TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memaparkan soal gempa bumi yang terjadi hari ini, 5 Agustus 2018, di timur laut Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pusat gempa berada di laut, di mana sebagian besar daerah tersebut tersusun oleh endapan gunung api berumur tersier hingga kuarter, sedimen dan metamorf tersier sampai pra-tersier.
Baca: Gempa 7,0 SR Guncang NTB, BMKG Peringatkan Potensi Tsunami
"Pada endapan yang terlapukkan diperkirakan goncangan gempa bumi akan lebih kuat karena batuan ini bersifat urai, lepas, belum kompak dan memperkuat efek getaran, sehingga rentan terhadap goncangan gempa bumi," dikuti dari keterangan tertulis dari PVMBG yang diterima Tempo, Ahad, 5 Agustus 2018.
Gempa berkekuatan 7,0 Skala Richter (SR) tersebut sampai membuat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan gempa itu berpotensi tsunami. Tetapi, selang kurang dari dua jam, BMKG mencabut peringatan itu.
Baca: Gempa di Laut Lombok Utara, NTB Terasa hingga ke Bali
Lebih lanjut, berdasarkan posisi dan kedalamannya, diperkirakan sumber gempa bumi berasosiasi dengan flores back-arc thrust.
PVMBG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari pemerintah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. "Jangan sampai terpancing oleh isu tak bertanggungjawab."
Baca: Gempa 7,0 SR di NTB: Terjadi 14 Gempa Susulan, Begini Petanya
Sementara itu, gempa susulan diprediksi akan lebih kecil dari gempa bumi utama. Namun masyarakat tetap diminta waspada. PVMBG menyarankan warga di sekitar pantai Lombok Utara menghindari wilayah sekitar pantai dan mencari tempat yang lebih tinggi.