SETARA Mengutuk Insiden Pembunuhan Puluhan Pekerja di Papua

Reporter

Andita Rahma

Rabu, 5 Desember 2018 10:32 WIB

Keluarga korban penembakan menunggu kabar di Wamena, Papua, Selasa, 4 Desember 2018. Sampai saat ini, pihak kepolisian bersama dengan TNI sedang memastikan keberadaan para korban di dua tempat tersebut yaitu Kali Yigi dan Kali Aura. ANTARA/Iwan Adisaputra

TEMPO.CO, Jakarta - SETARA Institute mengutuk insiden pembunuhan terhadap 24 pekerja PT Istaka Karya yang diduga dilakukan oleh kelompok bersenjata di Nduga, Papua. "Tindakan itu tidak saja inhuman, tapi juga memberikan efek domino rasa takut di kalangan pekerja dan warga," ujar Wakil Ketua SETARA Institute Bonar Tigor Naipospos melalui keterangan tertulis, Rabu, 5 Desember 2018.

Bonar menilai, rasa takut yang timbul dapat menganggu program pembangunan dan infrastruktur yang saat ini tengah didongkrak pemerintah.

Baca: Kronologi Pembunuhan di Papua, Pekerja ...

SETARA, kata Bonar, mendesak aparat keamanan seperti TNI-Polri serta pemerintah agar serius menangani insiden ini. "Untuk mengembalikan tertib sosial dan keamanan. Khususnya di Distrik Yigi dan di area pelaksanaan proyek pemerintah," ujar dia.

Meski begitu, Bonar mengingatkan agar TNI-Polri bisa tetap bertindak proporsional dengan menggunakan pendekatan sipil berbasis sistem hukum pidana dalam menangani kasus ini. Aparat, kata Bonar, hendaknya tidak mengambil langkah berlebihan yang dapat memperburuk situasi keamanan, baik aktual maupun persepsional.

Baca: 4 Korban Penembakan di Papua Ditemukan ...

Advertising
Advertising

Bonar mendesak pemerintah mencari formula penyelesaian politik di Papua. Sebab, jika tidak maka perlawanan dari kelompok bersenjata akan terus meningkat. Adapun Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, kata dia, harus menyadari bahwa pembangunan infrastruktur dan peningkatanan kesejahteraan ekonomi masyarakat Papua tidaklah cukup apabila tidak dibarengi penghormatan dan rekognisi atas hak-hak dasar masyarakat Papua.

"Dalam konteks itu, penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu serta yang terjadi pada dan pascapemerintahan Soeharto menjadi prasyarat mendesak," ucap Bonar.

Simak: Evakuasi Korban Pembunuhan Papua, TNI ...

Penembakan dilakukan oleh kelompok bersenjata terhadap para pekerja proyek PT Istaka Karya pada 2 Desember 2018 sekitar pukul 15.30 di Kali Yigi dan Kali Aura Distrik Yigi Kabupaten Nduga. Sejauh ini, dilaporkan ada 24 orang pekerja yang meninggal akibat penembakan oleh kelompok bersenjata.

Sebelumnya, sebanyak 31 pekerja proyek jalan Trans Papua yang sedang bekerja membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua diserang oleh kelompok bersenjata. Beberapa orang berhasil menyelamatkan diri namun ada juga yang belum diketahui keberadaannya.

Berita terkait

KKB Intan Jaya Papua Serang Polsek Homeyo, 1 Warga Tewas

12 jam lalu

KKB Intan Jaya Papua Serang Polsek Homeyo, 1 Warga Tewas

Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno membenarkan KKB Intan Jaya menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua.

Baca Selengkapnya

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

12 jam lalu

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

Seorang pria warga negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi Daegu, Korea Selatan setelah menikam rekan senegaranya hingga tewas dan melarikan diri.

Baca Selengkapnya

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

1 hari lalu

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

Hakim memvonis eks Kadis PUPR Papua, Gerius One Yoman dengan hukuman empat tahun delapan bulan penjara dan uang pengganti Rp 4,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Otsus Papua Tidak Selesaikan Masalah

1 hari lalu

Peneliti BRIN: Otsus Papua Tidak Selesaikan Masalah

Otsus Papua bukan merupakan penyelesaian atau resolusi konflik Papua.

Baca Selengkapnya

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

1 hari lalu

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

Alissa Wahid menduga TNI kembali menyebut OPM itu karena sudah kewalahan mengatasi kelompok pro-kemerdekaan Papua.

Baca Selengkapnya

Tunangan Ayu Ting Ting, Lettu Inf Muhammad Fardhana Pimpin Kegiatan Pemasangan Aliran Listrik Satgas Yonif 509 Kostrad

1 hari lalu

Tunangan Ayu Ting Ting, Lettu Inf Muhammad Fardhana Pimpin Kegiatan Pemasangan Aliran Listrik Satgas Yonif 509 Kostrad

Lettu Inf Muhammad Fardhana tunangan pedangdut Ayu Ting Ting, pimpin pemasangan aliran listrik Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua.

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

1 hari lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

3 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Dalami Dugaan Pembunuhan dalam Kasus Penemuan Mayat dalam Koper di Bekasi

4 hari lalu

Polda Metro Jaya Dalami Dugaan Pembunuhan dalam Kasus Penemuan Mayat dalam Koper di Bekasi

Polda Metro Jaya mendalami dugaan pembunuhan dalam kasus penemuan mayat dalam koper yang ditemukan di Bekasi.

Baca Selengkapnya

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

4 hari lalu

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

Boyamin Saiman menyambangi KPK hari ini untuk menyampaikan surat permohonan bantuan kepada Nurul Ghufron. Satire minta dibantu mutasi PNS.

Baca Selengkapnya