementara itu, Sekretaris Pansel Mamik Sri Supatmi menambahkan, calon anggota Komnas Perempuan bukan merupakan pengurus ataupun anggota partai politik.

"Syarat ini penting untuk menjaga independensi Komnas Perempuan,“ kata pengajar Kriminologi di Universitas Indonesia tersebut.

Baca juga: Komnas Perempuan soal RUU PKS: Sesuai Nilai Islam

Mamik menjelaskan bahwa pendaftaran telah dimulai sejak 25 Mei dan akan ditutup 31 Juli 2019.

Bagi warga yang berminat dapat mengirimkan berkas lamaran lengkap ke Sekretariat Pansel Komnas Perempuan dengan alamat Jl. Latuharhari No. 4B, Menteng, Jakarta 10310 atau e-mail panitiaseleksi2019@komnasperempuan.go.id. Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi: Ahmad Junaidi (Humas Pansel): 08128137-239

Berita terkait

Politikus Senior PDIP Tumbu Saraswati Tutup Usia

12 hari lalu

Politikus Senior PDIP Tumbu Saraswati Tutup Usia

Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan aktivis pro demokrasi, Tumbu Saraswati, wafat di ICU RS Fatmawati Jakarta pada Kamis

Baca Selengkapnya

Beredar Video Seorang Suami Diduga Sekap Istri di Kandang Sapi, Komnas Perempuan Bilang Begini

46 hari lalu

Beredar Video Seorang Suami Diduga Sekap Istri di Kandang Sapi, Komnas Perempuan Bilang Begini

Beredar video yang memperlihatkan seorang istri diduga disekap di kandang sapi oleh suaminya di Jember, Jawa Timur. Komnas Perempuan buka suara.

Baca Selengkapnya

Korban Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila Tidak Mendapat Perlindungan dan Komunikasi dari Kampus

59 hari lalu

Korban Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila Tidak Mendapat Perlindungan dan Komunikasi dari Kampus

Amanda Manthovani, pengacara 2 korban kekerasan seksual diduga oleh Rektor Universitas Pancasila nonaktif mengaku tak ada perlindungan dari kampus.

Baca Selengkapnya

Komnas Perempuan Minta Polisi Patuhi UU TPKS Saat Usut Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila

3 Maret 2024

Komnas Perempuan Minta Polisi Patuhi UU TPKS Saat Usut Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila

Komnas Perempuan mendorong polisi mematuhi UU TPKS dalam mengusut perkara dugaan kekerasan seksual oleh Rektor Universitas Pancasila.

Baca Selengkapnya

Dugaan Kekerasan Seksual di Universitas Pancasila , Komnas Perempuan Minta Rektor Tak Laporkan Balik Korban

3 Maret 2024

Dugaan Kekerasan Seksual di Universitas Pancasila , Komnas Perempuan Minta Rektor Tak Laporkan Balik Korban

Komnas Perempuan meminta Rektor Universitas Pancasila tidak melaporkan balik korban dugaan kekerasan seksual.

Baca Selengkapnya

Kasus Pelecehan Seksual Diduga oleh Rektor Universitas Pancasila, Komnas Perempuan Dorong Polisi Gunakan UU TPKS

27 Februari 2024

Kasus Pelecehan Seksual Diduga oleh Rektor Universitas Pancasila, Komnas Perempuan Dorong Polisi Gunakan UU TPKS

"Komnas Perempuan mengapresiasi keberanian perempuan pelapor/korban untuk bersuara."

Baca Selengkapnya

Polisi Mulai Penyelidikan Kasus Dugaan Pelecehan Seksual yang Dilakukan Pimpinan Universitas Pancasila

24 Februari 2024

Polisi Mulai Penyelidikan Kasus Dugaan Pelecehan Seksual yang Dilakukan Pimpinan Universitas Pancasila

Polisi sedang menyelidiki kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Rektor Universitas Pancasila di lingkungan kampus.

Baca Selengkapnya

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

6 Februari 2024

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

Anies Baswedan soroti persoalan isu perempuan saat debat capres soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan, dan upah setara

Baca Selengkapnya

Komnas Perempuan Siap Beri Pendampingan untuk Pacar Leon Dozan

20 November 2023

Komnas Perempuan Siap Beri Pendampingan untuk Pacar Leon Dozan

Komnas Perempuan tak menampik bahwa selama ini banyak korban kekerasan dalam pacaran tidak berani melapor. Sebut ada perbuatan manipulatif.

Baca Selengkapnya

Kasus Leon Dozan Aniaya Pacar, Komnas Perempuan Catat 2098 Kasus Kekerasan dalam Pacaran

20 November 2023

Kasus Leon Dozan Aniaya Pacar, Komnas Perempuan Catat 2098 Kasus Kekerasan dalam Pacaran

Dalam kasus dugaan penganiayaan pacar ini, Leon Dozan sudah ditetapkan tersangka dan langsung ditahan di rutan Polres Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya