Sri Mulyani: Kepala Daerah Baru Rawan Diincar Calo Anggaran

Senin, 7 Mei 2018 23:37 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberikan keterangan pers terkait penangkapan stafnya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi di Gedung Juanda 1, Kementerian Keuangan, Jakarta, 7 Mei 2018. Tempo/Adam Prireza

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan daerah Indonesia bagian timur kerap menjadi incaran para makelar anggaran. Menurut dia, ini berlaku bagi pemerintah daerah yang baru terbentuk maupun kepala daerah yang baru terpilih.

"Ini memprihatinkan juga, daerah Indonesia bagian timur yang selama ini menjadi pusat perhatian bapak presiden, tapi mereka yang biasanya paling rawan menjadi objek para calo anggaran," tutur Sri Mulyani di Gedung Juanda 1, Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 7 Mei 2018.

Baca: Sri Mulyani Berharap KPK Bongkar Jaringan Yaya Purnomo

Menurut dia, pemerintah daerah yang baru terbentuk atau kepala daerah yang baru terpilih biasanya memiliki tradisi untuk berkunjung ke Kementerian Keuangan. Kepala daerah baru, kata dia, rawan menjadi objek para calo anggaran. "Saya menegaskan hal itu (tradisi berkunjung), tidak perlu terjadi dan kami akan melakukan edukasi terkait itu," ucap Sri Mulyani.

Ia meminta Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan aktif melakukan sosialisasi ihwal tidak perlunya bertemu pejabat Kementerian Keuangan. Terlebih lagi, kata Sri Mulyani, pada Juni 2018 mendatang akan berlangsung pemilihan kepala daerah (Pilkada) di 171 daerah Indonesia.

Advertising
Advertising

Menurut dia, hal ini sejalan dengan reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan untuk mengurangi interaksi antara kementerian/lembaga, pemerintah daerah, atau instansi lain dalam pengurusan anggaran. Dengan begitu, baik pengiriman proposal usulan anggaran maupun pembahasannya, kata Sri Mulyani, dapat dilakukan secara online.

Baca: Sri Mulyani Beberkan Tempat Transaksi Calo Anggaran di Kemenkeu

Sri Mulyani berharap melalui skema tersebut, pengambilan keputusan diterima atau tidaknya proposal tersebut dapat lebih transparan."Ini adalah sistem yang saya minta coba dibangun dan menurut Dirjen Perimbangan Keuangan mulai tahun 2018 ini (kunjungan kepala daerah) tidak ada lagi," ucap dia.

Pernyataan Sri Mulyani itu berkaitan dengan penangkapan Kepala Seksi Pengembangan Pendanaan Kawasan Perumahan dan Pemukiman Ditjen Perimbangan Keuangan Yaya Purnomo. Yaya diciduk KPK lewat operasi tangkap tangan, pada Jumat pekan lalu.

Yaya diduga terlibat dalam kasus korupsi penerimaan hadiah terkait dengan usulan dana keuangan daerah pada RAPBN Perubahan 2018. KPK menetapkan Yaya sebagai tersangka bersama anggota Komisi XI DPR Fraksi Partai Demokrat Amin Santono. Sri Mulyani pun berharap KPK membongkar jaringan Yaya Purnomo.

Berita terkait

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

18 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

21 jam lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

2 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

2 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

3 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

3 hari lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

3 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

4 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya