Program Padat Karya di Bali untuk Perbaikan Irigasi Subak
Sabtu, 7 Juli 2018 13:11 WIB
INFO NASIONAL-- Hiruk pikuk Program Padat Karya Tunai (PKT) tampak terlihat di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Seperti di dua desa yaitu Singakerta dan Sayan yang dikunjungi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo, pada, Jumat, 6 Juli 2018 kemarin.
Sekarang ini pemerintah memang mendorong pelaksanaan PKT di daerah. Program yang bertujuan menyerap tenaga kerja di desa-desa ini, diklaim masyarakat bermanfaat mengurangi pengangguran di perdesaan.
Di Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, program PKT dilaksanakan untuk pembuatan saluran irigasi subak delod desa yang bersumber dari dana desa sebesar Rp 78.364.860.
Pengerjaannya menyerap tenaga kerja sebanyak 22 orang, dengan upah untuk tukang sebesar Rp100 ribu dan buruh Rp 80 ribu. Pekerjaan dilakukan secara swakelola dengan waktu pengerjaan 90 hari.
Kepala Subak Desa Singakerta, Gusti Ngurah Gede merasakan langsung manfaatnya program PKT dari dana desa. "Dengan adanya UU Desa, pemerintah beri bantuan yang bermanfaat untuk masyarakat kecil dan dampaknya terasa oleh kami anggota Subak," ujarnya saat di temui di Desa Singakerta.
Subak untuk 86 KK dengan luas lahan 45 hektare ini menghasilkan produksi 50 kilogram gabah per hektare. Subak ini terletak di samping jurang sehingga airnya tidak mengalir.
"Subak kami dari segi wilayah terlalu luas karena paling hilir dari 16 subak yang ada, dengan pembuatan irigasi ini diharapkan akan mempermudah aliran air," ujarnya.
Sama halnya dengan Desa Singakerta, di Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar pun merasakan betul manfaat program padat karya dengan dana desa. Seperti yang dikatakan I Dewa Gede Agung, Kepala Desa Sayan, dana desa bermanfaat bagi tingkat perkembangan di desa.
"Tahun ini dialokasikan Rp289 juta untuk jalan lingkungan dengan paving, dengan panjang jalan 1446 meter. Jalan ini membuka akses masuk ke areal pendidikan (SD, TK), Puskesmas, sarana olahraga, jalur pertanian dan pariwisata di tengah sawah," kata Gede Agung.
Pengerjaan dilakukan selama 60 hari dengan menyerap tenaga kerja sekitar 36 orang dengan upah tukang Rp120 ribu dan buruh Rp 90 ribu. (*)