Pengamat Prediksi Jokowi Akan Tiru Langkah SBY di Pilpres 2009
Reporter
Taufiq Siddiq
Editor
Ninis Chairunnisa
Selasa, 10 Juli 2018 11:23 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Indobarometer, Muhammad Qodari, memprediksi calon presiden inkumben, Joko Widodo atau Jokowi, akan meniru pola mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam memilih calon wakil presiden saat pilpres 2009.
Qodari menyebutkan, saat SBY memenangi pilpres pada periode keduanya, ia memilih cawapres dari kalangan nonpartai. "Pola SBY saat pilpres 2009 lalu dengan memilih capres dari nonpartai kemungkinan akan ditiru oleh Jokowi," katanya saat dihubungi Tempo pada Selasa, 10 Juli 2018.
Baca: Ada Pensiunan TNI Sampai Politikus, Siapa Cawapres Jokowi?
Menurut Qodari, kemungkinan Jokowi akan memilih cawapres di luar orang partai untuk mencegah munculnya kecemburuan dari partai pendukung. Saat ini, Jokowi telah menerima dukungan dari lima partai koalisi, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Golkar, Hanura, NasDem, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Pada pilpres 2009, SBY memilih mantan Gubernur Bank Indonesia, Boediono, sebagai pendampingnya, yang merupakan orang nonpartai. Hasilnya, SBY mampu memenangi pilpres untuk dua periode. Menurut dia, langkah SBY saat itu terlihat sama dengan kondisi Jokowi saat ini, yang harus memenuhi keinginan partai pendukung dalam menentukan cawapres.
Baca: Respons Surya Paloh Soal Proposal Join dari Muhaimin
Dalam kesempatan sebelumnya, Jokowi pun mengaku telah mengantongi nama cawapres yang akan mendampinginya dalam pilpres 2019 setelah menggelar pertemuan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Istana Batu Tulis pada Ahad malam, 8 Juli 2018. Megawati pun mengatakan pengumuman nama cawapres Jokowi menunggu waktu yang tepat. “Pengumuman dilakukan pada momentum tepat dan dalam cuaca yang cerah, secerah ketika matahari terbit dari timur. Jadi tunggu saja dan sabar," ujar Megawati.
Adapun Ketua PPP Romahurmuziy mengatakan nama pendamping Jokowi yang sudah mengerucut tersebut berasal dari latar yang berbeda. "Ada figur politisi, ada figur cendekiawan, purnawirawan TNI-Polri ((Tentara Nasional Indonesia-Kepolisian RI), serta kalangan teknokrat dan profesional," ucapnya.
Baca: BJ Habibie akan Bertemu Presiden Joko Widodo, Bahas Hal Ini