Polri Duga Demo Ricuh di Bawaslu dan KS Tubun Disetting

Reporter

M Rosseno Aji

Editor

Amirullah

Rabu, 22 Mei 2019 13:38 WIB

Bentrok antara polisi dan massa aksi di Jalan KS Tubun, Jakarta, Rabu 22 Mei 2019. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Polri menduga demo yang berakhir kerusuhan di kawasan Jalan KS Tubun dan Badan Pengawas Pemilu Rabu dini hari, 22 Mei 2019, terorganisir. Kepolisian menduga demo tersebut sudah diatur alias settingan.

Baca juga: Kerusuhan di Petamburan, Polisi Sita Ambulan Partai Berisi Batu

"Dari rangkaian peristiwa dini hari tadi, kami menduga ini bukan massa spontan, bukan peristiwa spontan, tapi sudah disiapkan, settingan," kata Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal M Iqbal di Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta, Rabu, 22 Mei 2019.

Iqbal menjelaskan demo yang berlangsung di depan Bawaslu sejak Selasa siang, 21 Mei 2019 berakhir damai. Massa mau membubarkan diri pada pukul 21.00 selesai salat taraweh. Akan tetapi, sekitar pukul 23.00 massa susulan datang dari Jalan Wahid Hasyim dan Jalan Sabang. Mereka, kata Iqbal, bertindak brutal dengan merusak kawat berduri dan menyerang petugas dengan molotov dan petasan.

Kepolisian, kemudian berupaya membubarkan massa. Massa yang terdorong mundur, kemudian terpecah ke arah Jalan Sabang dan sejumlah gang kecil. Iqbal mengatakan massa tersebut sudah berhasil dibubarkan pada Rabu, 22 Mei 2019 pukul 03.00.

Advertising
Advertising

Baca: Hoaks Disebar Secara Sistematis Agar Pemilu 2019 Didelegitimasi

Akan tetapi, pada saat yang bersamaan, datang sekitar 200 massa dari Jalan KS Tubun. "Massa ini kami duga sudah disiapkan," katanya. Kepolisian dan sejumlah tokoh Front Pembela Islam berupaya membubarkan massa ini. Tokoh FPI ikut membantu membubarkan massa karena Jalan KS Tubun berada di dekat kawasan Petamburan, lokasi markas FPI.

Iqbal melanjutkan ketika dihalau, massa justru menggeruduk asrama Brigade Mobil di kawasan itu. Massa melempari asrama dengan batu, petasan dan molotov. Akibatnya, 11 mobil rusak dan 14 mobil lainnya terbakar.

Baca juga: Rusuh 22 Mei, Polisi: Provokator Kerusuhan Warga Luar Jakarta

Dalam rentetan kejadian dari malam hingga dini hari itu, kepolisian menangkap 69 orang yang diduga provokator aksi ricuh. Iqbal mengatakan mereka berasal dari luar kota, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Banten. Dalam penangkapan itu, kepolisian juga menemukan sebuah mobil ambulance partai yang mengangkut batu dan amplop berisi uang. Kepolisian masih menyelidiki peristiwa ricuh itu.

Berita terkait

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

28 menit lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

6 jam lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

21 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

1 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

1 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

1 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

1 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

1 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

30 Ribu Personel Polri akan Pindah ke IKN secara Bertahap hingga 2040

2 hari lalu

30 Ribu Personel Polri akan Pindah ke IKN secara Bertahap hingga 2040

Polri akan memindakan puluhan ribu anggotanya ke IKN dalam empat tahap hingga 2040

Baca Selengkapnya