Fadli Zon Menilai Rilis 200 Nama Penceramah Kemenag Cacat Metode

Reporter

Imam Hamdi

Minggu, 20 Mei 2018 13:06 WIB

Wakil Ketua DPR RI Bidang Politik dan Keamanan, Fadli Zon saat memberikan sambutan kepada ribuan umat muslim yang hadir dalam perayaan Maulid Agung dan Reuni Alumni 212 di silang Monas, Jakarta, 2 Desember 2017. Tahun lalu, Aksi Bela Islam 212 digelar guna menuntut dijebloskannya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ke penjara lantaran dinilai melecehkan surat Al-Maidah ayat 51. Tempo/ Ilham Fikri

TEMPO.CO, Jakarta – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon mengatakan langkah Kementerian Agama (Kemenag) yang merilis 200 mubalig atau penceramah yang direkomendasikan pemerintah sebagai kebijakan yang cacat secara metode. “Jangankan untuk level Indonesia, di Jakarta saja yang memiliki ribuan masjid, musala dan majelis taklim ada ribuan ustad dan mubalig di sana,” cuit Fadli di akun Twitter-nya @fadlizon, Ahad, 20 Mei 2018.

Fadli khawatir rilis 200 penceramah yang dikeluarkan Kemenag akan menguatkan segregasi atau pemisahan kelompok ras atau etnis secara paksa, yang ada di tengah masyarakat. Di tengah pluralitas pemahaman dan keyakinan agama yang ada di tengah masyarakat muslim Indonesia, kata dia, Kemenag mestinya menjadi moderator yang baik.

Baca: Kemenag Daftar 200 Penceramah, MUI Sebut Masyarakat Sudah Cerdas

Menurut Fadli mengeluarkan 200 daftar nama mubalig yang direkomendasikan dari penduduk lebih dari 200 juta umat muslim di Indonesia bukanlah kebijakan yang mudah diterima. “Katakanlah jumlah mubalig atau ulama sekitar 5 persen dari populasi muslim yang 200 juta. Maka jumlahnya ada sekitar 10 juta orang. Bagaimana Kemenag mengeluarkan rilis 200 nama dari 10 juta orang tadi? Bagaimana menyaringnya?” tanya Fadli.

Fadli menuturkan publik bisa berbalik mencurigai daftar penceramah itu sebagai bagian dari sensor terhadap para ulama yang tidak sehaluan dengan pemerintah. Apalagi, kata dia, dalam daftar tersebut tidak tercantum nama mubalig terkemuka yang dikenal kritis terhadap pemerintah. “Kebijakan semacam ini hanya akan kian mengeraskan segregasi yang ada di tengah masyarakat.”

Jika pemerintah ingin membidik penceramah yang menyusupkan paham-paham radikalisme atau intoleransi dalam ceramahnya, mestinya yang bersangkutan dibidik saja langsung menggunakan perangkat hukum yang berlaku. Namun, jerat hukum pun menjadi pilihan terakhir pemerintah. Pilihan pertama yang mestinya tetap dilakukan adalah merangkul dan membangun dialog.

Simak: Tak Masuk Daftar 200 Mubalig Kemenag, Ini Kata Ustaz Abdul Somad

Fadli menuturkan jangan sampai kebijakan ini menimbulkan kesan bahwa semua pihak yang berseberangan dengan pemerintah kemudain dianggap sebagai orang yang radikal dan intoleran. “Framing semacam itu berbahaya karena akan memperuncing konflik dan bukannya membangun dialog, rekonsiliasi dan saling pengertian,” ucapnya.

Menurut politikus Gerindra tersebut, lebih baik masalah seperti ini dikembalikan kepada lembaga-lembaga seperti Majelis Ulama Indoneisa, atau Dewan Masjid Indonesia. Sebab, Kemenag sebagai lembaga pemerintah mesti bisa berdiri di atas semua golongan dan kepentingan. “Jangan sampai Kemenag terjebak pada kepentingan politik jangka pendek pemerintah,” ucapnya.

Berita terkait

Fadli Zon Dorong Perdamaian Myanmar

40 hari lalu

Fadli Zon Dorong Perdamaian Myanmar

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, memimpin pertemuan bilateral yang penting dengan Delegasi Parlemen Myanmar dalam Pengasingan di Sidang Parlemen Dunia (IPU) di Jenewa, Swiss.

Baca Selengkapnya

Delegasi BKSAP DPR Jadi Pemantau Pemilihan Presiden Rusia

49 hari lalu

Delegasi BKSAP DPR Jadi Pemantau Pemilihan Presiden Rusia

Ketua BKSAP DPR RI Fadli Zon menjadi Observer Internasional Pemilu Presiden Rusia 15-17 Maret 2024 di Moskow

Baca Selengkapnya

Real Count KPU Sementara: Ravindra Airlangga Ungguli Fadli Zon dan Adian Napitupulu

17 Februari 2024

Real Count KPU Sementara: Ravindra Airlangga Ungguli Fadli Zon dan Adian Napitupulu

Ravindra Airlangga mengungguli Fadli Zon dan Adian Napitulu dalam real count KPU sementara untuk Dapil Jabar V. Berikut perolehan suara sementaranya.

Baca Selengkapnya

DPR dan Tempo Beri Tips agar Pemilih Muda Bijak Memilih

13 Februari 2024

DPR dan Tempo Beri Tips agar Pemilih Muda Bijak Memilih

Pendidikan atau literasi politik dicanangkan agar para pemilih muda bisa lebih bijak memilih.

Baca Selengkapnya

Fadli Zon Sebut IKN Bernilai Strategis, Bakal jadi Superhub Berdaya Saing dan Inovatif

21 Januari 2024

Fadli Zon Sebut IKN Bernilai Strategis, Bakal jadi Superhub Berdaya Saing dan Inovatif

Ketua Umum HKTI Fadli Zon menyebutkan Ibu Kota Nusantara (IKN) di di Kalimantan Timur bernilai strategis.

Baca Selengkapnya

Dicari 500 Penceramah untuk Dikirim ke Daerah 3T Selama Ramadan

13 Januari 2024

Dicari 500 Penceramah untuk Dikirim ke Daerah 3T Selama Ramadan

Pengiriman penceramah ke daerah 3T merupakan kegiatan yang telah dilaksanakan selama dua tahun terakhir oleh Kemenag.

Baca Selengkapnya

Hadiri Aksi Bela Palestina, Fadli Zon Singgung Standar Ganda Negara-Negara G20

5 November 2023

Hadiri Aksi Bela Palestina, Fadli Zon Singgung Standar Ganda Negara-Negara G20

Fadli Zon menyebut negara-negara G20 munafik dalam Aksi Bela Palestina.

Baca Selengkapnya

Prabowo Subianto dan Gibran Jalani Tes Kesehatan Besok, Fadli Zon: Sehat Jasmani dan Rohani

25 Oktober 2023

Prabowo Subianto dan Gibran Jalani Tes Kesehatan Besok, Fadli Zon: Sehat Jasmani dan Rohani

Fadli Zon memastikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka siap menjalani tes kesehatan besok.

Baca Selengkapnya

Fadli Zon Temui Dubes Palestina di DPR, Sebut Adanya Pelanggaran Nyata oleh Israel

10 Oktober 2023

Fadli Zon Temui Dubes Palestina di DPR, Sebut Adanya Pelanggaran Nyata oleh Israel

Fadli Zon berbicara soal eskalasi konflik Palestina vs Israel, mengatakan adanya pelanggaran nyata oleh Israel.

Baca Selengkapnya

Tak Mau Jadi Rempang Kedua, Warga Rumpin Mengadu ke Fadli Zon soal Konflik dengan TNI

9 Oktober 2023

Tak Mau Jadi Rempang Kedua, Warga Rumpin Mengadu ke Fadli Zon soal Konflik dengan TNI

Selama bertahun-tahun warga Desa Sukamulya, Rumpin, Bogor terlibat konflik lahan dengan TNI AU

Baca Selengkapnya