Gerindra: PAN dan PKB Akan Keluar dari Koalisi Jokowi

Reporter

Imam Hamdi

Minggu, 15 April 2018 10:23 WIB

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Presiden PKS Sohibul Iman dan Sekretaris Jenderal PAN Eddy Suparno dalam pertemuan di rumah Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 1 Maret 2018. TEMPO/Arkhelaus W.

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan Partai Amanat Nasional dan Partai Kebangkitan Bangsa akan masuk ke koalisi Gerindra. "Warna hijau dan biru," kata Arief memberi kode warna partai pemerintah yang akan bergabung ke koalisi Gerindra saat dihubungi Tempo, Sabtu, 14 April 2018.

Menurut Arief, dua partai itu akan lari dari Joko Widodo menjelang pendaftaran calon presiden. Apalagi, petinggi PAN, Amien Rais, selalu mendukung Gerindra. Sedangkan Demokrat diperkirakannya akan merapat ke kubu Joko Widodo.

Baca: Pengamat: Gerindra Deklarasi Prabowo untuk...

Sejauh ini, partai koalisi pendukung Jokowi adalah Golkar, PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Hati Nurani Rakyat, Partai NasDem, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Perindo. Sedangkan, koalisi Gerindra baru ada Partai Keadilan Sejahtera.

Menurut Arief, koalisi di kubu Jokowi banyak karena ada kecenderungan melakukan strategi penyanderaan untuk memperkuat pemerintahnya, atau melakukan macam-macam hal. Seperti Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang bermasalah saat menjadi menteri karena berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi, lalu menyanderanya.

Advertising
Advertising

Baca: Gerindra Hormati Keputusan Internal PAN Soal...

Begitu pun dengan PKB. “Muhaimin Iskandar (tersangkut kasus uang di dalam) kardus duren." Kardus durian merupakan tempat uang senilai Rp 1,5 miliar yang ditemukan petugas Komisi Pemberantasan Korupsi di kantor Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 2011. Salah satu terhukum perkara itu, Dharnawati, mengatakan ada imbalan 10 persen dari nilai proyek untuk Kementerian Tenaga Kerja.

Pada 25 Agustus 2011, KPK mencokok Sekretaris Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi I Nyoman Suisnaya dan anak buahnya, bekas Kepala Bagian Perencanaan dan Evaluasi Program Kemenakertrans Dadong Irbarelawan. Dua anak buah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar itu diduga menerima suap Rp 1,5 miliar dari pengusaha Dharnawati terkait dengan program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Transmigrasi (PPIDT). Dharnawati, kuasa direksi PT Alam Jaya Papua, juga dihukum.

Simak: Gerindra Klaim Koalisi untuk Prabowo Beres

Dadong Irbarelawan membuat pengakuan yang memojokkan Muhaimin Iskandar. Dia mengatakan imbalan dari Dharnawati sebesar Rp 1,5 miliar diduga memang akan diberikan kepada Muhaimin.

Dadong, saat pemeriksaan terdakwa dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada 2012, menyebutkan beberapa fakta tentang keterlibatan Muhaimin. Pada Mei 2011, Nyoman memanggil Dadong ke ruangannya. Di dalam ruangan sudah ada Dharnawati dan Dhany S. Nawawi, mantan Staf Khusus Presiden Bagian Tim Penilai Akhir.

Berita terkait

5 Dosa Politik Taufik pada Prabowo Subianto dan Partai Gerindra

8 Juni 2022

5 Dosa Politik Taufik pada Prabowo Subianto dan Partai Gerindra

Politikus senior M Taufik dipecat dari Gerindra karena dinilai telah membuat dosa politik dan pembangkangan pada partai dan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Gerindra Berkukuh Dorong Prabowo Nyapres Lagi di Pilpres 2024

8 Juni 2022

Gerindra Berkukuh Dorong Prabowo Nyapres Lagi di Pilpres 2024

Politisi Partai Gerindra menegaskan partainya tetap kukuh mendorong Ketua Umum Prabowo Subianto maju kembali sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Riza Patria Akan Patuh Keputusan DPP Gerindra Soal Pemecatan Taufik

8 Juni 2022

Riza Patria Akan Patuh Keputusan DPP Gerindra Soal Pemecatan Taufik

Pemecatan resmi Muhammad Taufik bakal ditentukan DPP Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Taufik Akan Pindah ke Partai Berideologi Nasionalis setelah Dipecat Gerindra

7 Juni 2022

Taufik Akan Pindah ke Partai Berideologi Nasionalis setelah Dipecat Gerindra

Politikus senior Gerindra Muhammad Taufik mengatakan jika harus bergeser, maka akan mencari partai yang nasionalis.

Baca Selengkapnya

Gerindra Jakarta: Pemecatan M Taufik Baru Rekomendasi, Belum Diputuskan

7 Juni 2022

Gerindra Jakarta: Pemecatan M Taufik Baru Rekomendasi, Belum Diputuskan

Ahmad Riza Patria mengungkapkan, pemecatan M Taufik dari partai barurekomendasi dari Majelis Kehormatan Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Taufik, Akan Mundur dari Gerindra Demi Anies Baswedan Jadi Capres

2 Juni 2022

Kontroversi Taufik, Akan Mundur dari Gerindra Demi Anies Baswedan Jadi Capres

Politikus senior Partai Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik akan mundur dari partainya demi bisa mendukung Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya

Hadiri Pelantikan Penggantinya, Taufik Gerindra: Enggak Ada yang Istimewa

2 Juni 2022

Hadiri Pelantikan Penggantinya, Taufik Gerindra: Enggak Ada yang Istimewa

Mohamad Taufik dari Partai Gerindra menyatakan penggantiannya dari kursi Wakil Ketua DPRD DKI sebagai hal biasa.

Baca Selengkapnya

Prabowo Subianto Siapkan Sikap Politik terhadap Jokowi-Maruf

9 Oktober 2019

Prabowo Subianto Siapkan Sikap Politik terhadap Jokowi-Maruf

Sikap Prabowo Subianto akan disampaikan saat Rakernas Partai Gerindra 17 Oktober 2019.

Baca Selengkapnya

Mulan Jameela Gugat Gerindra, Peserta Sidang Belum Komplit

22 Juli 2019

Mulan Jameela Gugat Gerindra, Peserta Sidang Belum Komplit

Persidangan gugatan kader Partai Gerindra, termasuk penyanyi Mulan Jameela, sebelumnya ditunda.

Baca Selengkapnya

Cawagub DKI, PKS-Gerindra Setor Nama ke Anies 11 Februari 2019

21 Januari 2019

Cawagub DKI, PKS-Gerindra Setor Nama ke Anies 11 Februari 2019

PKS dan Gerindra sepakat akan menyedorkan dua nama cawagub DKI kepada Gubernur Anies Baswedan pada 11 Februari 2019.

Baca Selengkapnya