3 Poin Penting Evaluasi Timses Jokowi - Ma'ruf

Reporter

Dewi Nurita

Selasa, 18 Desember 2018 07:21 WIB

Calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi berjabat tangan dengan calon wakil presiden Maruf Amin, Jusuf Kalla, dan Ketua Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Erick Thohir di Posko Cemara, Jakarta, Jumat, 7 September 2018. TEMPO/Dewi Nurita

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf melakukan rapat evaluasi bersama Dewan Pengarah dan Dewan Penasihat membahas progres pergerakan pasangan calon nomor urut 01 itu selama tiga bulan masa kampanye. Rapat evaluasi tersebut digelar di kediaman pribadi Ketua Dewan Pengarah TKN Jokowi-Ma'ruf, Jusuf Kalla di Jalan Brawijaya Nomor 6, Jakarta Selatan pada Senin malam, 17 Desember 2018.

Baca: Rapat di Rumah JK, Timses Evaluasi Kampanye Jokowi - Ma'ruf

"Kami mengevaluasi apakah perjalanan yang sudah dilakukan Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf sudah siginifikan memberikan dampak yang positif atau belum," ujar anggota Dewan Pengarah TKN Jokowi-Ma'ruf, Pramono Anung di Jalan Brawijaya Nomor 6, Jakarta Selatan pada Senin malam, 17 Desember 2018.

Berikut beberapa poin evaluasi yang dibocorkan oleh anggota Dewan Pengarah dan Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf;

1. Perlu Penetrasi Lebih di Wilayah 'Basis Keras' Prabowo

Menurut Pramono Anung, timses perlu melakukan penetrasi lebih di beberapa daerah di mana suara Jokowi lemah pada pemilihan presiden 2014 atau wilayah 'basis keras' Prabowo Subianto, pada 3,5 bulan sisa masa kampanye. "Wilayah Sumatera dan beberapa wilayah di Jawa, perlu penetrasi lebih," ujar politikus PDIP itu.

Baca: Elektabilitas Jokowi di Banten Masih Kalah, JK: Perlu Usaha Keras

Advertising
Advertising

Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Lodewijk F. Paulus mencontohkan, Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang masih menjadi 'basis keras' Prabowo. Jika perangkat partai dan Tim Kampanye Daerah tidak mempan di sana, TKN akan mencari formulasi dan pola-pola kampanye yang baru. "Intinya, tidak ada daerah yang akan ditinggalkan. Semua digarap," ujar Loedwijk kepada Tempo di lokasi yang sama.

2. Koordinasi antara Capres-Cawapres dan Partai Koalisi Perlu Ditingkatkan

Pramono Anung juga membeberkan bahwa koordinasi antara capres-cawapres dan partai Koalisi Indonesia Kerja menjadi salah satu pembahasan. Sebab, belum semua calon legislator secara door to door mengampanyekan diri sekaligus mengampanyekan capres-cawapres usungan partai. "Ini yang perlu dilakukan masif. Bagaimanapun faktor caleg juga menentukan dalam konsolidasi ini," ujar Pramono.

Baca: JK Sebut Ada 3 Daerah Suara Jokowi - Ma'ruf kalah dari Prabowo

Anggota Dewan Penasihat TKN Jokowi-Ma'ruf, M. Romahurmuziy mengatakan, banyak kendala di lapangan terjadi karena pemilu legislatif dan pemilu presiden tahun depan digelar secara bersamaan dan untuk pertama kali. Menurut Rommy, para ketua umum yang hadir dalam rapat evaluasi TKN bersepakat untuk memerintahkan kepada caleg agar lebih gencar mengampanyekan capres-cawapres usungan partai.

"Sebab caleg yang melakukan itu sebenarnya mendapat keuntungan. Supaya jangan kemudian yang mendapat coattail effect itu hanya partai tertentu," ujar Rommy.

3. Gaya Komunikasi Jokowi-Ma'ruf Akan Diperbaiki<!--more-->

3. Gaya Komunikasi Jokowi-Ma'ruf Akan Diperbaiki

Ketua Umum PPP Romahurmuziy juga mengatakan, ke depan, akan ada perbaikan gaya komunikasi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 itu. Calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi akan lebih banyak berbicara program yang akan dilakukan di masa mendatang.

Baca: Kubu Jokowi Akan Ubah Gaya Komunikasi Ma'ruf Amin Jadi Bervariasi

Hal tersebut menyikapi oposisi yang banyak menyerang program-program pemerintah sambil menjanjikan program yang lebih baik. "Oposisi kan gayanya memang begitu. Nah, sebagai inkumben, kami menyampaikan yang telah dan apa yang akan dilakukan. Ke depan, Pak Jokowi akan lebih banyak menyampaikan yang akan dilakukan jika terpilih kembali," ujar Rommy.

Selain Jokowi, TKN juga mengevalusi gaya komunikasi Ma'ruf Amin. Romahurmuziy mengatakan, pernyataan-pernyataan Ma'ruf selama kampanye di daerah dinilai kurang bervariasi. "Jadi, gaya komunikasi politik Kiai Ma'ruf akan kita buat sedemikian rupa agar lebih bervariasi," ujar pria yang akrab disapa Gus Rommy itu.

Berita terkait

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

11 jam lalu

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

16 jam lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

21 jam lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

23 jam lalu

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

Kaesang mengingatkan kader PSi untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada 2024 pada wilayah dengan potensi jumlah kursi terbanyak.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

1 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

1 hari lalu

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

1 hari lalu

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

"Kami berteman dengan semua, semua partai kami anggap rumah ya," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

1 hari lalu

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

Jokowi memastikan pemerintah mendukung proses peralihan pemerintahan ke Prabowo-Gibran dapat berjalan baik dan lancar.

Baca Selengkapnya