Survei UIN: 59 Persen Guru Muslim Dukung Negara Islam

Reporter

Teras.id

Editor

Amirullah

Jumat, 8 Februari 2019 20:49 WIB

Ilustrasi Radikalisme. REUTERS

TEMPO.CO, Yogya - Hasil survei nasional Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta menunjukkan opini intoleransi dan opini radikalisme yang tinggi di kalangan guru di berbagai tingkatan sejak TK hingga SMA.

Baca: HS dan Agni Tandatangan, Kasus Dugaan Pencabulan Mahasiswi UGM Berakhir Damai

"Penelitian ini bertujuan melihat pandangan serta sikap keberagamaan guru sekolah/madrasah di Indonesia," tutur Koordinator Survei Nasional 2018 Yunita Faela Nisa dalam Seminar Diseminasi Hasil Survei Nasional PPIM UIN Jakarta mengangkat tema 'Ada Opini Radikal di Antara Guru yang Toleran?' di Teatrikal Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis, 7 Februari 2019.

Yunita menjelaskan, untuk Yogyakarta dengan jumlah guru muslim yang disurvei sebanyak 32 orang, hasilnya menunjukkan opini intoleran sebesar 59,38 persen. Ini hampir sama dengan persentase secara nasional sebesar 57,03 persen.

"Ada opini intoleransi dan opini radikal guru di semua level pendidikan secara nasional yang angkanya cukup tinggi. Hanya saja pandangan tentang hal tersebut berbeda-beda. Untuk DIY misalnya, sebanyak 59,38 persen guru memiliki opini yang mendukung berdirinya negara Islam. Meski demikian, pandangan tentang dukungan pendirian negara Islam memiliki spektrum yang bervariasi," sambung Yunita.

Lebih jauh, Yunita menjelaskan ada spektrum pemahaman, misalnya saja ketika anak didik menjalin hubungan dengan kelompok yang berbeda keyakinan, dikhawatirkan akidah mereka akan luntur. Kondisi ini khususnya terjadi pada guru yang mengajar di jenjang lebih rendah, seperti TK atau SD.

Sementara itu Pelaksana tugas Kepala Kanwil Kemenag DIY Edhi Gunawan dalam kesempatan tersebut mengaku cukup kaget dengan hasil survei tersebut, karena jika dilihat secara umum tidak ada indikasi yang menonjol. Hanya saja ia mengakui guru-guru madrasah mulai dari RA-MA selama ini cenderung bergaul dengan kelompok yang homogen. Tidak pernah bertemu dengan murid nonmuslim sehingga tidak terbiasa berkomunikasi yang kemungkinan dapat memancing intoleransi.

"Bahkan kecenderungannya mereka juga tinggal di lingkungan muslim, bukan masyarakat majemuk. Karena itu sesuai arahan Menteri Agama, kami akan memperbanyak program yang memberikan pengalaman bagi guru terkait
kemajemukan dan keberagaman. Termasuk juga mensosialisasikan moderasi agama," kata Edhi.

KRYOGYA.COM | TERAS.ID

Berita terkait

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

35 menit lalu

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

Yogyakarta International Airport saat ini masih belum memiliki asrama haji untuk embarkasi.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

1 jam lalu

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

Salah satu beleid paling disorot terutama tentang pungutan sekolah di Yogyakarta, yang akan diubah istilahnya menjadi dana partisipasi.

Baca Selengkapnya

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

8 jam lalu

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

PHRI DIY merespon soal penetapan Bandara YIA sebagai bandara internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

11 jam lalu

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

1 hari lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

1 hari lalu

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang

Baca Selengkapnya

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

2 hari lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

2 hari lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

3 hari lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

3 hari lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya