Polri Kesulitan Identifikasi Jasad Pelaku Bom Gereja di Filipina

Reporter

Andita Rahma

Senin, 11 Februari 2019 16:10 WIB

Tentara Filipina mengamankan gereja Katedral di Jolo, provinsi Sulu, yang jadi sasaran ledakan bom pada hari Minggu, 27 Januari 2019. [PHILLIPINE STAR]

TEMPO.CO, Jakarta-Kepolisian RI (Polri) mengaku masih kesulitan mengidentifikasi dua orang pelaku bom bunuh diri Gereja Katedral, Pulau Jolo, Filipina Selatan, yang diduga warga negara Indonesia.

Sebab, saat ditemukan, badan kedua pelaku tersebut sudah dalam keadaan hancur. "Karena itu bomnya kan high explosive. Jadi dari serpihan itu betul-betul harus menemukan DNA," ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Senin, 11 Februari 2019.

Baca: Kemenlu: Pelaku Bom di Gereja Filipina Belum Diketahui

Jika DNA sudah diidentifikasi, kata Dedi, tetap ada proses panjang terlebih dulu. Tim Polri masih harus mencari pihak keluarga atau orang tua dari pemilik DNA itu untuk dicocokan identitasnya. "Kalau sudah ada kesamaan, baru diumumkan," kata Dedi.

Sebelumnya, Polri telah mengerahkan tim Detasemen Khusus 88 untuk membantu proses identifikasi pelaku. Selain itu, kata Dedi, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) serta Kementerian Luar Negeri untuk membantu identifikasi.

Tindak lanjut Polri itu merenspons pernyataan Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano yang menyebut dua pelaku serangan bom bunuh diri merupakan pasangan suami-isteri warga negara Indonesia. Serangan tersebut menewaskan 22 orang dan melukai 100 orang.

"Yang bertanggung jawab adalah pelaku bom bunuh diri asal Indonesia. Namun kelompok Abu Sayyaf yang membimbing mereka dengan mempelajari sasaran, melakukan pemantauan rahasia dan membawa pasangan ini ke gereja," kata Ano seperti diberitakan ABS-CBN News.

Simak: Pengeboman Jolo, Polisi Filipina Belum Rilis Keterlibatan WNI

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berujar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Manila dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Davao City juga telah mengontak otoritas setempat, termasuk dengan kepolisian Filipina.

Ia menegaskan bahwa proses identifikasi terhadap pelaku pelaku bom gereja di Filipina Selatan itu belum selesai. "Intinya adalah paling tidak sampai kemarin proses identifikasi belum selesai. Sehingga kalau itu belum selesai, maka mereka belum dapat mengkonfirmasikan bahwa yang terlibat itu dari warga negara tertentu," tuturnya.

Berita terkait

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

7 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

22 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

1 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

2 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

2 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

2 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya