KPAI Miris Setelah Menjenguk Anak-anak Terduga Teroris

Rabu, 16 Mei 2018 22:21 WIB

Warga berkumpul di sekitar lokasi rumah kontrakan pelaku bom bunuh diri Polrestabes Surabaya, saat dilakukan penggeledahan, di Tambak Medokan Ayu, Surabaya, Jawa Timur, 15 Mei 2018. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Surabaya - Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI bersama Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mendatangi anak-anak terduga pelaku teror bom Surabaya dan Sidoarjo di Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah Jawa Timur, Rabu, 16 Mei 2018.

"Kami dari KPAI datang ke sini ingin memastikan kondisi seperti apa korban maupun anak yang dilibatkan dari aksi bom bunuh diri oleh orangtuanya," kata Ketua KPAI, Susanto, kepada wartawan setelah menjenguk mereka.

Baca: KPAI Siap Dampingi Anak Terduga Teroris yang Selamat

Susanto mengatakan empat dari mereka kondisinya relatif baik. Namun rombongan KPAI tak bisa semuanya berkomunikasi dengan mereka. "Harus kami tanya mau nyaman komunikasi dengan siapa. Sama laki-laki atau perempuan," katanya.

Susanto mengaku miris dengan kasus ini. Sebab, menurut dia, pola infiltrasi paham radikalisme telah berubah. Bila dulu melalui guru dan teman sebaya, kata dia, saat ini melalui pola pengasuhan. "Ini sebuah kejahatan yang serius," katanya.

Karena itu, menurut dia, kasus ini perlu diberikan penanganan secara khusus dan komperensif yang melibatkan pelbagai pihak. KPAI, kata dia, siap memberikan pendampingan sampai mereka di serahkan kepada keluarga yang tepat.

Simak: Tri Rismaharini: Cita-cita Anak Pelaku Bom di Surabaya Tak Lumrah

Adapun LPSK siap memberikan perlindungan kepada anak-anak terduga teroris. LPSK akan memberikan bantuan untuk korban cedera dan memberikan santunan untuk keluarga korban. "Terorisme jadi prioritas LPSK," kata Wakil Ketua LPSK Hasto Atmojo.

Ada tujuh anak terduga teroris yang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara. Mereka adalah AIS, 8 tahun, anak dari pasangan Tri Murtiono dan Tri Ernawati, terduga pelaku bom bunuh diri di Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Senin, 14 Mei 2018.

Lihat: KPAI: Ada 3 Alasan Pelaku Bom Bunuh Diri Ajak Anak dan Perempuan

Selanjutnya AR, 15 tahun, FP (11), dan GHA (11), tiga anak dari keluarga pasangan Anton Ferdiantono dan Puspita Sari, terduga teroris yang tewas setelah bom yang mereka miliki meledak di kamar mereka di Rusunawa Wonocolo, Taman, Sidoarjo.

Berikutnya adalah DNS (14), AISP (10), dan HA (6), anak dari terduga teroris Deny Sulistiantono yang terpaksa ditembak mati karena melawan anggota di Jalan Sikatan IV, Kecamatan Tandes, Surabaya, Selasa kemarin, 15 Mei 2018.

NUR HADI

Berita terkait

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

10 hari lalu

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

Israel meningkatkan tuduhannya pada Maret, dengan mengatakan lebih dari 450 staf UNRWA adalah anggota militer dalam kelompok teroris Gaza.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

12 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut delapan tersangka teroris itu berinisial G, BS, SK, A, MWDS, DK, H, dan RF.

Baca Selengkapnya

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

13 hari lalu

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

BNPT akan turut serta mengamankan pelaksanaan Acara Word Water Forum (WWF) ke-10 yang diselenggarakan di Bali, 18-25 Mei 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

Inggris Tolak Permintaan Israel untuk Tetapkan Garda Revolusi Iran sebagai Teroris

13 hari lalu

Inggris Tolak Permintaan Israel untuk Tetapkan Garda Revolusi Iran sebagai Teroris

Menolak menetapkan Garda Revolusi Iran sebagai teroris, David Cameron berpendapat lebih baik jika London dapat terus berkomunikasi dengan Teheran.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

14 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

Delapan terduga teroris yang sedang latihan fisik dan militer di Poso Sulteng itu disebut punya posisi strategis di Jamaah Islamiyah.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

14 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

17 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

22 hari lalu

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.

Baca Selengkapnya

Hijrah Mantan Teroris

24 hari lalu

Hijrah Mantan Teroris

Cap teroris membuat mantan terpidana kasus terorisme kesulitan berbaur di masyarakat. apa yang dilakukan?

Baca Selengkapnya

TNI Dikabarkan Kembali Pakai Istilah OPM yang Sebelumnya Disebut Teroris

25 hari lalu

TNI Dikabarkan Kembali Pakai Istilah OPM yang Sebelumnya Disebut Teroris

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dikabarkan memerintahkan jajarannya untuk mengubah penyebutan Kelompok Separatis Teroris kembali menjadi OPM

Baca Selengkapnya