Jusuf Kalla Soal Kematian Petugas KPPS, Apa Untungnya Meracun?

Reporter

Antara

Editor

Elik Susanto

Senin, 13 Mei 2019 16:17 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla memasuki ruang masinis kereta Mass Rapid Transportation (MRT) saat meninjau di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Rabu, 20 Februari 2019. Usai menghadiri pelantikan Gubernur Riau Syamsuar dan Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution, Jusuf Kalla meninjau proyek ini. Setwapres RI

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan tuduhan adanya unsur kesengajaan terhadap kematian ratusan anggota KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) berlebihan. Menurut JK, tidak ada motif yang masuk akal untuk memberikan racun kepada anggota KPPS, apalagi bertujuan memberikan suara lebih kepada pasangan calon tertentu.

Baca Juga: Polisi Usut Penyebar Hoaks Petugas KPPS Tewas Diracun

"Tuduhan bahwa itu diracun, itu berlebihan saya kira. Apa keuntungannya meracun? Mau apa? Mau mendapat suara? Bagaimana mungkin? Jadi, tidak begitu saja, segala sesuatu harus kita periksa motifnya," kata Wapres JK kepada wartawan di Kantor Wapres Jakarta, Senin, 13 Mei 2019.

Dugaan yang menyebabkan ratusan anggota KPPS meninggal akibat diracun tersebut menyebabkan adanya dorongan untuk melakukan visum kepada jenazah penyelenggara pemilu tersebut. Capres Prabowo Subianto juga turut menyarankan dilakukan tes visum terhadap jenazah anggota KPPS tersebut.

Wapres JK mengatakan bahwa visum bisa saja dilakukan selama pihak keluarga korban memberikan izin. "Ya, terserah keluarganya, visum 'kan harus ada izin keluarga," katanya.

Sekitar 450 petugas KPPS meninggal setelah hari pencoblosan pada 17 April 2019. Berdasarkan investigasi Kementerian Kesehatan, penyebab kematian paling banyak adalah korban sebelumnya menderita penyakit jantung dan mengalami stroke.

Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan, Ditjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan, Tri Hesty Widyastoeti, mengatakan kematian petugas KKPS paling banyak disebabkan penyakit jantung dan stroke. "Terbanyak karena gagal jantung dan stroke," kata Tri Hesty di kantor Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia di Jakarta, Senin, 13 Mei 2019.

Di tempat terpisah, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjalin kerja sama dengan Asosiasi Pendidikan Kedokteran Indonesia akan meneliti penyebab kematian petugas KPPS itu. "FKUI dan AIPKI bekerja sama melakukan penelitian untuk mencari faktor risiko kematian banyaknya petugas KPPS ini. Apakah disebabkan kelelahan atau faktor lainnya," ujar Dekan FKUI, Ari F. Syam, di Jakarta, Senin, 13 Mei 2019.

Baca Juga: Kematian Petugas KPPS Disimpulkan Akibat Jantung dan Stroke

Menurut Ari, tidak ada kelelahan yang menjadi penyebab langsung kematian. Meski demikian, secara normal jika ada orang bekerja 24 jam memiliki potensi mengalami gangguan kesehatan.

"Artinya bisa terjadi sesuatu, karena normalnya orang bekerja delapan jam. Selain itu, kami juga tidak tahu kondisi petugas KPPS yang meninggal itu, apakah ada penyakit kronis atau tidak," katanya.

Jika ternyata petugas itu memiliki penyakit kronis seperti gangguan jantung, kata Ari, bisa jadi kelelahan menyebabkan serangan jantung. Dengan demikian, kelelahan menjadi pencetus kematian secara tidak langsung.

Penelitian tersebut akan dilakukan di seluruh Tanah Air. Bagi petugas KPPS yang meninggal di rumah sakit maka akan diadakan audit medik. Sementara itu jika mereka meninggal di rumah, akan dilakukan otopsi verbal.

Ari memberi contoh di Jakarta ada 18 petugas yang meninggal, terdiri dari 8 petugas meninggal di rumah sakit dan 10 orang meninggal di rumah. "Penyebabnya ada macam-macam mulai dari serangan jantung, juga ada yang karena serang stroke, gangguan liver dan sebagainya," kata Ari.

Ari berharap dengan adanya penelitian tersebut, dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah dalam penyelenggaraan pemilu pada masa yang akan datang. Ini sebagai upaya mengantisipasi jangan sampai ada korban lagi dari petugas KPPS pada pemilu akan datang.

Berita terkait

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

22 jam lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

11 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

13 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

15 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

15 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

26 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

26 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

26 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

27 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

27 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya