Jika Jokowi Lawan Prabowo di Pilpres, Cyrus: Bisa Ditebak Isunya
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Juli Hantoro
Kamis, 19 April 2018 21:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Jika pemilihan presiden 2019 yang bertanding hanya Joko Widodo atau Jokowi dan Prabowo Subianto bisa dipastikan bakal membosankan. "Kalau keadaan ini tidak berubah sampai empat bulan ke depan karena masyarakat sudah mengenal calon yang dipilih 2014," kata CEO Cyrus Network Hasan Nasbi Batupahat di Menteng, Jakarta, Kamis, 19 April 2018.
Hasan menyampaikan hal tersebut setelah merilis hasil survei Cyrus yang dilaksanakan pada 27 Maret - 3 April 2018. Dari survei Cyrus itu menunjukkan elektabilitas Jokowi dalam top of mind sebesar 58,5 persen.
Baca juga: Median: Mayoritas Masyarakat Ingin Ganti Jokowi di Pilpres 2019
Sedangkan Prabowo Subianto sebesar 21,8 persen. Menyusul di urutan ketiga, Gatot Nurmantyo meraih elektabilitas 2,0 persen. "Itu lagi dan kita sudah tebak kira-kira isunya apa," kata Hasan.
Adapun nama Hary Tanoesudibjo mendapatkan 1,1 pemilih. Menyusul di bawah Hary, Tuan Guru Bajang 0,7 persen, Susilo Bambang Yudhoyono dan Agus Harimutri Yudhoyono 0,4 persen.
Dalam elektabilitas dengan simulasi 15 nama, Jokowi tetap unggul di posisi teratas dengan perolehan 57,3 persen. Prabowo Subianto meraih 21,3 persen. Sedangkan Gatot Nurmatyo mendapatkan 3,8 persen suara. Pada posisi berikutnya Hary Tanoe dan AHY sama-sama meraih 2,4 persen suara. Di bawah keduanya ada nama Anies Baswedan yang meraih 2,0 persen. Jusuf Kalla meraih 1,9 persen suara dan Soekarwo 1,3 persen suara.
Baca juga: Agung Laksono: Jokowi dan Prabowo Tak Mungkin Bersatu di Pilpres
Sedangkan perolehan di bawah satu persen, yaitu Muhaimin Iskandar, Puan Maharani, Zulkifli Hasan, Chairul Tanjung, Budi Gunawan, Ahmad Heryawan dan Moeldoko.
Cyrus mengambil sampel 1.230 responden tersebar di 123 kelurahan desa terpilih di 34 provinsi. Tingkat kepercayaan survei Cyrus Network itu sebesar 95 persen dengan margin of error kurang lebih 3 persen.
Responden adalah penduduk Indonesia yang berumur minimal 17 tahun. Proporsi responden 50 persen laki-laki dan 50 persen perempuan. Responden terpilih itu diwawancarai secara tatap muka.