Korban Gempa Lombok di Mataram Kekurangan Logistik, Minim Bantuan

Senin, 20 Agustus 2018 09:23 WIB

Sejumlah pengungsi korban gempa bumi melakukan penghormatan kepada bendera Merah Putih di Posko Pengungsian Gunungsari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Jumat, 17 Agustus 2018. Pengungsi korban gempa Lombok mengikuti upacara bendera peringatan HUT RI ke-73 di lapangan sekitar posko pengungsian. ANTARA

TEMPO.CO, Mataram - Beralas karpet yang dibawa dari rumah, Atin Dina Mariana memangku anaknya yang tertidur di halaman Islamic Center, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Ahad malam, 19 Agustus 2018. Perempuan 35 tahun itu sesekali bergurau dengan kerabatnya, sesama korban gempa Lombok. Ada 12 orang keluarga Atin yang duduk berdesakan di karpet seluas 170 cm x 240 sentimeter itu. “Kalau sudah ngantuk, kami baru pindah ke tenda,” kata Atin.

Keluarga Atin merupakan satu dari ratusan warga Kota Mataram yang mengungsi di halaman Islamic Center Nusa Tenggara Barat di Jalan Langko, Selaparang, Kota Mataram. Mereka mendirikan tenda dari terpal yang dibawa sendiri sejak gempa 7 skala Richter mengguncang Lombok dan sekitarnya pada Ahad malam, 5 Agustus 2018.

Baca: Penjelasan BMKG Soal Dua Gempa Susulan di ...

Ia beserta dua anaknya yang berusia 12 tahun dan lima tahun berjalan kaki sekitar 3,3 kilometer dari kampungnya di pesisir Kampung Banjar, Ampenan, menuju ke Islamic Center. Sedangkan suami Atin berjaga di rumah karena putri sulungnya yang berusia 14 tahun pingsan. “Waktu itu kabarnya berpotensi tsunami. Kami panik dan mencari tempat yang jauh dari pesisir,” ujarnya.

Meski Kota Mataram bukan pusat gempa dan bangunan yang rusak tak sebanyak serta separah di Lombok Utara maupun Lombok Timur, Atin dan warga lain memilih bertahan di tempat pengungsian. Siang yang terik dan malam yang dingin kalah oleh rasa takut mereka akan gempa susulan. Mereka masih was-was pulang ke rumah. Bahkan ke toilet saja Atin dan keluarganya selalu khawatir.

Advertising
Advertising

Di Islamic Center, kata Atin, warga membuat toilet sederhana yang ditutupi spanduk. Untuk mandi, mereka baru menyeberang ke toilet di Masjid Jami, Kota Mataram. “Itu pun tidak kami kunci dan saling menunggu,” ujarnya.

Baca: PVMBG Ungkap Penyebab Gempa di Lombok ...

Kebutuhan makan dan minum pengungsi di Islamic Center juga mereka siapkan sendiri. Keluarga Atin minum air mentah dari keran. “Sehabis gempa itu airnya keruh. Tapi alhamdulillah kami tidak kenapa-kenapa,” kata dia. Untuk makan, Atin membawa kompor dari rumahnya untuk memasak di pengungsian.

Selama dua pekan itu, Atin juga tak bekerja. Biasanya sehari-hari ia berjualan gorengan di depan rumah. Kebutuhan membeli bahan makanan mengandalkan uang simpanan dari sanak famili lainnya.

Tak ada bantuan makanan untuk para pengungsi di Islamic Center. Meski demikian, Atin dan warga lainnya tak berkecil hati. “Warga di Lombok Utara dan Lombok Timur lebih membutuhkan karena di sana paling parah,” ujarnya.

Menurut Atin, sempat ada belasan dus air mineral, susu, dan cemilan lainnya yang dikirim oleh kepolisian. Namun, makanan itu didrop di salah satu tenda. Warga di tenda lain segan untuk meminta. “Karena di sini kami tidak ada koordinator maupun posko, sendiri-sendiri begini dengan keluarga masing-masing,” ujarnya.

Simak: Diaspora Indonesia di Belgia Galang Dana untuk Gempa Lombok ...

Selama dua hari terakhir, Atin dan keluarga sempat kembali ke rumah. Kompor dan peralatan lainnya itu ia bawa pulang dua hari lalu karena gempa sempat mereda. Pengungsian di Islamic Center juga sempat sepi. Namun, ia dan warga lainnya berbondong-bondong kembali mengungsi lagi saat gempa 6.5 SR mengguncang Lombok Ahad siang kemarin, 19 Ahad 2018. “Menara masjid di dekat rumah goyang-goyang hampir jatuh, jadi kami langsung lari ke sini lagi,” ucapnya. “Kami takut.”

Ia belum tahu kapan akan pulang lagi. Sama seperti Atin, keluarga Muhammad Jailani juga sudah dua pekan tinggal di pengungsian. Bahkan sang istri melahirkan ketika mengungsi itu. “Ini putra kami baru berusia tujuh hari,” kata Jailani. Ia menyematkan nama Muhammad Gentar Alfarizi untuk anak ketiganya itu. “Supaya tidak gentar dalam menjalani hidup dan untuk mengingat kejadian gempa ini,” ujar pria yang berkerja sebagai sopir travel itu.

Simak: Cerita Pengungsi Gempa Lombok di Islamic ...

Warga Dasan Agung, Selaparang, itu juga sempat pulang sejak dua hari lalu. Namun gempa Ahad siang kemarin memaksa dia beserta istri dan anak-anaknya kembali mengungsi. Bayi Gentar tertidur pulas di pojokan tenda. Badannya tertutup rapat selimut dan kelambu kecil. Sang ibu berada di sampingnya sembari memeluk putri keduanya. Putri pertama mereka sedang bermain-main bersama anak-anak lain.

Namun beberapa jam kemudian, gempa susulan berkekuatan 7 skala Richter mengguncang lagi pukul 22.56, Ahad kemarin. Lampu padam. Warga berhamburan dan panik. Mereka berbondong-bondong mencari tempat terbuka. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, terjadi 12 gempa sejak Ahad siang kemarin hingga Senin pagi ini, 20 Agustus 2018. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, tercatat 460 orang meninggal dunia akibat gempa ini per 15 Agustus 2018. Sebaanyak 7.773 orang luka-luka dan 417.529 orang mengungsi.

Dari data sementara BNPB, gempa Lombok juga mengakibatkan 71.962 rumah rusak. Jumlah kerusakan terus bertambah seiring kerap terjadinya gempa susulan.

ABDUL LATIF APRIAMAN | LINDA TRIANITA

Berita terkait

Dari Menara Pandang di Sintung Park, Terlihat Keindahan Gunung Rinjani dan Kota Mataram

21 Mei 2023

Dari Menara Pandang di Sintung Park, Terlihat Keindahan Gunung Rinjani dan Kota Mataram

Di Sintung Park, selain ada kolam renang yang airnya berasal dari sumur bor hingga kedalaman 35 meter, terdapat pemandangan alam sawah terasering.

Baca Selengkapnya

Satu Jenazah ABK Kapal MT Kristin yang Terbakar di Mataram Ditemukan

27 Maret 2023

Satu Jenazah ABK Kapal MT Kristin yang Terbakar di Mataram Ditemukan

Satu Jenazah ABK Kapal MT Kristin yang terbakar di perairan Pantai Ampenan, Kota Mataram ditemukan. Jenazah dibawa ke RS Bhayangkara.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sentil Rumitnya Pencairan Bantuan Gempa Lombok, Palu, hingga Cianjur

2 Maret 2023

Jokowi Sentil Rumitnya Pencairan Bantuan Gempa Lombok, Palu, hingga Cianjur

Presiden Jokowi mengatakan masyarakat harus dibuat menunggu karena ternyata pencairan dana bantuan gempa dan bencana alam lain ruwet setengah mati.

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Geologi soal Kemunculan Mirip Pulau Kecil usai Gempa Maluku

11 Januari 2023

Kata Pakar Geologi soal Kemunculan Mirip Pulau Kecil usai Gempa Maluku

Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia bicara munculnya material mirip pulau kecil di Desa Teinaman, Kepulauan Tanimbar usai gempa Maluku

Baca Selengkapnya

Bentuk Simpati Bencana, Kota Mataram Tak Akan Gelar Perayaan Tahun Baru

13 Desember 2022

Bentuk Simpati Bencana, Kota Mataram Tak Akan Gelar Perayaan Tahun Baru

Pemerintah Kota Mataram biasanya menggelar perayaan tahun baru di Lapangan Sangkareang secara meriah.

Baca Selengkapnya

Kantor Pos Mataram Terapkan 3 Metode Penyaluran BSU

7 November 2022

Kantor Pos Mataram Terapkan 3 Metode Penyaluran BSU

Penerima BSU yang belum mengambil hingga akhir penyaluran akan mendapat pemberitahuan khusus melalui perusahaan tempatnya bekerja.

Baca Selengkapnya

Kota Mataram Diguncang Gempa Magnitudo 3,7, Warga Panik Keluar Rumah

13 Oktober 2022

Kota Mataram Diguncang Gempa Magnitudo 3,7, Warga Panik Keluar Rumah

Warga di kota Mataram panik keluar dari rumahnya saat digoyang gempa berkekuatan magnitudo 3,7 pada pukul 11.51 WIT.

Baca Selengkapnya

Merosot Daya Beli Pertamax di Mataram Sejak Harga Naik

19 Juli 2022

Merosot Daya Beli Pertamax di Mataram Sejak Harga Naik

Setelah naiknya harga bahan bakar minyak (BBM), pembelian Pertamax di SPBU menurunmenjadi hanya lima persen.

Baca Selengkapnya

Tim SAR Mataram Pantau Keramaian Lebaran Topat di Destinasi Wisata Lombok

9 Mei 2022

Tim SAR Mataram Pantau Keramaian Lebaran Topat di Destinasi Wisata Lombok

Dalam perayaan Lebaran Topat, tim SAR Mataram fokus memantau keramaian di sejumlah destinasi wisata religi di Lombok.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Diprediksi Jadi Puncak Kedatangan Penonton MotoGP Mandalika

17 Maret 2022

Hari Ini Diprediksi Jadi Puncak Kedatangan Penonton MotoGP Mandalika

Kota Mataram memang menjadi salah satu wilayah yang dipilih oleh penonton MotoGP Mandalika untuk lokasi akomodasi.

Baca Selengkapnya