Mendagri Ungkap Alasan Perekaman E-KTP Baru Capai 97 Persen

Rabu, 26 Desember 2018 16:06 WIB

Petugas dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung, saat melakukan perekaman data e-KTP di rumah warga di Kelurahan Samoja, Kecamatan Batununggal, 2 April 2018. Disdukcapil Kota Bandung mendatangi warga yang sakit dan disabilitas untuk memudahkan warga melakukan perekaman e-KTP. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengungkapkan sejumlah hambatan dalam perkembangan perekaman e-KTP di Indonesia yang telah mencapai 97 persen.

"Karena masih ada 3 jutaan yang KTP ganda," kata Tjahjo di kantornya, Jakarta, Rabu, 26 Desember 2018.

Baca: Dukcapil Adakan Perekaman E-KTP Serentak pada 27 Desember

Tjahjo mengatakan adanya KTP ganda menyulitkan pemerintah, terutama saat melakukan pendataan pemilih dalam pemilu. Semestinya, kata Tjahjo, pemilik KTP ganda secara sadar melapor kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil setempat. "Saya mohon yang 3 juta KTP ganda ya lapor. Jangan salahkan KPU, jangan salahkan kami kalau hak pilih enggak terdaftar di TPS," kata dia.

Selain karena KTP ganda, Tjahjo mengungkapkan bahwa perekaman e-KTP belum penuh 100 persen lantaran capaian di kawasan Maluku, Papua, dan Papua Barat masih minim atau belum mencapai 70 persen.

Advertising
Advertising

Baca: Jutaan Keping E-KTP Dibakar di Gudang Kemendagri

Menurut Tjahjo, perkembangan perekaman yang minim di Papua disebabkan faktor geografis dan penduduk. "Satu jam selesai, tapi ngajarin orang Papua tandatangan bisa setengah jam. Menggerakkan mereka juga perlu anggaran, misal mengangkut dengan truk karena mereka tinggalnya bermacam-macam," ujarnya.

Perekaman e-KTP di Papua juga belum maksimal karena masyarakat di sana sulit diajak datang ke kecamatan. Tjahjo menuturkan jika sudah ada anggaran untuk perekaman e-KTP di setiap kecamatan di Papua, maka nantinya petugas di kecamatan itu yang akan naik motor dan keliling mendatangi lokasi warga yang terisolir.

Baca: Saran Kemendagri Cegah Blangko E-KTP untuk Dokumen Palsu

Langkah tersebut, kata Tjahjo, juga sudah dilakukan terhadap suku-suku di Indonesia. Bahkan, Direktur Jenderal Dukcapil langsung turun menemui mereka dan melakukan perekaman e-KTP terhadap warga suku Baduy, suku dalam di Jambi, dan suku terasing di Sulawesi. "Hanya Papua yang sulit," kata dia.

Dalam data 4 tahun kinerja Kementerian Dalam Negeri, perkembangan perekaman e-KTP baru 97,58 persen atau 186,87 juta penduduk yang sudah merekam. Adapun sebanyak 4,64 juta belum melakukan perekaman.

Pada peta kondisi perekaman e-KTP, provinsi Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat ditandai warna merah yang artinya pencapaian perekaman di bawah 85 persen.

Berita terkait

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

1 jam lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

4 jam lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

5 jam lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

21 jam lalu

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

Pilkada 2024 digelar pada 27 November agar paralel dengan masa jabatan presiden terpilih.

Baca Selengkapnya

Respons KPU Saat Mendagri Minta Cegah Kebocoran Data Pemilih Pilkada 2024

22 jam lalu

Respons KPU Saat Mendagri Minta Cegah Kebocoran Data Pemilih Pilkada 2024

Tito Karnavian mengingatkan KPU tentang potensi pidana jika terjadi kebocoran data pemilih Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

23 jam lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

1 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

1 hari lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

1 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

1 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya