PDIP Belum Pecat Kader yang Jadi Tersangka KPK

Minggu, 10 Juni 2018 20:50 WIB

Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Hendrawan Supratikno. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) belum memecat dua kader partainya yang terkena operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno mengatakan partainya akan mendalami perkara hukum yang menjerat Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar dan Bupati Tulungagung Syahri Mulyo.

"Sedang didalami DPP. Dengan munculnya OTT gaya baru seperti sekarang, kami harus lebih arif dan hati-hati," ujar Hendrawan saat dihubungi Tempo pada Ahad, 10 Juni 2018.

Baca: PDIP Sebut OTT Wali Kota Blitar dan Bupati Tulungagung Aneh

Kurang dari sepekan, tiga kepala daerah yang juga kader PDI Perjuangan menjadi tersangka KPK atas kasus dugaan penerimaan suap dari swasta untuk pengadaan barang dan jasa. Sebelum menangkap Samanhudi Anwar dan Syahri Mulyo, KPK lebih dulu menangkap Bupati Purbalingga Tasdi. Ketiganya adalah pimpinan cabang partai di daerah.

Perlakuan partai berlambang banteng bermoncong putih terhadap Samanhudi dan Syahri ini berbeda ketika KPK menetapkan Tasdi sebagai tersangka. Setelah operasi tangkap tangan, PDI Perjuangan langsung memecat Tasdi atas keterlibatannya dalam dugaan suap. Hukuman serupa tak langsung diambil terhadap Samanhudi dan Syahri.

Advertising
Advertising

Baca: KPK Bantah OTT Tiga Kepala Daerah dari PDIP Berbau Politik

Hendrawan menilai terdapat kejanggalan atas operasi tangkap tangan terhadap Samanhudi dan Syahri. Kata dia, KPK menangkap sejumlah pihak untuk mengumpulkan bukti sebelum menyatakan seseorang sebagai tersangka. "OTT seperti ini rawan penyimpangan, rawan dipolitisir. Soalnya, dalam rivalitas politik yang ketat, ada pihak yang bisa saja meminta order atau memesan OTT," ujarnya.

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang enggan mendebat kritik PDIP tentang operasi tangkap tangan di Kabupaten Tulungagung dan Kota Blitar. Saut mengatakan perdebatan soal OTT itu sebaiknya dilakukan di pengadilan, bukan di media. “Itu debatnya di pengadilan atau praperadilan saja, jangan di media,” kata Saut saat dihubungi Tempo pada Sabtu kemarin.

Berita terkait

Selain soal Sikap Politik, Hasto Sebut Rakernas PDIP Akan Bahas Strategi Hadapi Pilkada 2024

2 jam lalu

Selain soal Sikap Politik, Hasto Sebut Rakernas PDIP Akan Bahas Strategi Hadapi Pilkada 2024

Rakernas PDIP yang berlangsung pada 24 sampai 26 April itu akan memutuskan target di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Hadapi Pilkada 2024, PDIP: Solid dan Jangan Tertipu yang Mengaku Sahabat tapi Berkhianat

4 jam lalu

Hadapi Pilkada 2024, PDIP: Solid dan Jangan Tertipu yang Mengaku Sahabat tapi Berkhianat

Dalam rapat partai di Majalengka, Hasto minta kader PDIP waspadai pihak mengaku sahabat tapi sebenarnya pengkhianat.

Baca Selengkapnya

Soal Sikap Usai Pilpres 2024, PDIP Akan Pertimbangkan Suara dari Bawah

4 jam lalu

Soal Sikap Usai Pilpres 2024, PDIP Akan Pertimbangkan Suara dari Bawah

Penentuan PDIP usai Pilpres 2024 nantinya akan dibahas dalam rakernas bersamaan dengan evaluasi peta politik pada pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

PDIP Khawatirkan Fenomena Calon Pemimpin Harus Punya Uang dan Koneksi dengan Aparat

5 jam lalu

PDIP Khawatirkan Fenomena Calon Pemimpin Harus Punya Uang dan Koneksi dengan Aparat

Sekjen PDIP, Hasto, mengatakan kondisi demokrasi Indonesia sedang terguncang akibat pragmatisme politik berlebihan di pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

8 jam lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

3 Pesan Penting Megawati untuk Kader PDIP, Salah Satunya Jangan Pernah Bohong

10 jam lalu

3 Pesan Penting Megawati untuk Kader PDIP, Salah Satunya Jangan Pernah Bohong

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan sejumlah petuah kepada kadernya. Menekankan kadernya jangan bohong. Apa petuah lainnya?

Baca Selengkapnya

5 Hal tentang Ganjar Pranowo Setelah Berakhirnya Pilpres 2024 dan Putusan MK

11 jam lalu

5 Hal tentang Ganjar Pranowo Setelah Berakhirnya Pilpres 2024 dan Putusan MK

Ganjar Pranowo menegaskan sikap politiknya untuk tidak bergabung pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewan Pengawas KPK Albertina Ho, Ini Tugas Dewas KPK

12 jam lalu

Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewan Pengawas KPK Albertina Ho, Ini Tugas Dewas KPK

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melaporkan anggota Dewas KPK Albertina Ho. Berikut tugas dan fungsi Dewas KPK

Baca Selengkapnya

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

13 jam lalu

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

PDIP sebelumnya mengusulkan Menteri Sosial Tri Rismaharini hingga Menpan RB Abdullah Azwar Anas sebagai cagub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

13 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya