Hanafi Rais Minta Jokowi Tuntaskan Pelanggaran HAM Masa Lalu

Reporter

Fikri Arigi

Editor

Juli Hantoro

Senin, 10 Desember 2018 18:16 WIB

Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat RI Hanafi Rais dalam diskusi Keamanan Data Tanggung Jawab Siapa di Warung Daun Cikini, Sabtu, 10 Maret 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Hanafi Rais, mengatakan pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi - Jusuf Kalla perlu segera menuntaskan kasus pelanggaran HAM. Karena bila tidak, hal ini akan dibebankan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah selanjutnya.

Baca juga: KontraS: 4 Tahun Jokowi - JK Gagal Penuhi Janji Soal HAM

“Peristiwa pelanggaran HAM masa lalu harus diusut tuntas dan segera diselesaikan melalui jalur hukum,” ujar Hanafi dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin 10 Desember 2018.

Menurut Hanafi data Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah membuat beberapa catatan merah kasus pelanggaran HAM yang tak terselesaikan tersebut. Diantaranya: Peristiwa penembakan misterius atau Petrus yang terjadi pada 1982 hingga 1985; Kerusuhan Tanjung Priok pada 12 September 1984; Peristiwa Talangsari, Lampung Timur pada 7 Februari 1989; Peristiwa Haur Koneng, Majalengka pada 29 Juli 1993. Selanjutnya, peristiwa penghilangan aktivis pada pangkal masa Orde Baru tahun 1997-1998; Trisakti, Semanggi I, Semanggi II; dan kerusuhan Mei 1998, hingga kasus Munir.

Hanafi mengatakan sampai saat ini hanya kasus penculikan aktivis pada 1997-1998 saja yang telah diproses secara hukum pada tahun 1999. Kasus penculikan yang menyeret 11 anggota tim bentukan Kopassus, yang disebut tim mawar pun kata dia, tidak diselesaikan secara memuaskan. Dari 11 anggota hanya 5 yang dipenjara lalu dipecat, sisanya hanya dihukum penjara saja.

Advertising
Advertising

“Lalu bagaimana dengan kasus pelanggaran HAM lainnya?” tutur Wakil Ketua Komisi I DPR ini. Hanafi menuntut Jokowi menunaikan janjinya di masa-masa awal memerintah. Menurut Hanafi Jokowi berjanji akan menuntaskan kasus-kasus HAM lainnya.

Menurut Hanafi kasus ini akan terus menjadi pekerjaan rumah bagi pemimpin selanjutnya bila terpilih pada 2019 nanti. Ia menambahkan, selain dituntaskan, perlu ada badan rekonsiliasi nasional agar semua anak bangsa tidak lagi saling bermusuhan.

Baca juga: 4 Tahun Jokowi - JK: Infrastruktur dalam Bayang Janji Kasus HAM

Hanafi pun mengatakan, bahwasanya penyelesaian kasus pelanggaran HAM membutuhkan komitmen dan keberanown dari pihak penguasa. Karena dapat turut menyeret sejumlah pihak yang dekat dengan kekuasaan. Namun resiko ini, harus berani diambil, karena dengan penyelesaian kasus-kasus inilah, ongkos yang harus ditebus untuk mewujudkan keadilan sosial.

"Meski beresiko terganggunya stabilitas politik namun pemerintah harus menunjukkan komitmen, bukan semata untuk kepentingan elektoral, tapi dilandasi kemauan politik dan upaya untuk mewujudkan keadilan sosial," ucap dia.

Berita terkait

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

20 menit lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

45 menit lalu

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo

Baca Selengkapnya

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

1 jam lalu

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

2 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

4 jam lalu

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

Indonesia dikabarkan tengah mengimpor Indonesia tengah mengimpor sejumlah produk spyware dan pengawasan yang sangat invasif dari Israel.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

4 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

5 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

5 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

6 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

8 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya