Soal Keturunan PKI, PSI: Politik Prabowo dan Gerindra Primitif

Reporter

Fikri Arigi

Senin, 28 Januari 2019 12:56 WIB

Ketum PSI Grace Natalie (tengah) didampingi Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni (kiri) dan Bendahara Umum PSI Suci Mayang Sari pada jumpa pers di DPP PSI, Jakarta Pusat, 15 Desember 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni menilai cara berpolitik Prabowo Subianto dan Partai Gerindra primitif. Ia mengatakan ini setelah Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menyebut menerima dukungan cucu dan cicit Partai Komunis Indonesia (PKI). “Ini menunjukkan cara berpolitik paling primitif," ujar Toni panggilan akrab Antoni kepada Tempo, Senin 28 Januari 2019.

Toni mengatakan politik Gerindra jauh dari politik nilai dan politik ideologis, karena selama ini selalu menyuarakan gerakan antikomunisme. "Gerindra yang selama ini selalu mengemukakan bahaya laten PKI, bahaya laten komunis tapi sekarang malah mengharapkan dukungan (mereka) untuk memenangkan Prabowo.” Pernyataan Hashim, kata dia, telah mementahkan ideologi Gerindra demi kekuasaan.

Baca: Hashim Jamin Prabowo tak Akan Dirikan Negara Islam

Ahad kemarin, 27 Januari, Hashim mengatakan Gerindra menerima dukungan dari siapapun dan dari manapun termasuk keturunan dari orang-orang yang terafiliasi dengan PKI. Ia mengatakan hal ini ketika ditanyai tentangalasan partainya yang lekat dengan dukungan Front Pembela Islam (FPI) dan organisasi terlarang yang sudah dibubarkan, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Hashim mengatakan hal seperti itu diungkapkannya karena ingin memenangi pemilihan presiden 2019. "Bahkan, dukungan dari anak cucu dan cicit PKI, kami terima. Asalkan Prabowo tidak dibawa ke arah palu arit," ujar adik Prabowo itu dalam acara Dialog Nasional Kebhinekaan di bilangan Kebayoran, Jakarta Selatan.

Advertising
Advertising

Baca: Cerita Hashim Soal Latar Belakang Agama Keluarga Prabowo Beragam

Meski demikian, Toni mengatakan bersyukur atas keputusan Gerindra yang mau mengakui keturunan anggota PKI sebagai warga negara biasa yang tidak ada sangkut pautnya dengan urusan politik masa lalu. "Jadi, akhirnya diakui sebagai warga negara oleh Gerindra. Yang bermasalah kan orang tua atau kakek mereka."

Berita terkait

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

1 jam lalu

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

Wakil Ketua DPRA Safarudin mengatakan meski suara Prabowo di Pilpres 2024 kalah di Aceh, namun dia berkomitmen kembalikan dana otsus 2 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

1 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

4 jam lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

6 jam lalu

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

Imam Budi Hartono sudah memegang surat keputusan dari DPP PKS untuk maju Pilkada Depok 2024 dan berharap bisa berkoalisi dengan Golkar.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

6 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan

7 jam lalu

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan

Pesan Luhut ke Prabowo jangan bawa orang toxic ke pemerintahan

Baca Selengkapnya

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

7 jam lalu

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Ketua Umum Partai Demokrat AHY buka suara soal diskusi mengenai kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun ia tak merinci kapan diskusi itu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

9 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

9 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

10 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya