Formappi Sebut Kinerja DPR di Masa Sidang I Buruk

Reporter

Fikri Arigi

Sabtu, 24 November 2018 15:39 WIB

Seorang anggota DPR menyimak pidato penutupan masa persidangan ke II tahun 2016-2017 oleh Ketua DPR Setya Novanto dalam rapat paripurna di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 15 Desember 2016. Setya Novanto melaporkan kinerja Dewan pada Masa Persidangan II Tahun Sidang 2016-2017. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mengatakan kinerja Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR periode 2014-2019 adalah yang terburuk sejak era reformasi. Lucius mendasarkan tudingannya ini pada miskinnya produk Rancangan Undang-Undang (RUU) yang disahkan oleh DPR.

“Saya kira secara umum bisa kami katakan sangat buruk kalau dibandingkan dengan DPR era reformasi,” kata Lucius di kantornya, Jumat, 23 November 2018.

Baca: Survei Charta Politika: DPR Kini Dinilai Lebih Terbuka

Menurut data Formappi, pada masa sidang satu tahun sidang 2018-2019, DPR membahas sebanyak 16 RUU, yang terdiri dari tiga RUU Kumulatif Terbuka dan 13 RUU Prolegnas Prioritas. Namun setelah melalui 55 kali rapat badan legislasi dan 26 kali rapat panitia khusus, RUU yang berhasil disahkan selama masa sidang itu hanya tiga RUU Kumulatif Terbuka dan tak satupun dari 13 RUU Prolegnas Prioritas.

Padahal, menurut Lucius, beberapa RUU itu sudah jadi langganan perpanjangan setiap pergantian masa sidang. Ia menilai pangkal dari ketidakjelasan ini adalah peraturan perpanjangan waktu pembahasan RUU yang diatur dalam Pasal 143 Peraturan Tata Tertib DPR. Pasal ini mengatur RUU untuk dibahas dalam jangka waktu maksimal tiga kali masa sidang, namun terdapat kalimat yang menyatakan dapat dilakukan perpanjangan waktu pembahasan dengan pertimbangan-pertimbangan.

Advertising
Advertising

Baca: Tingkatkan Kinerja Legislasi DPR, Ini Saran Ibas

Kalimat terakhir itu, kata Lucius, adalah penyebab pembahasan RUU dapat terus menerus diperpanjang tanpa kejelasan kapan akan dirampungkan. Sedangkan untuk setiap pembahasan satu RUU setiap tahunnya itu bisa menghabiskan sekitar Rp 8 miliar.

Lucius pun menyayangkan sumirnya informasi mengenai alasan perpanjangan pembahasan RUU. Sedangkan mekanisme perpanjangan RUU dan alasannya harus jelas. “Itu yang sulit kami temukan, kami mau mencari alasan dari masing-masing pembahas RUU itu, apa alasan RUU itu diperpanjang,” ujar dia.

Adapun pada rapat paripurna 31 Oktober 2018 lalu terdapat 15 RUU yang diperpanjang yakni: (1) RUU tentang larangan minuman beralkohol; (2) RUU tentang pertembakauan; (3) RUU tentang sisnas iptek; (4) RUU tentang kewirausahawan nasinal; (5) RUU tentang wawasan nusantara; (6) RUU tentang kuhp; (7) RUU tentang jabatan hakim; (8) RUU tentang Mahkamah Konstitusi; (9) RUU tentang larangan praktek monopoli dan persainan usaha tidak sehat; (10) RUU tentang perkoperasian; (11) RUU tentang penyelenggaraan ibadah haji dan umroh; (12) RUU tentang penghapusan kekerasan seksual; (13) RUU tentang kebidanan; (14) RUU tentang perubahan atas undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang aparatur sipil negara; (15) RUU tentang ekonomi kreatif.

Baca: Kinerja Legislasi Buruk, DPR Sederhanakan Target di 2018 - 2019

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

9 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

4 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

4 hari lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

5 hari lalu

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

Naim berasal dari keluarga dokter dan dokter gigi. Dia hidup gelimang kebahagiaan, namun penjajahan Israel telah membuat hidupnya hampa.

Baca Selengkapnya