Pengamat: Gabungnya Yusril ke Jokowi - Ma'ruf karena Cemas Kalah

Rabu, 14 November 2018 11:05 WIB

Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra bersama Sekretaris Jenderal PBB Afriansyah Ferry Noer berfoto dengan nomor urut partai politik peserta Pemilu 2019 di Gedung KPU, Jakarta, 6 Maret 2018. KPU resmi menetapkan Partai Bulan Bintang dengan nomor urut 19 untuk Pemilu 2019. PBB disahkan sebagai peserta pemilu 2018 setelah menang dalam sidang ajudikasi penyelesaian sengketa pemilu. TEMPO/Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan langkah Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menjadi pengacara pasangan calon presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin (Jokowi - Ma’aruf) terburu-buru. Ia menduga Yusril bingung mencari jalan keluar untuk meloloskan partainya dalam Pemilihan Umum atau Pemilu 2019.

Simak: Bola Liar Draf Koalisi dari Yusril di Kubu Prabowo

“Ada kegelisahan mendalam yang sedang menjadi beban pikiran Yusril. Ini berkaitan dengan sistem Pemilu serentak yang menjadi ancaman bagi partai-partai kecil termasuk PBB,” kata Pangi dalam rilis yang disiarkannya kepada media pada Rabu, 14 November 2018.

Pangin berpendapat Yusril bergabung menjadi pengacara Jokowi karena capres nomor urut 01 itu cukup akomodatif belakangan ini. Jokowi membuat banyak tokoh politik kelas kakap bertekuk lutut. Bahkan, elite politik yang sebelumnya berseberangan dengan Jokowi pun berbelot ikut mendukung. Tak pelak, ini pula yang terjadi dengan Yusril.

Pilihan politik Yusril, kata Pangi, berpotensi menguntungkan PBB. Partai ini bakal mendapat kesempatan memperluas basis. Syaratnya, Yusril sebagai tokoh sentral harus segera menunjukkan sikap pembelaan dan keberpihakan kepada kandidat yang diusung. Namun, Pangi menilai hal itu tidak mudah. Sebab, Yusril dan partainya kadung memiliki rekam jejak sebagai pihak oposisi. Apalagi kaum pemilih bawah PBB mayoritas berseberangan dengan pemerintah.

Syarwi mengatakan keputusan Yusril tak hanya buru-buru, tapi juga dilandasi kecemasan mendalam. Ia menduga hal ini berhubungan dengan draf aliansi kesepakatan politik yang diajukan kepada Prabowo pada Oktober lalu. Draf yang beredar belakangan ini dan salinannya diterima Tempo itu diduga diabaikan oleh Prabowo. Salah satu poin draf itu memuat masing-masing partai koalisi harus saling dukung untuk mencapai perolehan suara lebih-kurang 4 persen dalam Pemilu 2019.

Draf itu dibuat oleh kelompok Ijtima Ulama. Ada juga nama Ketua Majelis Syuro PBB M.S. Kaban dan Sekretaris Jenderal PBB Afriansyah Ferry Noer dalam perancang draf tersebut. Tawaran aliansi yang dikemukakan Yusril adalah salah satu jalan keluar agar koalisi yang dibangun tidak hanya menguntungkan partai yang punya kandidat capres-cawapres, tapi juga partai lain yang suaranya kecil, seperti PBB.

Menurut Pangi, draf aliansi ini adalah sebuah portofolio untuk menjaga komitmen partai. Maksudnya, kata dia, bertujuan untuk menghindari adanya ancaman persaingan antar-mitra koalisi di daerah, padahal di saat berbarengan mereka harus mengkampanyekan capres yang sama. Dengan portofolio tersebut, partai politik yang tergabung dalam koalisi cenderung punya masa depan yang lebih jelas.

Baca juga: Yusril Sebut Alumni 212 Ikut Susun Tuntutan Politik untuk Prabowo

Setelah draf aliansi itu seakan tak digubris Prabowo, Pangi lantas menanyakan kemungkinan masuknya Yusril menjadi pengacara Jokowi juga dilandasi dokumen serupa. "Jika ternyata kubu Jokowi - Ma’ruf Amin juga tidak bisa menerima proposal yang ditawarkan, apakah Yusril hanya akan dimanfaatkan sebagai kuasa hukum,” kata Pangi.

Berita terkait

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

17 jam lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

23 jam lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

2 hari lalu

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

Penetapan Hari Danau Sedunia menjadi satu dari empat poin usulan yang dibawa Indonesia untuk diangkat menjadi resolusi PBB.

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

2 hari lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

3 hari lalu

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Yusril dan Gibran Saksikan Wayang Kulit, Angkat Lakon Semar Kembar Sembodro Larung

4 hari lalu

Yusril dan Gibran Saksikan Wayang Kulit, Angkat Lakon Semar Kembar Sembodro Larung

Pertunjukan wayang dengan lakon Semar Kembar Sembodro Larung itu dibawakan Dalang Ki Warseno Slenk. Mengangkat kisah Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

4 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

5 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

5 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

6 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya