TNI Kirim Tim Psikolog untuk Pulihkan Mental Korban Gempa Lombok

Reporter

Syafiul Hadi

Jumat, 3 Agustus 2018 01:10 WIB

Sejumlah anggota TNI membersihkan puing bangunan pascagempa bumi berkekuatan 6,4 SR di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Selasa, 31 Juli 2018. Menurut data BPBD NTB gempa bumi tersebut menyebabkan sebanyak 1.815 rumah rusak berat dan ringan. ANTARA/Ahmad Subaidi

TEMPO.CO, Jakarta-Tentara Nasional Indonesia atau TNI mengirim tim psikolog dari tiga matra untuk membantu korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tim akan membantu memulihkan korban dari trauma akibat gempa pada Ahad lalu.

"Tim psikolog TNI akan menggelar operasi pemulihan mental terhadap para korban," ujar anggota Dinas Psikologi Angkatan Laut,Letnan Kolonel Laut (T) Mawi Utom dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Kamis, 2 Agustus 2018.

Baca: Jokowi Kunjungi Lokasi Pengungsian Gempa Lombok

Sebelumnya, gempa berkekuatan 6,4 skala Richter terjadi di Lombok. Bencana itu menewaskan setidaknya 16 orang serta ratusan lainnya luka-luka.

Mawi menuturkan tim psikologi dikirim Rabu, 1 Agustus 2018. Tim ini terdiri enam perwira dari TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. "Masing-masing angkatan mengirimkan dua orang psikolog," katanya.

Mawi berujar pengiriman tim psikolog ke lokasi musibah merupakan bagian dari operasi militer selain perang. Kegiatan ini, kata dia, akan diawali dengan pendataan yang bertujuan melihat seberapa banyak korban terdampak stres pascagempa dan tingkat trauma yg dialami. "Dari hasil analisis tersebut, akan diketahui bentuk metode intervensi apa saja yang efektif untuk diberikan," ucapnya.

Simak: Pendaki Asal Malaysia Jadi Korban Tewas Gempa Lombok

Mawi mengatakan setiap hari tim psikolog ini akan memulihkan mental korban dengan kombinasi terapi dan teknik yang simultan. Hal ini, ucap dia, diharapkan dapat menanggulangi trauma gempa tersebut. "Sehingga mereka segera bisa melakukan aktivitas sehari-hari secara normal tanpa rasa trauma," tuturnya.

Salah seorang anggota tim psikolog, Mayor Infanteri Kurniawan, mengatakan kegiatan pemulihan trauma akan dilakukan setelah analisis kebutuhan korban gempa Lombok. Misalnya terapi penurunan tingkat kecemasan pascabencana. "Rencananya kami juga akan berupaya mengembalikan kondisi emosional para korban dengan beberapa teknik," katanya. "Juga meningkatkan kondisi motivasi para korban."

Berita terkait

Profil Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah Perwira Tinggi Bintang Satu Termuda

4 jam lalu

Profil Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah Perwira Tinggi Bintang Satu Termuda

Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah belakangan viral di media sosial sebagai perwira tinggi bintang satu termuda. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

1 hari lalu

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

Alissa Wahid menduga TNI kembali menyebut OPM itu karena sudah kewalahan mengatasi kelompok pro-kemerdekaan Papua.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

4 hari lalu

4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

Konser Sheila on 7 akan digelar di lima kota termasuk Medan yang akan di langsungkan di Pangkalan Udara Seowondo, 14 September 2024

Baca Selengkapnya

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

4 hari lalu

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

Anandira Puspita, akan menjalani sidang praperadilan perdana di Pengadilan Negeri atau PN Denpasar, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Minta Maaf ke Senior di TNI, Prabowo: Saya Waktu Muda Sering Nakal

5 hari lalu

Minta Maaf ke Senior di TNI, Prabowo: Saya Waktu Muda Sering Nakal

Presiden terpilih Prabowo Subianto mengakui bahwa dirinya memang nakal saat masih muda. Pria berumur 72 tahun itu menyampaikan permintaan maaf kepada para senior-seniornya ketika masih aktif di Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau ABRI (sekarang TNI) dulu.

Baca Selengkapnya

Kronologi Dua Prajurit TNI Tersambar Petir, Satu Meninggal

6 hari lalu

Kronologi Dua Prajurit TNI Tersambar Petir, Satu Meninggal

Dua prajurit yang tersambar petir itu tengah melintas di Delta 1 Mabes TNI, Cilangkap.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kontroversi Mayor Teddy di Debat Capres Berseragam Kubu 02, Putusan MK Sebut Tak Langgar Netralitas TNI

7 hari lalu

Kilas Balik Kontroversi Mayor Teddy di Debat Capres Berseragam Kubu 02, Putusan MK Sebut Tak Langgar Netralitas TNI

Menurut putusan MK, kontroversi Mayor Teddy dan netralitas TNI saat hadir di debat capres sudah diselesaikan Bawaslu dan tidak melanggar UU Pemilu.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Terjunkan 4.266 Personel, Amankan Rapat Pleno Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

7 hari lalu

TNI-Polri Terjunkan 4.266 Personel, Amankan Rapat Pleno Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Sebanyak 4.266 personel gabungan TNI dan Polri mengamankan penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

7 hari lalu

Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

Kapuspen TNI Mayjen Nugraha Gumilar mengatakan tentara Amerika tersebut ditemukan sudah dalam keadaan meninggal di hutan Karawang.

Baca Selengkapnya

MK Sebut Kehadiran Mayor Teddy di Debat Pilpres Tak Langgar UU Pemilu

9 hari lalu

MK Sebut Kehadiran Mayor Teddy di Debat Pilpres Tak Langgar UU Pemilu

MK membantah dalil paslon 01 Anies-Muhaimin soal ketidaknetralan TNI yang tercermin dalam kehadiran Mayor Teddy dalam debat capres.

Baca Selengkapnya