Lima Fakta Reuni Akbar 212: Dituding sebagai Gerakan Politik

Minggu, 2 Desember 2018 08:52 WIB

Massa Persaudaraan Alumni (PA) 212 membawa bendera saat menghadiri acara Reuni Akbar, di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Ahad, 2 Desember 2018. Bendera tauhid sempat disoalkan sekelompok orang karena dianggap sebagai simbol ormas terlarang, yakni Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok yang menggagas gerakan 2 Desember 2016 menggelar acara bertajuk Reuni Akbar 212 di Monas mulai pukul 03.00 WIB hingga 12.00 WIB siang ini, Ahad, 2 Desember 2018.

Baca: Datangi Reuni Akbar 212, Nama Prabowo Dielu-elukan Peserta

Panitia mengisi reuni ini dengan acara salat tahajud, subuh berjamaah, serta zikir, dan mendengarkan ceramah Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Peserta sudah memadati Monas sejak dini hari. Acara ini banyak menjadi sorotan. Berikut fakta-fakta soal Reuni Akbar 212;

1. Digelar Tiap Tahun

Acara ini digelar setiap tahun. Reuni Akbar 212 diusung oleh PA 212, forum yang dibentuk untuk menampung orang-orang yang pernah terlibat dalam aksi Bela Islam pada Desember 2016 silam.

Advertising
Advertising

Saat itu, massa turun ke jalan menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diproses hukum dengan tuntutan penistaan agama lantaran dinilai menghina Al-Quran surat Al Maidah ayat 51.

Ahok telah divonis Pengadilan Negeri Jakarta Utara dengan hukuman dua tahun penjara. Atas vonis tersebut Ahok tak mengajukan banding dan tengah menjalani hukuman di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Ahok lewat pengacaranya sempat berupaya memohon Peninjauan Kembali (PK) namun ditolak Mahkamah Agung.

2. Dijaga Ribuan Pasukan Pengamanan

Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI telah menyiapkan anggota untuk menjaga kegiatan unjuk rasa Reuni Akbar 212 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada 2 Desember 2018.

"Bantuannya kami, TNI, akan standby 2.000 personel. Disebar, ini kan atas permintaan Polri (perbantuan personel)," kata Kepala Dinas Penerangan Komando Daerah Militer Jakarta Raya Kolonel Kristomei Sianturi di Monas, Jakarta Pusat, Jumat, 30 November 2018.

Adapun Polri telah menyiapkan 2.700 pasukan Brigade Mobile (Brimob) lengkap dengan kendaraan taktis di sekitar lokasi ReuniAkbar 212. "Apabila ada permintaan tambahan, kami akan berkoordinasi dengan Polda lain sesuai kebutuhan," kata Wakil Komandan Korps Brimob, Brigadir Jenderal Abdul Rakhman.

<!--more-->

3. Menuai Pro Kontra

Acara ini banyak menuai pro kontra, bahkan oleh koordinator Eks 212 sendiri. Rahman Aris F Nasution, misalnya, menolak acara Reuni Akbar 212. Ia mengatakan, acara reuni tahun ini sudah keluar dari khittah atau perjuangan awal aksi 212 pada 2 Desember 2016.

Ia pun mempertanyakan dasar penyelenggaraan acara tersebut. Pengacara itu menduga acara reuni akbar 2 Desember 2018 terindikasi mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Simak: Reuni Akbar 212 Dianggap Gerakan Politik Oposisi Jokowi

Ketua Forum Silaturahmi Aktivis 212 Kapitra Ampera juga menolak acara Reuni Akbar 212. Bahkan, ia sudah menyiapkan acara tandingan reuni tersebut, meski akhirnya batal. Kapitra menilai penyelenggaraan reuni akbar 212 akan melunturkan sejarah yang ditorehkan para aktivis 212 pada 2016.

Pasalnya, kata dia, banyak stigma bahwa reuni 212 terkontaminasi kepentingan partai politik. "Kalau tiap tahun berulang-ulang, orang akan membandingkan. Lama-lama berkurang, sejarah yang ditorehkan luntur," kata Kapitra. Keduanya kini berada di kubu calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi.

Penanggung Jawab Reuni Akbar 212, Slamet Maarif, mengatakan acara yang akan dihelat pada 2 Desember 2018 di lapangan tugu Monumen Nasional (Monas) tidak bermuatan politik. Acara ini, kata dia, murni sebagai arena silaturahmi para peserta Aksi Bela Islam yang berlangsung di tanggal sama, dua tahun lalu.

"Murni silaturahim, bahkan tokoh lintas agama pun hadir di reuni 212. Bukan ajang politik praktis atau kampanye paslon tertentu," katanya dalam konferensi pers di Gedung Dewan Dakwah Islam Indonesia, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu, 28 November 2018.

<!--more-->

4. Membawa Bendera Tauhid

Persaudaraan Alumni 212 hanya memperbolehkan relawannya mengibarkan bendera bertuliskan kalimat tauhid dalam Reuni Akbar 212. Juru bicara PA 212 Novel Bamukmin mengatakan, pengibaran bendera dilakukan sebagai bentuk keprihatinan atas insiden pembakaran bendera yang terjadi beberapa waktu lalu.

Simak: Panitia Klaim Alumni Berbeda Kelompok Dukung Reuni Akbar 212

"Sangat prihatin. Menyimpang dari syariat Islam dan penghinaan agama," kata Novel di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur pada Jumat, 30 November 2018.

Apalagi, kata Novel, pelaku pembakar bendera di Garut, Jawa Barat, hanya dikenakan kurungan pidana yang tak lama. Ia mendesak agar para pelaku tersebut dikenakan pasal penistaan agama. Dalam reuni ini, Novel mengatakan PA 212 ingin menyerukan agar pemerintah bisa melek dan adil terhadap penegakan hukum. "Apa perlu setiap ada kasus, kami turunkan ribuan umat islam?" ujarnya.

5. Slogan Putihkan Monas

Tak hanya bendera, panitia juga melarang relawan PA 212 mengenakan baju atau kaos yang berlambang partai politik atau pasangan calon presiden dan wakil presiden. Ia hanya mengizinkan relawannya mengenakan baju dan celana berwarna putih.

Simak: Pengamat: Reuni Akbar 212 Bisa Rugikan Prabowo - Sandiaga

"Kami sengaja memakai warna baju putih untuk menyimbolkan bahwa kami netral," kata Novel. Ia pun mengusung semboyan 'Putihkan Jakarta' dalam aksi Reuni Akbar 212 tersebut. Moto itu Novel utarakan untuk menampik banyaknya kabar bahwa reuni 212 dilandasi kepentingan politik.

Berita terkait

Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

46 menit lalu

Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

Pengamat politik menilai, gagasan Presidential Club Prabowo mungkin saja hasil dari melihat transisi kepemimpinan Indonesia yang seringkali ada ketegangan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

2 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

3 jam lalu

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

Demokrat mewanti-wanti agar tak ada partai di pemerintahan rasa oposisi.

Baca Selengkapnya

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

4 jam lalu

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra mengatakan Gelora tak tolak PKS gabung ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

4 jam lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

5 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

14 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

15 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

15 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

16 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya