Sejumlah anggota TNI membersihkan puing bangunan pascagempa bumi berkekuatan 6,4 SR di Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Selasa, 31 Juli 2018. Menurut data BPBD NTB gempa bumi tersebut menyebabkan sebanyak 1.815 rumah rusak berat dan ringan. ANTARA/Ahmad Subaidi
TEMPO.CO, Jakarta-Tentara Nasional Indonesia atau TNI mengirim tim psikolog dari tiga matra untuk membantu korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tim akan membantu memulihkan korban dari trauma akibat gempa pada Ahad lalu.
"Tim psikolog TNI akan menggelar operasi pemulihan mental terhadap para korban," ujar anggota Dinas Psikologi Angkatan Laut,Letnan Kolonel Laut (T) Mawi Utom dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Kamis, 2 Agustus 2018.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 6,4 skala Richter terjadi di Lombok. Bencana itu menewaskan setidaknya 16 orang serta ratusan lainnya luka-luka.
Mawi menuturkan tim psikologi dikirim Rabu, 1 Agustus 2018. Tim ini terdiri enam perwira dari TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. "Masing-masing angkatan mengirimkan dua orang psikolog," katanya.
Mawi berujar pengiriman tim psikolog ke lokasi musibah merupakan bagian dari operasi militer selain perang. Kegiatan ini, kata dia, akan diawali dengan pendataan yang bertujuan melihat seberapa banyak korban terdampak stres pascagempa dan tingkat trauma yg dialami. "Dari hasil analisis tersebut, akan diketahui bentuk metode intervensi apa saja yang efektif untuk diberikan," ucapnya.
Mawi mengatakan setiap hari tim psikolog ini akan memulihkan mental korban dengan kombinasi terapi dan teknik yang simultan. Hal ini, ucap dia, diharapkan dapat menanggulangi trauma gempa tersebut. "Sehingga mereka segera bisa melakukan aktivitas sehari-hari secara normal tanpa rasa trauma," tuturnya.
Salah seorang anggota tim psikolog, Mayor Infanteri Kurniawan, mengatakan kegiatan pemulihan trauma akan dilakukan setelah analisis kebutuhan korban gempa Lombok. Misalnya terapi penurunan tingkat kecemasan pascabencana. "Rencananya kami juga akan berupaya mengembalikan kondisi emosional para korban dengan beberapa teknik," katanya. "Juga meningkatkan kondisi motivasi para korban."
Minta Maaf ke Senior di TNI, Prabowo: Saya Waktu Muda Sering Nakal
5 hari lalu
Minta Maaf ke Senior di TNI, Prabowo: Saya Waktu Muda Sering Nakal
Presiden terpilih Prabowo Subianto mengakui bahwa dirinya memang nakal saat masih muda. Pria berumur 72 tahun itu menyampaikan permintaan maaf kepada para senior-seniornya ketika masih aktif di Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau ABRI (sekarang TNI) dulu.