DDII Tegur Yusril Ihza Mahendra Soal Rizieq Shihab
Reporter
M Rosseno Aji
Editor
Rina Widiastuti
Sabtu, 6 April 2019 08:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) mengirim surat teguran ke Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra karena pernyataannya soal Rizieq Shihab dan Ijtima Ulama. Yusril dianggap telah menghina pentolan Front Pembela Islam (FPI) tersebut.
Baca: Fakta Panas Dingin Hubungan Yusril - Rizieq Shihab
"DDII merasa perlu menegur sikap dan pernyataan saudara yang jauh dari akhlakul karimah dan sikap seorang cendekiawan muslim," kata Ketua Umum DDII, Mohammad Siddik dalam keterangan tertulis, Sabtu, 6 April 2019.
DDII, organisasi masyarakat yang dibentuk tokoh Masyumi Mohammad Natsir, merupakan salah satu penggagas pembentukan PBB. Karena itu, Siddik merasa punya hak menegur Yusril. Citra PBB, kata dia, juga merupakan citra DDII.
Siddik merasa keberatan dengan pernyataan Yusril yang menyebut Rizieq Shihab raja bohong. Yusril mengatakan itu karena menganggap Rizieq tidak mau mengakui bahwa dirinya pernah menyebut keislaman Prabowo lemah. Siddik juga keberatan dengan pernyataan Yusril yang dianggap mendelegitimasi Ijtima Ulama. Ijtima Ulama adalah sekumpulan tokoh agama yang sempat menyodorkan nama calon wakil presiden untuk Prabowo Subianto.
Menurut Siddik, sikap dan pernyataan Yusril jauh dari sikap cendikiawan muslim yang mengaku meneladani perjuangan Natsir dan tokoh Masyumi lainnya. "Partai Masyumi menjadi besar karena teladan tokoh-tokohnya yang menunjukkan keserasian antara ucapan dan tindakan," kata dia.
Siddik menuturkan saat pembentukan PBB, DDII berharap Yusril sebagai ketua umum dapat membawa ciri dan karakter para politikus Masyumi. Dia bilang, tokoh Masyumi selalu sepakat dengan ulama dan umat Islam.
Baca: FPI Sebut Yusril Ingin Adu Domba Rizieq Shihab dengan Prabowo
Siddik mengaku juga kecewa saat Yusril memutuskan mendukung capres Joko Widodo. Sebelumnya, saat ditunjuk menjadi pengacara Jokowi-Ma'ruf Amin, DDII juga pernah meminta klarifikasi Yusril terkait keputusannya itu. "Ternyata klarifikasi saudara tidak menjadi kenyataan," kata dia.
atau Jokowi.