Menkumham Yasonna Laoly berjabat tangan dengan Ketua Pansus RUU Anti-Terorisme Muhammad Syafii disaksikan Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius, Irwasum Polri Komjen Pol Putut Eko Bayuseno, Jampidum Noor Rachmad dan Ketua Tim Panitia Kerja Pemerintah untuk RUU Anti-Terorisme Enny Nurbaningsih pada Rapat Paripurna di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 25 Mei 2018. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta-Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat menggelar rapat kerja dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin, 4 Juni 2018. Salah satu yang mereka bahas adalah anggaran 2019.
Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna H. Laoly mempresentasikan penjara super-maximum high security yang tengah dibangun di Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah. Namanya Lembaga Pemasyarakatan Karanganyar Nusakambangan. Yasonna menjelaskan, lapas di atas lahan itu mulai dibangun sejak 2016 dan sudah selesai sekitar 40 persen. Pemerintah mengucurkan dana masing-masing Rp 50 miliar pada 2016 dan 2017, serta Rp 128 miliar di tahun 2018.
Yasonna pun meminta tambahan anggaran kepada Kementerian Keuangan yang sudah disetujui Presiden Joko Widodo. Yasonna berujar jumlah dana yang dibutuhkan membangun penjara ini adalah Rp 340 miliar, termasuk yang sudah dianggarkan sejak 2016.
Menurut Yasonna lapas baru itu diperuntukkan bagi narapidana dengan kategori high risk atau berisiko tinggi, termasuk napi kasus terorisme. Namun tidak menutup kemungkinan lapas ini menampung gembong narkoba namun berlainan blok. Penjara ini berisi 5 blok dan satu sel diisi hanya satu orang. "Lapas ini bisa menampung 502 napi," ujar Yasonna.
Dia menerangkan di lapas Nusakambangan nantinya terdapat pengamanan ekstra. Misalnya, ada 24 CCTV, tidak ada komunikasi antara napi dengan pihak luar, dan standar pengaman beberapa lapis. "Ada body sensor. Sistem IT-nya sangat baik," kata dia. Kecanggihan lainnya adalah lapas ini menggunakan tenaga air, angin, surya dalam mendukung operasionalnya.
Lapas ini dilapisi pagar anti-panjat yang didekatnya terdapat kolam yang ikut mengelilingi pagar. Kolam itu memiliki lebar 6 meter dengan kedalaman 4 hingga 12 meter. Di sisi luar, ada akses jalan untuk petugas melakukan kontrol layaknya patroli berkeliling luar lapas. Panjang jalanan itu 5 kilometer. Ada juga Watch Tower yang berfungsi mengawasi para tahanan. Yasonna mengatakan lapas ini ditargetkan selesai tahun ini meski berat.
Napi khusus teroris dari berbagai daerah akan dipusatkan di sana. Termasuk tambahan dari kasus-kasus terorisme yang baru terjadi. Namun sel mereka tak berdekatan. Ada ruang untuk napi dengan kategori pengamanan maksimum, medium, dan minimum. Yasonna menjelaskan alasan napi terorisme disatukan adalah untuk memudahkan proses deradikalisasi yang sudah dijalankan bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
"Dengan program itu, nanti bisa lebih baik pembinaannya," ujarnya. Namun dia lebih mendukung konsep terobosan yakni mengurangi orang masuk ke lapas terutama bagi pelaku narkoba yang bisa direhabilitasi.