Pengamat Sebut Jokowi Kurang Matang Ketimbang SBY Soal Cawapres

Reporter

Taufiq Siddiq

Editor

Juli Hantoro

Minggu, 12 Agustus 2018 14:41 WIB

Pasangan bakal capres dan cawapres, Jokowi dan Ma'ruf Amin setelah menjalani tes kesehatan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, 12 Agustus 2018. Setelah 1,5 jam menjalani pemeriksaan di ruangan medical check up, keduanya keluar mengenakan kimono rumah sakit untuk menyapa wartawan. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - CEO Riset Saiful Mujani Research Center (SMRC) Djayadi Hanan membandingkan tingkat kematangan Presiden inkumben Jokowi dengan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY saat menghadapi Pilpres di periode kedua.

Baca juga: NasDem Berharap JK Jadi Ketua Tim Pemenangan Jokowi - Ma'ruf

Menurut Djayadi, Jokowi terlihat kurang matang ketimbang SBY. Padahal dari segi kekuatan politik Jokowi saat ini lebih unggul ketimbang saat SBY maju untuk putaran kedua pada 2009 silam.

"Dibanding SBY, Jokowi kurang matang dan tegas dalam menghadapi Pilpres periode kedua sebagai petahana," ujar Djayadi Hanan saat dihubungi Ahad, 12 Agustus 2018.

Menurut Djayadi, Jokowi terkesan lebih dikontrol oleh partai dalam menentukan calon wakil presidennya yaitu Ma'ruf Amin. Penentuan Ma'ruf Amin terjadi di H-1 pendaftaran capres ke KPU.

Advertising
Advertising

Baca juga: Jalani Tes Kesehatan, Jokowi dan Ma'ruf Ditemani Anak Bungsu

Sebelumnya nama Mahfud MD digadang-gadang bakal menjadi pendamping Jokowi. Mahfud bahkan telah mengurus segala keperluan untuk pencalonan wapres. Salah satunya dengan mengurus surat bebas dari kasus pidana di Pengadilan Negeri Sleman, Yogyakarta.

Mahfud bahkan telah berada di seberang restoran Plataran-tempat para ketua partai koalisi Jokowi berkumpul-untuk mendengarkan keputusan koalisi. Namun ternyata Jokowi memilih Ma'ruf Amin setelah pertemuan itu.

Djayadi membandingkan dengan SBY saat akan maju pada periode kedua 2009 silam. Saat itu, SBY kata Djayadi lebih independen da tegas di partai koalisi saat memutuskan nama Boediono sebagai calon wakil presidennya.

Menurut Djayadi saat itu dukungan politik untuk SBY setahun sebelum Pilpres hanya pada kisaran 33 persen. Sedangkan untuk Jokowi dukungan mencapai 50 persen.

Seharusnya dengan keunggulan tersebut, Djayadi menambahkan Jokowi lebih siap dan matang untuk menghadapi Pilpres periode dua. Jokowi, kata dia seharusnya juga memiliki kekuatan terhadap partai koalisi dalam menentukan sikap.

Baca juga: Akui Ma'ruf Amin Tidak Milenial, Begini Strategi Kubu Jokowi

Namun, menurut Djayadi, kekuatan Jokowi dalam partai koalisi masih lemah, dengan mudah dikontrol oleh partai.

Hal ini yang menyebabkan Jokowi sebagai petahana tidak matang dibanding SBY. "Jokowi belum bisa bersikap independen terhadap keputusnya di partai koalisi," ujarnya.

Berita terkait

Jokowi Jamu Makan Malam 2.300 Undangan Delegasi World Water Forum di Bali, Ini Pesannya

5 jam lalu

Jokowi Jamu Makan Malam 2.300 Undangan Delegasi World Water Forum di Bali, Ini Pesannya

Ada 500 undangan naratetama atau VVIP dan Ketua DPR Puan Maharani di antara welcoming dinner delegasi World Water Forum ke-10 di Bali malam ini.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Golkar Siapkan Karpet Merah untuk Jokowi, Gibran dan Maruarar Jika Ingin Gabung

8 jam lalu

Bamsoet: Golkar Siapkan Karpet Merah untuk Jokowi, Gibran dan Maruarar Jika Ingin Gabung

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan bakal menyiapkan karpet merah bagi siapa pun yang ingin bergabung dengan partainya.

Baca Selengkapnya

Datangkan Alat dari Luar Negeri, Ini 3 Fungsi Utama Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi

11 jam lalu

Datangkan Alat dari Luar Negeri, Ini 3 Fungsi Utama Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi

Peringkat laboratorium Indonesia Digital Test House disebutkan hampir sama dengan Rumah Sakit Tipe A di bidang layanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

11 jam lalu

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

Hingga tahun terakhir menjabat, Presiden Jokowi tidak pernah hadir secara langsung dalam Sidang Umum PBB.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

11 jam lalu

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

Bamsoet menilai pertemuan presiden dan mantan presiden penting dilakukan untuk menunjukkan keharmonisan antara pemimpin-pemimpin Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

15 jam lalu

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk akan meluncurkan Starlink di salah satu Puskesmas di Denpasar, Bali.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

15 jam lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

BPJS Kesehatan barus saja mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan sistem kelas tunggal, bagaimana kilas balik jaminan kesehatan nasional?

Baca Selengkapnya

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

16 jam lalu

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

BPJS Kesehatan akan memberlakukan kelas tunggal dan sistem baru dalam bentuk KRIS, bagaimana sistem dan ketentuan naik kelas rawat inap?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

20 jam lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

1 hari lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya