Panitia Muktamar Pemuda Muhammadiyah Mengaku Diintervensi Polisi

Rabu, 17 Oktober 2018 09:42 WIB

Ketua Komisi V DPR Fary Djemi Francis dan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak dalam seminar kebangsaan di Hotel Santika Depok, 5 Oktober 2018. Tempo/Friski Riana

TEMPO.CO, Yogyakarta - Panitia Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah mengaku mendapat intervensi dari pihak kepolisian terkait pelaksanaan acara yang sedianya akan digelar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 25-28 November 2018.

Baca: Muktamar Pemuda Muhammadiyah Diintervensi, Dahnil Anzar ke Polri

"Ada informasi jika pimpinan Pemuda Muhammadiyah di tingkat daerah dan wilayah dihubungi pihak kepolisian dan menanyakan soal muktamar, siapa saja calon ketua umum (Pemuda Muhammadiyah) dan lainnya," ujar Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Yogyakarta, Iwan Setiawan saat dihubungi Selasa, 16 Oktober 2018.

Iwan memperkirakan sejumlah pengurus Pemuda Muhammadiyah di daerah dan wilayah di seluruh Indonesia dihubungi oleh kepolisian. Dia menilai upaya konfirmasi yang sangat mendetail acara ini membuat Pengurus Pemuda Muhammadiyah bertanya-tanya, mengapa kepolisian sampai menanyakan suksesi di organisasi itu.

"Apa mungkin karena Ketua Umum PP Muhammadiyah (Dahnil Anzar Simanjuntak) sekarang jadi jubir calon presiden tertentu sehingga menjadikan Pemuda Muhammadiyah sebagai ancaman untuk pilpres dari pihak tertentu. Padahal Pemuda Muhammadiyah sebagai organisasi tidak ikut dukung mendukung," ujarnya.

Advertising
Advertising

Sebelumnya beredar pesan terkait dugaan intervensi muktamar itu yang mengatasnamakan Ketua Panitia Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah Tahun 2018 Virgo Sulianto Gohardi. Dalam pesan itu, Virgo menyatakan setidaknya dalam waktu sepekan lebih ini pimpinan wilayah, pimpinan daerah Pemuda Muhammadiyah bahkan pimpinan cabang mendapatkan telepon dan atau kedatangan kunjungan dari pihak kepolisian yang menanyakan perihal muktamar Pemuda Muhammadiyah tersebut.

"Pertanyaannya mulai dari jumlah peserta, kapan berangkat ke Yogya, sampai menyebutkan calon yang didorong didukung. Kondisi ini bagi kami sesuatu yang mengkhawatirkan karena sebelumnya hal ini tidak pernah terjadi. Hal-hal yang ditanyakan juga sangat sensitif," ujar Virgo.

Virgo mengatakan dalam sejarah Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah upaya intervensi seperti ini pernah terjadi di zaman Orde Baru.

Baca: Dahnil Anzar Endus Polisi Intervensi Muktamar Pemuda Muhammadiyah

Juru bicara Polda Daerah Istimewa Yogyakarta Ajun Komisaris Besar Polisi Yulianto mengatakan pihaknya belum mengecek info tersebut pada jajarannya. "Jadi kalau mengajukan muktamar, ini biasanya menjadi ranah nasional, yang mengeluarkan izin Mabes Polri, bukan dari Direktorat Intelkam DIY. Tapi kalau dilaksanakan di Yogya maka akan ada rekomendasi dari Polda DIY," ujarnya.

Rekomendasi dari Polda DIY itu untuk diteruskan panitia ke Mabes Polri untuk mendapatkan izinnya. "Ketika rekomendasi itu dibuat, mesti ada jumlah ada pesertanya, kan itu bukan intervensi. Ya kalau (tanya) calon-calon (ketua organisasi), apa peserta itu kan supaya tahu saja gambaran petanya seperti apa," ujarnya.

Berita terkait

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

6 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

19 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

20 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

1 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

1 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

2 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

2 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya