KPAI Jelaskan Kronologis Tewasnya Dua Remaja di Kerusuhan 22 Mei

Sabtu, 25 Mei 2019 07:41 WIB

Seorang pedagang minuman keliling bersepeda melewati tameng-tameng polisi penjaga Bawaslu untuk menjajakan dagangannya di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat, 24 Mei 2019. Suasana mencekam saat kerusuhan 21-22 Mei kemarin telah menghilang dan kembali normal. ANTARA/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengunjungi rumah keluarga RF, 16 tahun yang tewas saat kerusuhan 22 Mei di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Mei 2018. Dari kunjungan tersebut, KPAI menggali kronologi kejadian berdasarkan cerita keluarga korban.

Baca: DKI Ungkap Efek Kerusuhan 22 Mei: 58 Orang Masih Dirawat

"Dari keterangan keluarga korban, didapatkan informasi bahwa RF bukan peserta aksi dan pada saat kejadian, sekitar pukul 02.30 bersama teman-temanya seperti biasa, bersiap untuk membangunkan warga sahur di sekitaran musala dekat rumahnya," ujar Jasra kepada Tempo, Sabtu, 25 Mei 2019.

Berdasarkan cerita keluarga, kata Jasra, pada Rabu dini hari, 22 Mei 2019, terdengar keramaian dari jalan raya sekitar rumah. Ini membuat RF bersama teman-temanya mencari tahu kegaduhan yang sedang berlangsung. Namun nahas, begitu akan keluar gang, RF langsung roboh, diduga terkena peluru nyasar di pelipis mata sebelah kiri.

Warga kemudian mengevakuasi RF dan beberapa temannya yang lain ke musala. "Namun karena luka RF dianggap paling parah, kemudian RF dibawa ke Rumah Sakit Angkatan Laut Mintoharjo dan di sana korban menghembuskan nafas terakhir," ungkap Jasra.

Advertising
Advertising

Selain ke kediaman keluarga RF, tim KPAI juga mendatangi kediaman MHR, 15 tahun, yang ikut menjadi korban kerusuhan 22 Mei. Menurut Jasra, dari informasi orang tua, mereka terakhir bertemu MHR sekitar pukul 13.00 yang sempat meminta uang untuk membeli layangan.

Awalnya, kata Jasra, orang tua tidak memiliki kecurigaan apapun, karena MHR sudah biasa bermain seperti itu. Namun firasat buruk sudah dirasakan ayahandanya, yang sejak siang terus-menerus menanyakan keberadaan MHR. Sepulang kerja, ayah MHR berinisiatif mencari putranya ke rumah teman-teman bermainnya, namun dia tidak menemukan berita tentang putra satu-satunya tersebut.

Menurut Jasra, orang tua MHR menyebar informasi hilangnya anaknya itu ke grup Whatsapp. Tidak lama orang tua MHR mendapatkan jawaban untuk mengidentifikasi seorang korban yang sedang sekarat di rumah sakit yang ternyata adalah benar putranya.

Baca: Polisi Gandeng Komnas HAM Investigasi Kerusuhan 22 Mei

"Saat itu korban berada dalam ambulans menuju Rumah Sakit Darmais, namun karena sampai rumah sakit tersebut korban telah menghembuskan nafas terakhir, maka korban langsung di bawa ke RS Bhayangkari," kata Jasra.

Dalam kunjungan ini, KPAI mendapatkan informasi bahwa masih ada beberapa orang tua yang belum bisa menemukan anak-anak mereka.

Berita terkait

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

21 hari lalu

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.

Baca Selengkapnya

Cegah Perang Sarung dengan Mendorong Partisipasi Anak di Kegiatan Ramadan

44 hari lalu

Cegah Perang Sarung dengan Mendorong Partisipasi Anak di Kegiatan Ramadan

KPAI menyarankan partisipasi anak dalam berbagai kegiatan Ramadan demi mencegah terjadinya kekerasan yang melibatkan anak, seperti perang sarung.

Baca Selengkapnya

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

45 hari lalu

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

KPAI mengimbau pelbagai lembaga keagamaan, seperti pesantren, lembaga zakat, dan ormas Islam, membantu mengarahkan kegiatan anak selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

50 hari lalu

KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

Sepanjang awal 2024, KPAI mencatat ada 46 kasus anak mengakhiri hidup akibat kekerasan anak, yang hampir separuhnya terjadi di satuan pendidikan.

Baca Selengkapnya

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

50 hari lalu

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, KPAI Harap Proses Hukum Tetap Berjalan

53 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, KPAI Harap Proses Hukum Tetap Berjalan

Polisi tetapkan ibu kandung bunuh anaknya sendiri di Bekasi sebagai tersangka. KPAI mengambil tindakan cepat.

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

53 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

Kasus ibu bunuh anak di Bekasi menambah catatan anak menjadi korban saat diasuh orang dengan gangguan kejiwaan

Baca Selengkapnya

Reaksi Kemenag, KPAI, dan PPPA soal Kasus Dugaan Penganiayaan Santri di Kediri

1 Maret 2024

Reaksi Kemenag, KPAI, dan PPPA soal Kasus Dugaan Penganiayaan Santri di Kediri

Kasus dugaan penganiayaan santri di sebuah pondok pesantren di Kediri, Jawa Timur, menuai reaksi dari Kemenag, KPAI, dan PPPA. Apa reaksi mereka?

Baca Selengkapnya

KPAI Akan Lakukan Pengawasan ke Kediri untuk Pastikan Pemenuhan Hak Keluarga Korban Santri yang Tewas Dianiaya Temannya

29 Februari 2024

KPAI Akan Lakukan Pengawasan ke Kediri untuk Pastikan Pemenuhan Hak Keluarga Korban Santri yang Tewas Dianiaya Temannya

KPAI akan melakukan pengawasan ke Kediri bersama tim untuk memastikan perlindungan dan pemenuhan hak anak dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

KPAI Tak Bisa Temui Kapolres Tangsel Soal Bullying di Binus, Kompolnas Bakal Koordinasi dengan Irwasda Polda Metro

28 Februari 2024

KPAI Tak Bisa Temui Kapolres Tangsel Soal Bullying di Binus, Kompolnas Bakal Koordinasi dengan Irwasda Polda Metro

KPAI mengeluh dan gerap atas sikap Kapolres Tangsel yang tak bisa ditemui soal penanganan kasus bullying di Binus School Serpong.

Baca Selengkapnya