Cerita Pengungsi Palu Soal Posko Balikpapan Bak Hotel Bintang 5

Selasa, 16 Oktober 2018 18:38 WIB

Kondisi pengungsi di Posko Landasan Udara Dhomber Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa 16 Oktober 2018. Para pengungsi bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke lokasi tujuan mereka, seperti Jakarta, Surabaya, dan Samarinda. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah korban bencana gempa Palu mengaku memperoleh pelayanan maksimal di posko penampungan Landasan Udara Dhomber Balikpapan, Kalimantan Timur. Upi Hartati, 41 tahun, warga asal Tondo, Palu, bahkan mengatakan posko pengungsian itu lebih mirip hotel bintang lima.

"Kami tadinya hanya butuh air bersih dan makan, tapi malah dijamu seperti di hotel," kata Upi saat ditemui di Landasan Udara Dhomber, Balikpapan, Selasa, 16 Oktober 2018.

Baca: Pengungsi Gempa Palu Masih Bertahan di Posko Lanud Balikpapan

Upi tiba di Balikpapan bersama suaminya, Nana Karyana, 42 tahun pada Senin, 15 Oktober 2018. Mereka akan melanjutkan perjalanan ke Banten. Dari Bandar Udara Mutiara SIS Al Jufrie Palu, suami-istri dan seorang anaknya itu menumpang pesawat Hercules milik Jepang dan mendarat di Hanggar D Lanud Dhomber.

Sesampainya di Balikpapan, Upi dan pengungsi lainnya disambut oleh para relawan gabungan dari dinas, satuan tugas, serta lembaga swadaya masyarakat (LSM). "Anak saya langsung dikasih roti, makanan, buku gambar," kata Upi.

Advertising
Advertising

Upi melihat posko itu penuh tenda-tenda yang menyediakan kebutuhan pokok layaknya di toko serba ada. Misalnya baju-baju hasil sumbangan, makanan, kopi, bahkan rumah balon dan boneka.

Baca: Ada Donatur Tiket Gratis untuk Pengungsi Gempa Palu di Balikpapan

Ia juga mendapati fasilitas yang lengkap untuk mandi, cuci, kakus. Toilet pun dinilai bersih dan nyaman untuk aktivitas bersih-bersih. Upi juga mengaku tak kesulitan menemukan musala dan tempat untuk berkonsultasi kesehatan.

Di tenda untuk tidur, Upi kagum lantaran pihak posko memberi alas tenda mereka dengan papan-papan kayu dilapisi terpal. Karpet-karpet Jepang nan empuk diletakkan di atas papan itu sehingga mereka nyaman tidur. "Kami juga tidak kepanasan karena ada kipas angin di dalam," ujarnya.

Upi menyebut posko pengungsian di Balikpapan adalah tempat sementara untuk melupakan Palu dan kenangannya yang pahit dua pekan lalu. Musababnya, ia mengaku trauma bila mengingat rumahnya yang setengah ambruk.

Baca: BMKG Bikin Zona Rentan Bencana Gempa di Palu, Simak Kajiannya

Pengungsi lain, Bachtiar, 53 tahun, brrpendapat senada. Saking kagumnya dengan posko pengungsian di Balikpapan, ia mengatakan akan mati kekenyangan karena makanan terus mengalir. "Kalau malam, saya juga dapat hiburan layar lebar yang dipasang oleh bapak-bapak polisi," ujarnya.
Bachtiar adalah pengungsi dari pesisir Pantai Talise. Rumahnya rata dengan tanah setelah diempas tsunami. Ia berencana mencari ketenangan di rumah saudaranya di Samarinda karena merasa pilu bila masih bertahan tinggal di Palu.

Ia pun membandingkan pengungsian di Balikpapan dan di Palu. "Di Palu, air bersih saja susah. Tenda panas dan tidak ada yang beralas papan seperti ini," ujarnya. Ia juga merasa diperhatikan kebutuhan makanannya bahkan tak perlu syarat khusus untuk memperoleh nasi, lauk, atau kue-kue.

Adapun di Palu, ia menyebut sulit mendapatkan beras. Bahkan, untuk memperoleh logistik, ia sempat dimintai syarat KTP dan kartu keluarga oleh lurah setempat. "Apa yang harus kami serahkan? KTP dan KK kami sudah hanyut entah ke mana," ujarnya.

Bachtiar pun prihatin dengan kondisi pengungsian di Palu sebab tidak seluruh bantuan merata. Sedangkan jumlah pengungsi dinilai terlalu banyak sehingga kondisi di pengungsian tidak nyaman.

Ia sempat memikirkan nasib teman-teman dan kerabatnya yang masih bertahan di Palu. Ia berharap pemerintah segera memberi hunian sementara yang layak supaya kehidupan sehari-hari para pengungsi berangsur normal.

Baca: Pemerintah Segera Bangun 1.200 Barak untuk Korban Gempa Palu

Berita terkait

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

1 hari lalu

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

BNPB meminta semua kebutuhan dasar masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang dapat segera dipenuhi.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

5 hari lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

5 hari lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

13 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut delapan tersangka teroris itu berinisial G, BS, SK, A, MWDS, DK, H, dan RF.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

15 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

19 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

22 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

27 hari lalu

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

Lebih dari 1.100 migran dan pengungsi termasuk 121 anak-anak tanpa pendamping diselamatkan di lepas pantai selatan Italia dalam waktu 24 jam

Baca Selengkapnya

256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

28 hari lalu

256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Warga terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi tersebut berasal dari 78 kepala keluarga.

Baca Selengkapnya

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

33 hari lalu

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan militer Israel telah menarik tank dan kendaraan dari kompleks rumah sakit Al Shifa setelah dua pekan

Baca Selengkapnya