Soal Sebutan Kafir Hilang, Walubi: Urusan Mereka Panggil Kami Apa

Minggu, 3 Maret 2019 11:02 WIB

Rapat kerja nasional Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) 2017 di Jakarta International Expo(JI-Expo), Kemayoran, Jakarta, 26 Oktober 2017. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) mengapresiasi langkah Nahdlatul Ulama (NU) yang mengusulkan penghapusan sebutan kafir bagi WNI nonmuslim. Meski begitu, bagi umat Buddha, panggilan apapun tidak mereka permasalahkan sejak awal.

Baca: NU Usul Sebutan Kafir ke Nonmuslim Indonesia Dihapus

"Umat Buddha seharusnya tidak mempermasalahkan panggilan orang atau apa kata orang. Karena tak semestinya menuntut orang lain untuk menghormati," kata Rusli Tan, Koordinator Publikasi Walubi, saat dihubungi Tempo, Sabtu, 2 Maret 2019.

Rusli mengatakan secara teologis, dalam agama Buddha, diajarkan tak boleh menuntut orang lain. Agar bisa dihormati orang lain, maka Umat Buddha diwajibkan menghormati orang lain apapun kondisinya.

"Persoalan orang lain menghormati kami atau tidak, itu karma kami sendiri. Kami sudah buat kebajikan, namun orang masih menghina kami, ya itu urusan mereka, bukan urusan kami. Justru kami dapat karma baik," kata Rusli.

Ia menjelaskan selama ini kerukunan antat umat beragama selalu dijalankan. Upaya paling mudah dan terasa, adalah ketika bantuan sosial dibutuhkan. Seperti saat pengobatan gratis digelar Walubi di Tanjungpinang, Riau, beberpa waktu lalu.

Rusli menjelaskan 95 persen tenaga medis yang terlibat adalah masyarakat muslim. "Pemerintah bicara kerukunan, yang nyata itu coba buat kegiatan, misal pengobatan gratis. Itu indah sekali, tak ada orang yang mempermasalahkan siapa agama apa," kata Rusli.

Sebelumnya, usulan ini muncul setelah dalam sidang Komisi Bahtsul Masail Maudluiyyah, penggunaan kata kafir kepada WNI non muslim dianggap mengandung unsur kekerasan teologis. Pimpinan sidang, Abdul Moqsith Ghazali, mengatakan para kiai menghormati untuk tidak gunakan kata kafir tapi 'Muwathinun' atau warga negara. "Dengan begitu status mereka setara dengan warga negara yang lain," kata Mosqith.

Simak juga: NU Usul Hapus Sebutan Kafir, PGI: Bisa Perkuat Persatuan Bangsa

Meski begitu, Moqsith mengatakan hal ini bukan berarti NU akan menghapus seluruh kata kafir di Al Quran atau hadis. Keputusan dalam Bahtsul Masail Maudluiyyah ini hanya berlaku pada penyebutan kafir untuk warga Indonesia yang nonmuslim.

Berita terkait

Bhutan Hapus Syarat Asuransi Perjalanan yang Diwajibkan saat Pandemi

9 hari lalu

Bhutan Hapus Syarat Asuransi Perjalanan yang Diwajibkan saat Pandemi

Penghapusan syarat asuransi ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung untuk menjelajahi budaya, bentang alam, dan warisan unik Bhutan.

Baca Selengkapnya

Didorong Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO, Candi Muarojambi Direvitalisasi

5 Februari 2024

Didorong Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO, Candi Muarojambi Direvitalisasi

Candi Muarojambi diyakini sebagai kompleks pendidikan Buddha tertua di nusantara. Didorong jadi Situs Warisan Dunia UNESCO

Baca Selengkapnya

Apa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya

29 Januari 2024

Apa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya

Ada beberapa agama tertua di dunia, di antaranya adalah Buddha dan Hindu. Agama ini sudah muncul sekitar 1.500 SM. Berikut sejarahnya.

Baca Selengkapnya

7 Destinasi di Bhutan yang Disebut Negara Paling Bahagia di Dunia

18 Januari 2024

7 Destinasi di Bhutan yang Disebut Negara Paling Bahagia di Dunia

Terletak di jantung pegunungan Himalaya bagian timur, Bhutan terkenal karena bentang alamnya yang memesona.

Baca Selengkapnya

10 Agama Terbesar di Dunia 2023 Berdasarkan Jumlah Pemeluknya , Islam Ke Berapa?

10 November 2023

10 Agama Terbesar di Dunia 2023 Berdasarkan Jumlah Pemeluknya , Islam Ke Berapa?

Berikut daftar 10 agama terbesar di dunia 2022 berdasarkan jumlah pengikutnya, pertama Kristen

Baca Selengkapnya

Rupang Avalokitesvara Bodhisattva dari China, Wisata Religi Baru di Vihara Taman Simalem Resort

8 November 2023

Rupang Avalokitesvara Bodhisattva dari China, Wisata Religi Baru di Vihara Taman Simalem Resort

Vihara Suwarnadwipa Tianzhu Chansi diresmikan pada 2018, bergaya Tiongkok kuno. Selain sebagai tempat ibadah, juga sebagai objek wisata.

Baca Selengkapnya

Unik, Kuil di Thailand Ini Terbuat dari Jutaan Botol Bekas

22 September 2023

Unik, Kuil di Thailand Ini Terbuat dari Jutaan Botol Bekas

Kuil di Thailand ini bukan hanya tempat ibadah tetapi juga bukti menakjubkan akan daur ulang, keberlanjutan, dan kreativitas manusia.

Baca Selengkapnya

Desa Purba di Myanmar Ini Menyimpan Ratusan Stupa dan Pagoda dari Abad ke-13

13 September 2023

Desa Purba di Myanmar Ini Menyimpan Ratusan Stupa dan Pagoda dari Abad ke-13

Nyaung Ohak, nama desa di Myanmar, juga dikenal sebagai Desa Purba karena memiliki banyak stupa dan pagoda bersejarah.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 7 Tempat Wisata di Thailand yang Unik dan Menarik

7 Agustus 2023

Rekomendasi 7 Tempat Wisata di Thailand yang Unik dan Menarik

7 tempat wisata di Thailand ini bisa jadi pilihan untuk dikunjungi saat berlibur.

Baca Selengkapnya

Heru Budi: Perayaan Waisak Cermin Jakarta Mampu Jadi Rumah yang Aman Damai

1 Juli 2023

Heru Budi: Perayaan Waisak Cermin Jakarta Mampu Jadi Rumah yang Aman Damai

Heru Budi mengapresiasi umat Buddha dapat mengikuti puncak rangkaian perayaan Waisak Nasional melalui kegiatan Dharmasanti.

Baca Selengkapnya