3 Poin Penting Evaluasi Timses Jokowi - Ma'ruf
Reporter
Dewi Nurita
Editor
Rina Widiastuti
Selasa, 18 Desember 2018 07:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf melakukan rapat evaluasi bersama Dewan Pengarah dan Dewan Penasihat membahas progres pergerakan pasangan calon nomor urut 01 itu selama tiga bulan masa kampanye. Rapat evaluasi tersebut digelar di kediaman pribadi Ketua Dewan Pengarah TKN Jokowi-Ma'ruf, Jusuf Kalla di Jalan Brawijaya Nomor 6, Jakarta Selatan pada Senin malam, 17 Desember 2018.
Baca: Rapat di Rumah JK, Timses Evaluasi Kampanye Jokowi - Ma'ruf
"Kami mengevaluasi apakah perjalanan yang sudah dilakukan Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf sudah siginifikan memberikan dampak yang positif atau belum," ujar anggota Dewan Pengarah TKN Jokowi-Ma'ruf, Pramono Anung di Jalan Brawijaya Nomor 6, Jakarta Selatan pada Senin malam, 17 Desember 2018.
Berikut beberapa poin evaluasi yang dibocorkan oleh anggota Dewan Pengarah dan Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf;
1. Perlu Penetrasi Lebih di Wilayah 'Basis Keras' Prabowo
Menurut Pramono Anung, timses perlu melakukan penetrasi lebih di beberapa daerah di mana suara Jokowi lemah pada pemilihan presiden 2014 atau wilayah 'basis keras' Prabowo Subianto, pada 3,5 bulan sisa masa kampanye. "Wilayah Sumatera dan beberapa wilayah di Jawa, perlu penetrasi lebih," ujar politikus PDIP itu.
Baca: Elektabilitas Jokowi di Banten Masih Kalah, JK: Perlu Usaha Keras
Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Lodewijk F. Paulus mencontohkan, Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang masih menjadi 'basis keras' Prabowo. Jika perangkat partai dan Tim Kampanye Daerah tidak mempan di sana, TKN akan mencari formulasi dan pola-pola kampanye yang baru. "Intinya, tidak ada daerah yang akan ditinggalkan. Semua digarap," ujar Loedwijk kepada Tempo di lokasi yang sama.
2. Koordinasi antara Capres-Cawapres dan Partai Koalisi Perlu Ditingkatkan
Pramono Anung juga membeberkan bahwa koordinasi antara capres-cawapres dan partai Koalisi Indonesia Kerja menjadi salah satu pembahasan. Sebab, belum semua calon legislator secara door to door mengampanyekan diri sekaligus mengampanyekan capres-cawapres usungan partai. "Ini yang perlu dilakukan masif. Bagaimanapun faktor caleg juga menentukan dalam konsolidasi ini," ujar Pramono.
Baca: JK Sebut Ada 3 Daerah Suara Jokowi - Ma'ruf kalah dari Prabowo
Anggota Dewan Penasihat TKN Jokowi-Ma'ruf, M. Romahurmuziy mengatakan, banyak kendala di lapangan terjadi karena pemilu legislatif dan pemilu presiden tahun depan digelar secara bersamaan dan untuk pertama kali. Menurut Rommy, para ketua umum yang hadir dalam rapat evaluasi TKN bersepakat untuk memerintahkan kepada caleg agar lebih gencar mengampanyekan capres-cawapres usungan partai.
"Sebab caleg yang melakukan itu sebenarnya mendapat keuntungan. Supaya jangan kemudian yang mendapat coattail effect itu hanya partai tertentu," ujar Rommy.
3. Gaya Komunikasi Jokowi-Ma'ruf Akan Diperbaiki<!--more-->
3. Gaya Komunikasi Jokowi-Ma'ruf Akan Diperbaiki
Ketua Umum PPP Romahurmuziy juga mengatakan, ke depan, akan ada perbaikan gaya komunikasi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 itu. Calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi akan lebih banyak berbicara program yang akan dilakukan di masa mendatang.
Baca: Kubu Jokowi Akan Ubah Gaya Komunikasi Ma'ruf Amin Jadi Bervariasi
Hal tersebut menyikapi oposisi yang banyak menyerang program-program pemerintah sambil menjanjikan program yang lebih baik. "Oposisi kan gayanya memang begitu. Nah, sebagai inkumben, kami menyampaikan yang telah dan apa yang akan dilakukan. Ke depan, Pak Jokowi akan lebih banyak menyampaikan yang akan dilakukan jika terpilih kembali," ujar Rommy.
Selain Jokowi, TKN juga mengevalusi gaya komunikasi Ma'ruf Amin. Romahurmuziy mengatakan, pernyataan-pernyataan Ma'ruf selama kampanye di daerah dinilai kurang bervariasi. "Jadi, gaya komunikasi politik Kiai Ma'ruf akan kita buat sedemikian rupa agar lebih bervariasi," ujar pria yang akrab disapa Gus Rommy itu.