Polri Akui Tak Bisa Bekerja Sendiri Mengatasi Terorisme
Reporter
Vindry Florentin
Editor
Amirullah
Rabu, 23 Mei 2018 07:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan terorisme merupakan musuh bersama. Kerja sama dengan berbagai pihak dinilai penting untuk menanganinya.
"Polri tidak bisa bekerja sendiri, apalagi sumber daya kami terbatas," kata Setyo di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa, 22 Mei 2018.
Baca: Jokowi Minta Diterapkan Cara Luar Biasa Melawan Terorisme
Setyo mengatakan ada sekitar 440 ribu personel kepolisian. Jumlahnya cukup besar, namun jika semuanya dikerahkan untuk penanganan terorisme, tugas lainnya bisa terbengkalai. Belum lagi pola terorisme yang berubah seperti melibatkan anggota keluarga dan melebur dengan masyarakat.
Kondisinya diperparah dengan munculnya teroris yang tidak ikut jaringan dan bergerak sendiri. Mereka hanya bermodalkan telepon genggam untuk mempelajari ideologi para teroris lewat media sosial.
Untuk itu kerja sama dengan lembaga lain menjadi penting. "Polri berharap ada kerja sama yang baik dengan TNI, BNPT, BIN, pemerintah daerah, tokoh agama, masyarakat dan semua stakeholders terkait," katanya.
Untuk kerja sama dengan TNI, misalnya, Polri tengah menunggu hasil revisi UU Terorisme. Meskipun sebelumya penangkapan teroris sudah melibatkan Kopassus.
Baca: Menhan Ryamizard Minta RUU Terorisme Segera Disahkan
Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Keamanan Mayor Jenderal Muhammad Nakir mengatakan penanganan teroris idealnya dianggap sebagai gerakan nasional. "Kalau semua bergerak tentu hasilnya akan bagus," kata dia. Dia berharap DPR bisa segera megesahkan revisi UU Terorisme.
Khusus untuk masyarakat, Polri meminta agar fungsi keamanan hingga tingkat RT kembali digalakkan kembali. Salah satunya program wajib lapor jika ada orang yang berkunjung ke daerah tersebut. Harapannya, pendataan ini bisa membantu kepolisian mendeteksi secara dini ancaman teror.