Aksi Refleksi 20 Tahun Reformasi: Enam Agenda Belum Tuntas

Selasa, 22 Mei 2018 06:33 WIB

Sejumlah massa yang berasal dari berbagai elemen masyarakat melakukan aksi Refleksi #20TahunReformasi di depan Istana Negara, Jakarta, 21 Mei 2018. Aksi ini digelar oleh Panitia Bersama #20TahunReformasi dalam rangka memperingati 20 tahun usia Reformasi di Indonesia. Dalam aksi tersebut, mereka kembali menyatakan sikap tentang penuntasan kasus HAM yang seutuhnya di era demokrasi ini. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah elemen dan organisasi masyarakat yang tergabung dalam Panitia Bersama #20TahunReformasi menyatakan reformasi gagal dilaksanakan dengan sempurna dalam dua dekade ini. Enam agenda reformasi disebut belum tuntas.

Anggota Panitia Bersama, Alghiffary Aqsa, menyatakan hambatan utama penuntasan amanat reformasi terletak pada struktur politik di Indonesia. "Strukturnya masih diisi orang-orang yang terkait dengan Orde Baru atau yang berwatak Orde Baru," ujarnya di Monumen Nasional, Jakarta pada Senin, 21 Mei 2018. Struktur politik yang dimaksud adalah orang, institusi atau elit politik yang ada saat ini.

Buktinya, kata Alghiffary, terlihat dari pejabat di pemerintahan saat ini. Presiden Joko Widodo bahkan memberi kursi untuk orang yang diduga melakukan pelanggaran HAM.

Baca: Masih di Akmil Saat Reformasi, AHY: Saat Melihat Kami Tahan Nafas

Kondisi tersebut, menurut Alghiffary, tak memungkinkan agenda reformasi yang pertama, yaitu mengadili Presiden Soeharto dan kroninya, tak bisa terwujud. Presiden kedua Indonesia itu tak pernah diadili hingga tuntas lantaran terganjal pernyataan sakit permanen lalu meninggal dunia. Keluarganya kini bahkan mendirikan dua partai politik.

Advertising
Advertising

Pelaku pelanggaran HAM lainnya juga tidak sempat diadili. Mereka dinilai masih menikmati impunitas setelah 20 tahun berlalu.

Alghiffary mengatakan, supremasi hukum setelah reformasi juga tak berjalan dengan baik. Hukum dinilai tajam ke bawah dan tumpul ke atas karena adanya jual beli perkara di lembaga penegak hukum. Pekerjaan yang terbengkalai menumpuk, seperti berkas penyelidikan Komnas HAM menggantung selama belasan tahun di Kejaksaan Agung.

Baca: SBY: Reformasi Bisa Terjadi Lagi, Jika 4 Amanah Tak Dijalankan

Meski begitu, Indonesia patut bersyukur reformasi memiliki substansi hukum yang bagus seperti amandemen Undang-Undang Dasar hingga pembuatan institusi yang berkaitan dengan perlindungan HAM. Namun Alghiffary mencatat ada kecenderungan kemunduran dengan terbitnya sejumlah beleid seperti UU ITE dan Perpu Ormas. Belum lagi saat ini tengah ada revisi UU Antiterorisme yang melibatkan kembali tentara dalam pemberantasan terorisme.

Alghiffary mengatakan revisi aturan itu dinilai bisa memupuskan tuntutan untuk mencabut dwifungsi ABRI saat reformasi. "Saat ini TNI justru bukan dwifungsi lagi tapi manunggal. Seluruh aspek ingin dikuasai militer," ujarnya. Dia menyebut sejumlah nota kesepahaman TNI dengan kementerian dan lembaga, mulai untuk menjaga keamanan hingga penyuluh pertanian.

Agenda lainnya yang juga belum tuntas adalah pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Tindak pidana korupsi masih merajalela. Generasi mudah pemegang kekuasaan di berbagai tingkat bahkan ikut terjangkit. Otonomi daerah yang diharapkan dilakukan seluas-luasnya justru memunculkan raja kecil di daerah. Tak sedikit yang tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada akhirnya.

Baca: BJ Habibie: Reformasi Sesuai Rencana, Tapi Sasarannya Masih Jauh

Berita terkait

58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

52 hari lalu

58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

Pada 12 Maret 1966, MPRS menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden pada 12 Maret 1967. Ini menandai berakhirnya kekuasaan Sukarno, berganti Orde Baru

Baca Selengkapnya

Reformasi Penyelesaian Sengketa Perjanjian Investasi Dibahas di Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO

59 hari lalu

Reformasi Penyelesaian Sengketa Perjanjian Investasi Dibahas di Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO

Kemendag menyebut dalam Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO membahas soal penyelesaian sengketa perjanjian investasi maupun banding.

Baca Selengkapnya

Solihin GP Berpulang, Menjadi Gubernur Jawa Barat di Usia 44 Tahun

59 hari lalu

Solihin GP Berpulang, Menjadi Gubernur Jawa Barat di Usia 44 Tahun

Selain sempat menjadi orang kepercayaan Soeharto, Solihin GP berperan dalam Agresi Militer Belanda pada 1947. Ini karier militer dan politiknya.

Baca Selengkapnya

Muncul Petisi Jogja: Ingatkan Jokowi hingga Dukung Hak Angket DPR Selidiki Indikasi Pemilu Curang

59 hari lalu

Muncul Petisi Jogja: Ingatkan Jokowi hingga Dukung Hak Angket DPR Selidiki Indikasi Pemilu Curang

Aksi unjuk rasa di Nol KM Jogja mendukung hak angket DPR untuk selidiki indikasi kecurangan pemilu. Berikut 3poin Petisi Jogja.

Baca Selengkapnya

Prabowo akan Naik Pangkat jadi Jenderal TNI, Ayah Korban Penghilangan Paksa: Kecewa Banget

28 Februari 2024

Prabowo akan Naik Pangkat jadi Jenderal TNI, Ayah Korban Penghilangan Paksa: Kecewa Banget

Presiden Jokowi bakal memberikan kenaikan pangkat kehormatan Jenderal TNI kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada Rabu, 28 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

19 Februari 2024

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Desak Komnas HAM kembali Periksa Prabowo yang Akui Kejar Aktivis 98

13 Februari 2024

Koalisi Masyarakat Sipil Desak Komnas HAM kembali Periksa Prabowo yang Akui Kejar Aktivis 98

Koalisi Masyarakat Sipil mendesak Komnas HAM untuk kembali memeriksa Prabowo Subianto dalam kasus penghilangan paksa aktivis 97-98.

Baca Selengkapnya

Kunjungi Paus Fransiskus, Presiden Argentina Bawakan Kue Kering dan Biskuit

12 Februari 2024

Kunjungi Paus Fransiskus, Presiden Argentina Bawakan Kue Kering dan Biskuit

Presiden Argentina Javier Milei membawa kue kering, biskuit dan hadiah-hadiah favorit Paus Fransiskus untuk memperbaiki hubungan

Baca Selengkapnya

Aksi Gejayan Memanggil Selamatkan Demokrasi: Jangan Diam, Lawan!

12 Februari 2024

Aksi Gejayan Memanggil Selamatkan Demokrasi: Jangan Diam, Lawan!

Hari ini, Senin, 12 Februari 2024, aksi Gejayan Memanggil hadir lagi di Yogyakarta. Berbagai kritik muncul, termasuk menjaga pemilu dari kecurangan.

Baca Selengkapnya

Sivitas Akademika Universitas Trisakti Kritik Jokowi Soal Etika dan Lahirnya Tirani, Berikut Sejarah Universitas Reformasi

11 Februari 2024

Sivitas Akademika Universitas Trisakti Kritik Jokowi Soal Etika dan Lahirnya Tirani, Berikut Sejarah Universitas Reformasi

Guru besar dan sivitas akademika Universitas Trisakti turun ke jalan kritisi Jokowi. Berikut sejarah universitas yang identik dengan gerakan reformasi

Baca Selengkapnya