Kata BPN Soal Keluarga Korban Orang Hilang Ajak Tak Pilih Prabowo

Rabu, 13 Maret 2019 18:49 WIB

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat ditemui awak media di gedung Nusantara I, kompleks DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu, 26 September 2018. TEMPO.CO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Hukum dan Advokasi Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sufmi Dasco Ahmad menanggapi pernyataan sikap keluarga korban penculikan dan penghilangan paksa aktivis 1997/1998 yang tak akan mendukung Prabowo di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019.

Baca: Sejumlah Keluarga Korban Penculikan Nyatakan Tak Dukung Prabowo

Dasco menyebut hasil penyelidikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia tak menyinggung Prabowo terlibat dalam kasus pelanggaran HAM itu. "Hasil dari Komnas HAM kan enggak ada Prabowo sebagai penculik atau menyuruh menculik. Ya biarin saja, rakyat kan sudah pinter," kata Dasco melalui pesan suara, Rabu, 13 Maret 2019.

Sebelumnya, sejumlah keluarga korban penculikan dan penghilangan paksa menggelar konferensi pers bertajuk "Kembalikan Kawan Kami, Kalahkan Capres Pelanggar HAM". Mereka ialah Paian Siahaan dan istrinya (orang tua Ucok Munandar Siahaan), Utomo Rahardjo (ayah Petrus Bimo Anugerah).

Kemudian Suyadi (kakak Suyat), Ma'rufah (ibu Faisol Riza), Wahyu Susilo (adik Wiji Thukul), dan Budiarti (ibu Leonardus "Gilang" Nugroho Iskandar). Mereka kompak menyatakan tak akan memilih Prabowo yang diduga terlibat dalam penculikan para aktivis 1997/1998.

Advertising
Advertising

"Marilah memilih capres yang bukan pelanggar HAM. Yang jelas ini kami adalah keluarga korban konsisten untuk mendukung Jokowi periode periode kedua," kata Utomo Rahardjo di Hotel Cemara, Jakarta Pusat, Rabu, 13 Maret 2019.

Para keluarga hadir didampingi beberapa korban penculikan 19971998, yakni Mugiyanto, Faisol Riza, dan Aan Rusdianto. Mereka adalah tiga dari sembilan korban penculikan yang kembali. Adapun enam orang lainnya adalah Andi Arief, Nezar Patria, Pius Listrilanang, Desmond J. Mahesa, Haryanto Taslam, dan Rahardjo Waluyo Jati.

Sedangkan 13 aktivis lainnya masih hilang. Selain Wiji Thukul, Petrus Bimo Anugerah, Suyat, dan Ucok Munandar Siahaan, yang keluarganya hadir dalam konferensi pers itu, para korban lainnya adalah Yani Afri, Herman Hendrawan, Dedi Hamdun, Sony, Noval Alkatiri, Ismail, Yadin Muhidin, Hendra Hambali, dan Abdun Nasser.

Paian Siahaan mengatakan, keluarga korban sudah sejak lama memperjuangkan penuntasan kasus. Dia bercerita, 2014 bahkan perwakilan keluarga korban mendatangi Komisi Pemilihan Umum agar menggugurkan Prabowo sebagai calon presiden. Toh, Prabowo tetap maju dan kembali mencalonkan diri di pilpres 2019. "Jika Pak Prabowo menjadi presiden artinya tertutup harapan untuk menyelesaikan kasus ini," kata Paian.

Dasco balik menyinggung pemerintahan Jokowi yang selama ini belum juga menuntaskan kasus pelanggaran HAM. Namun, Dasco tak membeberkan bagaimana komitmen Prabowo-Sandiaga terkait penuntasan kasus HAM berat masa lalu seumpama terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.

Simak juga: 20 Tahun Reformasi: Derita Keluarga Aktivis yang Hilang

"Ini kan selama 01 berkuasa juga enggak ada penuntasan pelanggaran HAM, kok ngomongnya gelap. Lima tahun ini ke mana aja," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.

Berita terkait

Kata Pakar Hukum Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

6 jam lalu

Kata Pakar Hukum Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

Presiden terpilih Prabowo Subianto dapat menambah nomenklatur kementerian dengan amendemen UU Kementerian Negara.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Menteri di Kabinet Prabowo Bisa Lebih Banyak Kalau Ada Keperluan

7 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Menteri di Kabinet Prabowo Bisa Lebih Banyak Kalau Ada Keperluan

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menanggapi soal rencana Presiden terpilih Prabowo membentuk kabinet gemuk.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

7 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Pakar Hukum: Kayak Klub Golf Aja

7 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Pakar Hukum: Kayak Klub Golf Aja

Juru bicara Prabowo mengatakan ide presidential club Prabowo ditujukan untuk menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Soal Gugatan PDIP ke PTUN, Gibran: Biar Berproses Dulu

7 jam lalu

Soal Gugatan PDIP ke PTUN, Gibran: Biar Berproses Dulu

Gibran tak banyak menanggapi soal gugatan PDIP ke PTUN yang putusannya bisa saja berimbas pada pelantikannya sebagai wakil presiden.

Baca Selengkapnya

Peneliti ICW Bilang Rencana Tambah Kementerian Kabinet Prabowo Demi Bagi-bagi Jabatan

8 jam lalu

Peneliti ICW Bilang Rencana Tambah Kementerian Kabinet Prabowo Demi Bagi-bagi Jabatan

Majalah Tempo melaporkan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar di pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Soal Tawaran Jadi Menteri, Anies Baswedan: Wong Diundang Saja Tidak

10 jam lalu

Soal Tawaran Jadi Menteri, Anies Baswedan: Wong Diundang Saja Tidak

Anies mengatakan belum ada rencana bertemu Prabowo. Masih konsentrasi menata langkah ke depan.

Baca Selengkapnya

Yusril Sebut Prabowo Bisa Tambah Nomenklatur Kementerian: Lewat Revisi UU atau Keluarkan Perpu

11 jam lalu

Yusril Sebut Prabowo Bisa Tambah Nomenklatur Kementerian: Lewat Revisi UU atau Keluarkan Perpu

Yusril mengatakan, Prabowo bisa menambah nomenklatur kementerian dengan melakukan revisi Undang-Undang Kementerian Negera.

Baca Selengkapnya

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Anies Sebut Tetap Berada di Jalan Perubahan

11 jam lalu

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Anies Sebut Tetap Berada di Jalan Perubahan

Anies mengatakan enggan mendahului sikap apakah bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Yusril Dukung Prabowo Tambah Kementerian, Singgung Kemendikbudristek yang Terlalu Gemuk

11 jam lalu

Yusril Dukung Prabowo Tambah Kementerian, Singgung Kemendikbudristek yang Terlalu Gemuk

Menurut Yusril, setelah Prabowo dilantik jadi presiden, ia bisa langsung mengeluarkan Perppu terkait penambahan nomenklatur kementerian.

Baca Selengkapnya