Romahurmuziy Keluhkan Tahanan KPK yang Pengap

Reporter

M Rosseno Aji

Editor

Juli Hantoro

Jumat, 22 Maret 2019 15:57 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy mengeluhkan kondisi rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut dia, rutan KPK pengap karena kurang ventilasi. "Paling tidak ventilasi itu ditambah supaya ruangan tidak sangat pengap," kata Romy di Gedung KPK, Jumat, 22 Maret 2019.

Baca juga: Sempat Mengeluh Sakit, KPK akan Periksa Romahurmuziy Hari Ini

Romy resmi mendekam di rutan Kavling 4 KPK, Jakarta Selatan sejak Sabtu, 16 Maret 2019. Rommy mendekam di rutan yang berada di belakang Gedung KPK, Kuningan, Jakarta itu setelah ditetapkan sebagai tersangka jual beli jabatan di Kementerian Agama. KPK menyangka Romy menerima Rp 300 juta untuk mempengaruhi penunjukan Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Timur dan dan Gresik.

Hampir sepekan hidup di tahanan, Romy mengeluhkan ventilasi rutan KPK itu. Dia mengatakan harusnya KPK bisa memperbaiki fasilitas rutan lantaran selama ini serapan anggarannya rendah

Selain itu, Romy khawatir sejumlah tahanan lain tidak nyaman dengan kondisi tersebut. "Kurang memenuhi aspek," kata dia.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Romahurmuziy juga mengeluh tak bisa tidur di rutan KPK. Keluhan itu sampai membuat Rommy batal diperiksa pada Kamis, 21 Maret 2019. Pemeriksaan terhadap dirinya baru dilakukan KPK sehari setelahnya.

Baca juga: Romahurmuziy Seret Nama Khofifah soal Pemilihan Kakanwil Jatim

Juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan KPK telah memerintahkan dokter untuk memeriksa Romy. Hasilnya, anggota DPR itu sehat.

Soal rutan KPK, Febri mengatakan fasilitas itu sudah sesuai dengan standar yang ditentukan. Tentang kenyamanan, kata dia, itu subyektif. "Rutan KPK sudah disesuaikan antara yang boleh dan tidak boleh ada di situ," kata Febri.

Berita terkait

Babak Baru Konflik KPK

3 jam lalu

Babak Baru Konflik KPK

Dewan Pengawas KPK menduga Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melanggar etik karena membantu mutasi kerabatnya di Kementerian Pertanian.

Baca Selengkapnya

KPK Panggil Plh Kadishub Asep Koswara sebagai Saksi Kasus Suap Bandung Smart City

3 jam lalu

KPK Panggil Plh Kadishub Asep Koswara sebagai Saksi Kasus Suap Bandung Smart City

KPK telah menetapkan bekas Wali Kota Bandung Yana Mulyana dan bekas Sekda Bandung Ema Sumarna sebagai tersangka kasus suap proyek Bandung Smart City.

Baca Selengkapnya

Mantan Pimpinan KPK Menilai Nurul Ghufron Layak Diberhentikan, Dianggap Insubordinasi Melawan Dewas KPK

3 jam lalu

Mantan Pimpinan KPK Menilai Nurul Ghufron Layak Diberhentikan, Dianggap Insubordinasi Melawan Dewas KPK

Mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto menganggap Nurul Ghufron tak penuhi syarat lagi sebagai pimpinan KPK. Insubordinasi melawan Dewas KPK.

Baca Selengkapnya

Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor di PN Jaksel Ditunda, KPK Tak Hadiri Sidang

5 jam lalu

Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor di PN Jaksel Ditunda, KPK Tak Hadiri Sidang

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor mengajukan praperadilan ke PN Jakarta selatan. Dua kali mangkir dari pemeriksaan KPK.

Baca Selengkapnya

Dua Kali Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Gus Muhdlor Jalani Sidang Praperadilan di PN Jaksel Hari Ini

7 jam lalu

Dua Kali Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Gus Muhdlor Jalani Sidang Praperadilan di PN Jaksel Hari Ini

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menggelar sidang perdana praperadilan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

12 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan jemput paksa terhadap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor tak perlu harus menunggu pemanggilan ketiga.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

2 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

2 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

2 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

3 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya