Oesman Sapta: Kunci Sukses Masyarakat Minang Suka Hidup Damai
Senin, 27 Agustus 2018 10:08 WIB
INFO NASIONAL - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Ekonomi dan Budaya Minang Oesman Sapta, memimpin prosesi pelantikan Dewan Pimpinan Wilayah Gerakan Ekonomi dan Budaya Minang (DPW Gebu Minang) Provinsi Riau masa bakti 2018-2023. Pelantikan ditandai dengan pengucapan sumpah janji dan penyerahan Pataka dari Ketua DPP Gebu Minang kepada Ketua DPW Gebu Minang Provinsi Riau Arsadianto Rachman. Acara yang berlangsung di ballroom Hotel Grand Central Pekanbaru, Minggu, 26 Agustus 2018, itu dihadiri Gubernur Provinsi Riau Arsyadjuliandi Rachman.
Dalam sambutannya, dia berharap DPW yang baru dilantik bisa bekerja dengan baik agar mampu membantu pertumbuhan ekonomi di daerah, khususnya ekonomi kecil dan pasar tradisional. Hal itu karena mereka butuh bantuan agar mampu bertahan serta tidak tergilas kekuatan ekonomi liberal.
"Saya percaya, struktur yang baru dilantik mampu bekerja dengan baik. Mereka adalah orang-orang yang dikenal masyarakat dan bisa membantu kemajuan ekonomi dan budaya daerah tanpa melupakan asalnya, yaitu Minang," kata Oesman Sapta.
Bagi Oesman, orang Minang adalah kelompok masyarakat yang suka hidup damai, berdampingan, dan bekerja sama dengan siapa pun. Karena itu, keberadaan orang Minang bisa tersebar di mana-mana serta berbaur dengan masyarakat sekitarnya. Mereka bisa melaksanakan usahanya tanpa gangguan sedikit pun dari kelompok lain. Semua itu bisa terjadi karena masyarakat Minang memegang prinsip di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Di mana pun mereka berada, orang Minang senantiasa berusaha ikut membangun sehingga bisa hidup tenang karena tidak suka mencari musuh.
Selanjutnya, Oesman mengajak semua masyarakat Minang untuk bersatu, terutama dalam membangun perekonomian juga kebudayaan Minang. Apalagi masyarakat Minang dikenal sebagai kelompok masyarakat berbudaya. Karena itu, sudah semestinya jika keluarga besar Gebu Minang selalu menjaga dan mempertahankan budaya yang diwariskan nenek moyangnya.
"Orang yang berbudaya senantiasa terpanggil untuk menjaga dan melestarikan budayanya sendiri. Itulah tekad semua masyarakat Minang terhadap budayanya sendiri," ujar Oesman (*)