Tiga Poin Pidato Presiden Jokowi di Sidang Tanwir Muhammadiyah
Reporter
Dewi Nurita
Editor
Dwi Arjanto
Sabtu, 16 Februari 2019 07:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka sidang tanwir Muhammadiyah, yang digelar di Bengkulu pada Jumat, 15 Februari 2019.
Pada awalnya, Jokowi yang sedang mencalonkan diri sebagai calon presiden nomor urut 01, akan diundang sebagai salah satu tokoh nasional. Selain itu, PP Muhammadiyah juga mengundang capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, juga sebagai tokoh nasional.
Namun karena Prabowo berhalangan hadir, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti memastikan Jokowi hanya hadir sebagai presiden saja dalam membuka sidang Tanwir Pimpinan Pusat Muhammadiyah. "Beliau hanya membuka," ujar Abdul saat dikonfirmasi Tempo, Jumat, 15 Februari 2019.
Baca : Buka Sidang Tanwir Muhammadiyah, Jokowi Bicara Soal Kriminalisasi Ulama
Lalu apa saja poin pidato Jokowi dalam acara tersebut. Tempo merangkum, ada tiga poin yakni;
- Cerita Kedekatan dengan Muhammadiyah
Dalam sambutannya,Jokowi mengungkapkan kedekatannya dengan Muhammadiyah. "Supaya Bapak-Ibu ketahui, Ibu Iriana (istri Jokowi) itu berkuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta," kata Jokowi saat memberi sambutan pembukaan tanwir, yang digelar di Kantor Perumahan Dinas Gubernur Bengkulu, Jumat, 15 Februari 2019.
Tak hanya itu, Jokowi juga mengatakan cucu dari anak pertamanya, Gibran Rakabuming Raka, yang bernama Jan Ethes, juga lahir di rumah sakit Muhammadiyah. "Cucu saya Jan Ethes lahir di RS PKU Muhammadiyah Solo. Mungkin ada yang belum tahu," kata Jokowi, yang disambut tepuk tangan riuh.
<!--more-->
Jokowi mengatakan masyarakat Indonesia sangat berterima kasih kepada Muhammadiyah, berkat perjuangannya dari masa sebelum kemerdekaan hingga sekarang.
Organisasi yang berdiri sejak 1912 itu disebut telah melahirkan sejumlah tokoh besar nasional. Mulai dari KH Ahmad Dahlan hingga Kasman Singodimedjo.
Jokowi mengatakan saat ini Muhammadiyah telah berkembang sangat pesat. Institusi di bawah Muhammadiyah telah berdiri di berbagai daerah. Mulai dari institusi pendidikan hingga kesehatan. "Rakyat Indonesia juga berterima kasih atas amal usaha Muhammadiyah."
- Sempat Pamer Capaian Pemerintah
Berbicara di depan peserta tanwir, Jokowi menyempatkan diri membahas capaian pemerintahan dia dalam empat tahun terakhir. Jokowi menjelaskan terkait capaian pembangunan infrastruktur yang ia lakukan. Sektor ini menjadi prioritas karena ia menilai Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara tetangga.
Simak pula : Persiapan Depat Pilpres, Prabowo Tak Hadiri Tanwir Muhammdiyah
"Biaya logistik kita lebih besar 2,5 kali lipat. Daya saing kita menjadi rendah," kata Jokowi dalam pidato sambutannya.
Ini bukan kali pertama Jokowi membicarakan capaian pembangunan infrastruktur. Di beberapa forum belakangan, ia kerap membahas persoalan ini. Ia juga kerap menunjukan gambar jalanan dari Marauke ke Boven Digoel yang rusak parah."Bagaimana memiliki daya saing jika infrastruktur kita masih seperti ini. Makanya kita bangun Trans Papua. Ini adalah keadilan untuk semua," kata Jokowi.
- Klarifikasi Isu PKI dan Kriminalisasi Ulama
Usai menceritakan soal infrastruktur, Jokowi juga nampak mengklarifikasi beberapa isu terkait dirinya. Mulai dari tudingan bahwa ia adalah antek asing, anggota Partai Komunis Indonesia (PKI), hingga tudingan kriminalisasi ulama.
Baca juga :
Jokowi Tiba di Bengkulu, Hadiri Sidang Tanwir Muhammadiyah
Ia membantah semua tuduhan tersebut. Jokowi mengaku tak marah terkait tudingan-tudingan itu. Ia hanya merasa perlu memberi jawaban terkait hal tersebut.
Isu kriminalisasi ulama misalnya, Jokowi menegaskan Indonesia merupakan negara yang patuh pada hukum yang ada. Semua kasus yang ditangani polisi saat ini, memang memiliki dasar hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. "Kalau ada yang tak bermasalah, terus dia di sel, itu dia baru kriminalisasi," kata Jokowi.