Kontroversi Iklan Jokowi, Sekjen PDIP Ingatkan Politik Bansos SBY

Kamis, 13 September 2018 16:36 WIB

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Sekjen PKB Abdul Kadir Karding, Sekjen DPP Partai Perindo Ahmad Rofiq, dan Sekjen PKPI Verry Surya Hendrawan menemui wartawan sebelum rapat sembilan sekjen partai pendukung capres dan cawapres Joko Widodo - Ma'ruf Amin di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Agustus 2018. Tempo/Rezki Alvionitasari.

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, mengatakan iklan Jokowi tentang bendungan di bioskop tidak perlu dipermasalahkan. Menurut Hasto, masyarakat hendaknya dapat membedakan antara use of power dan abuse of power.

Baca juga: Kubu Jokowi Akan Segera Buka Rekening Khusus Dana Kampanye

"Abuse of power contohnya ketika ada salah satu pimpinan yang minta anaknya difasilitasi saat ke luar negeri," kata Hasto saat konferensi pers di posko Cemara, Jakarta, Kamis 13 September 2018.

Hasto mengatakan iklan tersebut memiliki konteks penyampaian keberhasilan pemerintah yang di negara manapun merupakan posisi strategis inkumben. Selain itu, ia juga mempertanyakan mengapa sebagian pihak menjadi begitu reaktif saat ada gagasan-gagasan baik yang menyangkut bangsa dan negara.

"Jadi kita tanyakan saja pada petani, mereka mendapatkan manfaat dari bendungan atau tidak? Gitu saja," ujarnya.

Advertising
Advertising

Hasto menambahkan, saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih menjabat sebagai presiden, SBY pernah melakukan apa yang disebut Hasto sebagai "politik Bansos". Kata Hasto, program tersebut berdasarkan penelitian Marcus Mietzner memakan anggaran hingga US$ 2 miliar atau sekitar Rp 29,6 triliun dalam kurs saat ini, dalam rentang Juni 2008 hingga Februari 2009.

Baca juga: PKB: Koalisi Prabowo Jangan Panik Soal Iklan Jokowi di Bioskop

Sebelumnya, iklan layanan masyarakat di bioskop ramai dibahas di media sosial. Iklan Jokowi tersebut berisikan bagaimana pembangunan beberapa bendungan di Indonesia. Di akhir iklan, ada kutipan dari Presiden Joko Widodo yang diikuti dengan tagar MENUJUINDONESIAMAJU.

Beberapa lawan politik kubu Jokowi meminta agar iklan Jokowi tersebut sebaiknya tidak ditayangkan di dalam bioskop. Di antaranya adalah Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra dan Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera atau PKS.

Fadli Zon melalui akun Twitternya mencuit agar sebaiknya iklan Jokowi ini dicopot dari bioskop. Sedangkan, Hidayat Nur Wahid mengatakan iklan tersebut seharusnya dicopot karena alih-alih menghadirkan simpati, justru menghadirkan antipati.

Berita terkait

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

9 menit lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

54 menit lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

4 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

6 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

10 jam lalu

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

Sebelum PDIP masuk, Khofifah telah lebih dahulu didukung Partai Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN sejak sebelum Pemilu 2024 berlangsung.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

15 jam lalu

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan lewat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

1 hari lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

1 hari lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Tim Hukum TKN Sebut Gugatan PDIP di PTUN Tak Pengaruhi Pelantikan Prabowo-Gibran

Tim Prabowo-Gibran mengatakan gugatan PDIP ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) terhadap KPU RI tidak akan mempengaruhi pelantikan pemenang Pilpres

Baca Selengkapnya

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

1 hari lalu

Diusung PDIP jadi Cagub DKI Jakarta, Basuki Hadimuljono: Saya Sudah 70 Tahun..

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengaku tidak mau masuk bursa Cagub DKI Jakarta karena sudah berusia 70 tahun.

Baca Selengkapnya