Polri Didesak Ungkap Kasus Peretasan Akun Medsos Tim Sukses

Sabtu, 6 April 2019 14:21 WIB

Ilustrasi Twitter. qz.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar hukum pidana dari Universitas Al Azhar Indonesia, Suparji Ahmad, mendesak polisi mengungkap kasus peretasan yang menyasar media sosial milik tim sukses calon presiden 2019 sebelum pemilihan umum dimulai. Ia beralasan hal ini untuk meminimalisasi konflik pascapemilihan.

Baca: Ferdinand Hutahaean Laporkan Peretasan Akun Twitternya ke Polisi

Jika banyak kasus peretasan yang belum terungkap, kata Suparji, bisa menjadi ganjalan proses pemilihan umum di Indonesia. "Jangan sampai setelah pemilu ada pandangan bahwa pemilu ini ada kecurangan dan seterusnya karena ini belum terselesaikan," katanya dalam diskusi Musim Retas Jelang Pemilu di restoran D'Consulate, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2019.

Menurut Suparji, polisi harus bersinergi dengan pihak-pihak lain yang memiliki data dan kompetensi untuk mengungkap kasus peretasan seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Selain itu polisi harus bekerjasama dengan Komisi Pemilihan Umum jika korban peretasan adalah peserta pemilu 2019. "Kita tunggu kinerja polisi," ucapnya.

Sementara itu, anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Indra, menilai pihaknya dirugikan dengan peretasan akun media sosial milik sejumlah tim suksesnya. Pasalnya, peretas mengunggah informasi bohong yang bertujuan untuk mengadu domba pihaknya.

Advertising
Advertising

"Kalau upaya peretasan ini dibiarkan, ini sangat mungkin terjadi ke (akun) penyelenggara pemilu," ujarnya.

Baca: Sandiaga Minta Demokrasi Tidak Saling Membajak

Senada dengan Indra, anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin, Usman Kansong, merasa kasus peretasan juga merugikan kubunya. Sebab, jika ada akun pendukung Prabowo yang diretas, maka yang dicurigai pertama kali adalah kubu Jokowi. "Jadi kami dorong untuk diusut tuntas. Kami juga dirugikan karena kami mendapat tuduhan," tuturnya.

Berita terkait

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

3 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

8 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

21 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

22 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Soal UTBK Mati Tanpa Upaya Peretasan, Pengamat Siber: Memalukan

1 hari lalu

Aplikasi Soal UTBK Mati Tanpa Upaya Peretasan, Pengamat Siber: Memalukan

Kejadian pada hari pertama UTBK itu tidak ada indikasi kesengajaan menunda waktu tes untuk mendapatkan bocoran jawaban.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

2 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya