Wapres JK Wakili Indonesia di Sidang Majelis Umum PBB di New York

Reporter

Friski Riana

Editor

Amirullah

Senin, 24 September 2018 22:42 WIB

Wapres Jusuf Kalla mewakili Indonesia menyampaikan pidato pada sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB ke-72 di New York, Amerika Serikat, 21 September 2017. Beberapa isu yang menjadi perhatian Indonesia pada Sidang Majelis Umum PBB tahun ini antara lain mengenai perdamaian dan keamanan internasional, pembangunan berkelanjutan, kemajuan HAM dan reformasi PBB. A NTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK akan memimpin delegasi Indonesia di Sidang Majelis Umum (SMU) Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-73, di General Assembly Hall, New York, Amerika Serikat.

Baca: Wapres JK: Kepala Daerah Tak Boleh Mendukung Capres Tertentu

Rencananya, SMU PBB ke-73 yang dihadiri oleh para kepala negara di dunia ini, diawali dengan Nelson Mandela Peace Summit, yang berlangsung dari pagi hingga sore hari, pada Senin, 24 September 2018 waktu setempat.

Di forum tersebut banyak agenda yang akan dibahas, di antaranya masalah perdamaian, kesehatan, penyakit tidak menular, serta masalah perempuan. "Itu berbagai masalah akan dilontarkan, karena banyak rapat-rapat tersendiri," kata JK dalam keterangan tertulisnya, Senin, 24 September 2018.

Khusus pada sesi debat, kata JK, ia akan menyampaikan terima kasih kepada negara-negara yang telah mendukung Indonesia, sehingga terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB. "Bagi saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman negara lain, karena Indonesia menjadi anggota tidak tetap DK PBB," tuturnya.

Advertising
Advertising

Selain menghadiri Sidang Majelis Umum PBB, JK sebelumnya juga mengikuti diskusi di Tuft University, Massachusettes, Boston, Jum'at, 21 Setember 2018. JK memaparkan mengenai 'menavigasi gejolak', yakni pengalaman Indonesia yang mengupas masalah ekonomi global dan bagaimana Indonesia menanganinya hingga situasi ekonomi Indonesia saat ini.

Di hadapan para mahasiswa Fletcer dan Tuft University, JK mengatakan bahwa saat ini, di kawasan dunia sedang menghadapi periode turbulensi yang datang tidak hanya dari pasar valuta asing, tetapi juga serangkaian bencana alam.

Bencana alam tersebut, kata dia, mulai dari gempa bumi besar di Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan beberapa tempat lain di Indonesia, diikuti oleh serangkaian gempa bumi besar dan angin topan di Jepang, serta angin topan paling keras melanda Filipina, bagian Selatan Cina, dan Taiwan.

Baca: Jusuf Kalla Siap Jadi Mentor Erick Thohir di Dunia Politik

“Bencana alam ini menyebabkan banyak korban, dan pada gilirannya akan menciptakan beban lain pada anggaran negara-negara tersebut, untuk alokasi bantuan dan rekonstruksi,” ujarnya.

Selain itu, JK juga mengungkapkan tentang gejolak melemahnya mata uang terhadap dolar Amerika Serikat, yang dialami semua negara berkembang di seluruh dunia, di mana Argentina, Brasil, dan Turki mengalami depresiasi terbesar. Sementara itu, Indonesia dan Filipina merupakan negara-negara lain yang juga rentan terdampak.

Perang dagang antara AS dan mitra dagangnya termasuk Cina, penyesuaian moneter oleh The Fed, dan beberapa masalah domestik terkait dengan gejolak ini, yang juga turut memicu turbulensi ekonomi. “Ketegangan perdagangan itu menciptakan ketidakpastian, yang membuat kesulitan bagi pemain ekonomi untuk membuat keputusan,” ujar JK.

Berita terkait

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

26 menit lalu

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Para ahli PBB mendesak penjajah Zionis Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza, dan menuntut ekspor senjata ke Israel "segera" dihentikan.

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

23 jam lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

1 hari lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

2 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

3 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

3 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

3 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

3 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya