Mendikbud Tarik Buku SD yang Sebut NU Organisasi Radikal

Kamis, 7 Februari 2019 16:14 WIB

Buku ajar yang menulis NU organisasi radikal di masa penjajahan. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menarik buku tematik Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah kelas 5. Serta disiapkan edisi revisi. Hal ini menyusul protes Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PB NU karena dalam buku ajar itu terdapat diksi Nahdtatul Ulama digolongkan sebagai organisasi radikal menentang penjajah Belanda pada masa kemerdekaan.

Baca juga: Said Aqil Ajak Warga NU Sukseskan Pemilu, Setelah itu Dangdutan

Posisi NU bersandingan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai Nasional Indonesia (PNI) sebagai organisasi penentang penjajah.

"Hard copy kita tarik. Yang penting harus segera ditarik. Nanti guru-guru bisa mengambil bagian itu dari website Kemendikbud," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di Universitas Muhammadiyah Malang, Kamis 7 Februari 2019.

Buku tersebut, katanya, diterbitkan berdasarkan Peraturan Menteri nomor 57 tahun 2014 sebagai bentuk implementasi kurikulum 13. Kemudian direvisi dengan peraturan mengenai pendidikan nomor 34 tahun 2016. "Jadi sebelum saya menjadi menteri," ujarnya.

Advertising
Advertising

Selama ini, Kemendikbud belum pernah merevisi buku kecuali menambah dengan peraturan menteri nomor 24 tahun 2018. Pada Desember lalu menambah mata pelajaran informatika.

"Konteks kata radikal itu sebetulnya ada di dalam buku itu sejarah tentang perjuangan kemerdekaan nasional tahun 1920-an berdiri oragnisasi-organisasi," ujar Muhadjir. Kemudian tim penulis mencirikan dengan memilih watak non kooperatif. Yakni tak bersedia kompromi dengan pemerintah kolonial.

Baca juga: Di Depan Kiai NU, Ma'ruf Amin: 212 Telah Menjadi Gerakan Politik

"Nah itu lah yang kemudian dikategorikan sebagai organisasi radikal," ujarnya. Jadi, Muhajir menambahkan, kata radikal itu dalam konteks melawan penjajah kolonial. Ketika buku disusun, kata radikal belum ada reaksi. Tapi sekarang radikal itu jadi sensitif dan berkonotasi negatif.

Jika diajarkan kepada anak-anak, katanya, keluar konteks dampaknya akan lain. Muhadjir mengapresiasi guru yang protes dan kritis karena mereka mengetahui di lapangan. "Saya respons, diundang pihak yang terkait," katanya.

Dalam pertemuan itu disepakati, Kemendikbud menarik buku yang berisi konten soal NU itu dan merevisinya. Semua, kata Muhadjir, demi kebaikan semua pihak.

Berita terkait

Pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Jadwalnya

16 jam lalu

Pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Jadwalnya

Kemendikbudristek membuka pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) 2024 hingga 15 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

1 hari lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

1 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Pengamat Ungkap Syarat Calon Lain Bisa Imbangi Khofifah di Pilkada Jatim 2024, Apa Saja?

4 hari lalu

Pengamat Ungkap Syarat Calon Lain Bisa Imbangi Khofifah di Pilkada Jatim 2024, Apa Saja?

Khofifah dinilai menjadi calon terkuat pada Pilkada Jatim 2024.

Baca Selengkapnya

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

5 hari lalu

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

Ketua PBNU mengatakan kehadiran Prabowo dan Gibran ada konteks khusus.

Baca Selengkapnya

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

5 hari lalu

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

Prabowo mengungkapkan hal itu di acara PBNU.

Baca Selengkapnya

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

5 hari lalu

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, memastikan, PBNU akan bekerja sama dengan pemerintah Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

5 hari lalu

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

Prabowo disambut oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

5 hari lalu

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

Gibran lalu disambut Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Menteri hingga Panglima TNI Dijadwalkan Hadir di Halalbihalal PBNU

5 hari lalu

Menteri hingga Panglima TNI Dijadwalkan Hadir di Halalbihalal PBNU

Halalbihalal PBNU juga akan dihadiri duta besar negara sahabat.

Baca Selengkapnya