TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah Indonesia dan Rusia sedang menjajaki kemungkinan menjadikan Pulau Biak untuk peluncuran roket. Pembicaraan dalam kerangka kerja sama di bidang angkasa luar itu sudah dimulai sebagai dampak dari kunjungan Presiden Megawati Soekarnoputri ke Rusia pekan lalu. Dirjen Amerika dan Eropa Departemen Luar Negeri Arizal Effendi mengungkapkan hal itu usai menandatangani Naskah Financial Protocol berisikan bantuan pemerintah Prancis senilai Euro 2,5 juta di Gedung Deplu, Jakarta, Selasa (29/4) siang. Arizal menjelaskan bahwa pemilihan Pulau Biak karena posisinya yang dipandang strategis, berada langsung di bawah Geo Stationery Orbit. Ditegaskannya, pembicaraan kerja sama yang diharapkan berujung kepada alih teknologi angkasa luar dan pembukaan lapangan pekerjaan yang besar itu telah dilakukan. Memang masih dalam perencanaan, masih dalam negosiasi, tetapi permulaan pembicaraan sudah berjalan, kata Arizal. Kerjasama angkasa luar adalah salah satu agenda kesepakatan yang dijalin dengan Rusia. Selain itu, juga dilakukan kerjasama antara lain di bidang usaha kecil dan menengah, perbankan, dan militer. Arizal mengatakan bahwa pihaknya tidak membidik Rusia dan Eropa Timur saja. Kita keliling untuk memperkenalkan peluang-peluang bisnis kepada negara di wilayah-wilayah Amerika dan Eropa, kata dia. (Wuragil - TNR)