Charta Politika: #2019GantiPresiden Diubah Justru Rugikan Prabowo
Reporter
Budiarti Utami Putri
Editor
Juli Hantoro
Rabu, 16 Januari 2019 20:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, penggantian tanda pagar (tagar) 2019 Ganti Presiden menjadi #2019PrabowoPresiden justru berpeluang merugikan Prabowo Subianto. Penggantian tagar itu sebelumnya diserukan oleh pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab.
Baca juga: Sandiaga Klaim Tak Siapkan Simulasi Debat Capres untuk Menyerang
"Kalau tagar ini ingin diganti, bahkan diserukan Habib Rizieq menjadi 2019 Prabowo presiden, ini berpotensi malah merugikan sisi elektoral Pak Prabowo," kata Yunarto di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu, 16 Januari 2019.
Berdasarkan sigi terbarunya, Yunarto menyebut popularitas #2019GantiPresiden mencapai 75 persen. Dari angka 75 persen itu, sebanyak 44,3 persen menyatakan setuju tagar itu diganti, 41,4 persen tak setuju, dan sisanya tak menjawab.
Yunarto mengatakan #2019GantiPresiden lebih populer lantaran memang sudah lama muncul. Dalam konteks pertarungan di media sosial, ujar Yunarto, akan lebih efektif apabila tagar yang dicetuskan politikus Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera itu dilanjutkan.
Selain itu, tagar 2019 Ganti Presiden populer karena bukan hanya menampung penggemar Prabowo, tetapi siapa saja yang tak menyukai Jokowi. Yunarto melanjutkan, popularitas tagar ini juga lebih tinggi ketimbang tagar 01 Jokowi Lagi yang hanya diketahui oleh 58,3 persen.
Baca juga: Timses Sebut Prabowo Tak Masalah Ditanya soal Penculikan Aktivis
Dari angka ini sebanyak 52,4 persen responden menyatakan setuju tagar itu diganti dan hanya 33,8 persen yang menyatakan tak setuju. "Tagar 01 Jokowi Lagi ternyata memang kalah penetrasinya," kata dia.
Survei ini digelar pada 22 Desember 2018-2 Januari 2019 dengan melibatkan 2.000 responden. Charta mengklaim margin of errors survei 2,19 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.