SBY: Intelijen, Polisi dan TNI Diperlukan untuk Hadapi Terorisme

Reporter

M Rosseno Aji

Senin, 14 Mei 2018 08:22 WIB

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan konferensi pers terkait usulan Partai Demokrat untuk revisi UU Ormas, di Wisma Proklamasi, Jakarta, 30 Oktober 2017. Tempo/ Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan peran aparat intelijen, polisi dan TNI diperlukan dalam menanggulangi terorisme di Indonesia. SBY menyampaikan pernyataan itu terkait kejadian bom bunuh diri di Surabaya pada Ahad, 13 Mei 2018 pagi hari. Dalam peristiwa itu belasan orang termasuk pelaku tewas dan puluhan orang luka-luka.

“Dalam kaitan ini (penanggulangan terorisme), peran dari aparat intelijen, aparat kepolisian dan komando teritorial TNI amat penting,” kata dia melalui akun Youtube Suara Demokrat, Ahad, 13 Mei 2018.

Baca: Buntut Bom Surabaya, Kapolri Minta DPR Sahkan RUU Terorisme

Pelibatan TNI dalam menanggulangi aksi teorisme yang diungkapkan SBY itu selama ini masih menjadi poin krusial dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Terorisme di DPR. Poin itu menuai pro dan kontra.

Adapun Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto sependapat dengan SBY. Menurut dia, mengatakan keterlibatan TNI dalam menanggulangi terorisme diperlukan karena terorisme harus dilawan secara total.

Wiranto mengatakan di negara lain militer sudah terlibat secara utuh dalam pemberantasan terorisme. Dia pun menjamin pelibatan TNI tidak akan mengganggu penegakan hukum.

Baca: Aksi Teror Meningkat, Polri Singgung RUU Terorisme yang Mandek

Advertising
Advertising

Namun usul keterlibatan TNI dalam penganggulangan terorisme ditolak sebagian kalangan sipil. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia menilai pelibatan TNI dalam terorisme tidak mendesak karena sudah diatur dalam UU TNI. YLBHI juga menilai melibatkan TNI dalam urusan penegakan hukum seperti terorisme justru merupakan kemunduran reformasi yang telah memisahkan kepolisian dan TNI.

Sementara itu, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menilai melibatkan TNI dalam penanggulangan terorisme sama dengan mengembalikan rezim Orde Baru. KontraS menganggap masih banyak pelanggaran HAM dilakukan militer dan belum diproses.

Berita terkait

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

8 jam lalu

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan lewat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

17 jam lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

19 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

22 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

22 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

23 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

1 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional dari Masa ke Masa di Indonesia, Kapan Mulai Jadi Hari Libur Nasional?

2 hari lalu

Hari Buruh Internasional dari Masa ke Masa di Indonesia, Kapan Mulai Jadi Hari Libur Nasional?

Hari Buruh diperingati setiap tahun pada 1 Mei. Kapan pertama kali diperingati di Indonesia, kapan pula ditetapkan sebagai hari libur nasional?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

2 hari lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

3 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya